Plurk: Sistem Karma Yang Efektif

Plurk: Sistem Karma Yang Efektif

Plurk adalah layanan micro-blogging/lifestreaming yang sangat populer di kalangan pengguna internet Indonesia. Saya sendiri baru ikutan kurang lebih 1 bulan (dan belum mencapai Nirvana), namun ada beberapa hal yang menarik perhatian saya, terutama dalam hal membangun suatu aplikasi.

Selain terasa ‘ringan’ dalam hal pemakaian, Plurk termasuk sukses mengadaptasi User Interface yang menawan dan gampang digunakan. Namun hal yang paling penting adalah bagaimana cara Plurk mengadosi sistem Karma secara efektif.

Segmentasi Tingkatan Pengguna (User Level)

Langkah pertama adalah membagi tingkatan pengguna (user level) menjadi beberapa level, dengan tujuan akhir untuk mencapai Nirvana. Sebagai pengguna baru tentunya ada rasa penasaran apa sih itu level Nirvana?

Pemberian Poin Untuk Tingkah Laku Positif

Plurk sengaja membeberkan beberapa cara untuk mendapatkan poin, salah satunya rajin absen dan beraktivitas, termasuk memperbaharui profil dan mengundang teman untuk ikutan Plurk (baca: marketing). Hal2 tersebut tentunya membuat Plurk jadi semakin ramai dikunjungi dan menaikan level kesuksesan Plurk.

Negatif Karma Untuk Mengontrol Komunitas

Bila anda sudah lama berkecimpung di dunia sosial maya, tentunya telah cukup berpengalaman dengan ajakan berteman oleh orang2 yang tidak dikenal. Sekali2 mungkin masih bisa ditoleransi, namun lama kelamaan menjadi menyebalkan dan menggangu. Untuk masalah ini Plurk memanfaatkan sistem Karma-nya, dengan mengurangi nilai karmanya bila ajakan berteman ditolak.

Fitur Ekstra Sesuai User Level

Tidak semua fitur lengkap disuguhkan di awal layanan bagi pengguna baru. Pada dasarnya, pengguna harus bekerja keras untuk menikmati fitur khusus seperti custom background atau emoticon tambahan.

eBay termasuk salah satu web service yang telah mengadopsi sistem Karma ini, dengan user feedback-nya. Beberapa forum diskusi juga melakukan segmentasi pengguna untuk menandai kontributor2. Namun Plurk merupakan salah satu layanan yang sukses memanfaatkannya secara efektif, termasuk untuk beberapa keperluan seperti mengontrol komunitas dan pemasaran. Tidak ada salahnya khan, bila anda mempertimbangkan faktor2 di atas dalam merancang sistem aplikasi anda?

Bagi pengguna yang telah mencapai Nirvana, apa masih lanjut?

PS: NavinoT mengajak para pembaca untuk bergabung dengan Ivan & Toni di Plurk. Ikutan yuk!

15 thoughts on “Plurk: Sistem Karma Yang Efektif

  1. satu lagi yg luput dibahas, manusia itu cenderung suka tuk dihargai, karma adalah alat bagi plurk untuk menghargai pelanggannya

  2. efektif? I wouldn’t say that. Karena sistem karma ini saya liat orang-orang jadi semakin banyak reply sampah. Ya sampah as in one liner, reply ga nyambung, replying for the sake of replying dan yada yada

    but hey, just my opinion, millions of other people are loving plurk.

  3. @Adit – Betul, rasanya itu yang saya maksud juga dengan Karma Positif.

    @Anima – Kalo reply kualitas sampah memang bukan tugas Karma sih. Tapi yang saya maksud adalah Plurk menggunakan sistem karma untuk berbagai keperluan, termasuk untuk tidak asal tambah teman (bisa2 ditolak) atau kepentingan marketing (referral). Tidak seperti eBay punya, yang hanya meyakinkan pembeli dengan feedback score.

    @Herman – Kayaknya udah tiap hari khan, kalo terus refresh apa ga capek tuh backend-nya …?

  4. Saya rasa keberhasilan sebuah layanan, termasuk Plurk, sangat tergantung kepada komunitasnya.

    Sayangnya, Plurk terlihat terperangkap dalam hal yang sebenarnya adalah terobosan jenius : sistem karmanya. Walaupun sistem karmanya sendiri ( per se ) memang adalah sebuah tool yang inovatif, namun terlalu banyak penggunanya yang pada akhirnya membuat Plurk menjadi suatu komunitas yang cenderung ( not totally ) membicarakan hal-hal yang “asal bunyi” dan idle.

    Saya separuh setuju dengan anima, dengan satu penekanan : bukan Plurk-nya yang salah, tapi its blessing is its curse. Yang terjadi adalah banyak omongan yang tidak jelas hanya untuk mendapatkan karma. Such users are what give Plurk its bad name..

  5. Adalah keren untuk mengetahui bahwa kita tanpa sadar telah “dimainkan”oleh Plurk. Inilah adalah sisi menarik software engineering. Tidak selalu teknis. If only we want to look closer.

    BTW, game adalah salah satu unsur penting dalam aplikasi sosial. Tulisan ini mengingatkan saya akan developer.yahoo.com/ypatterns yang membahas UI pattern untuk pola-pola kompetisi dalam aplikasi web.

  6. hehe..aku ikutan di plurk..
    untuk karma nya benernya ndak terlalu ngefek,
    tapi lucu juga..karena itu bagian dari reward nya kita.
    meskipun setelah mencapai nirvana, ngga ada lagi tambahan reward hoho…

    sampe skarang masi ngeplurk jg meskipun dah sampe di nirvana, karena disitu masi bisa ketemu dg org2 yang nggak asal update status..bisa update informasi. hehe…

    anyway, sekedar sharing karena aku jg pernah nulis ttg plurk meskipun dari sisi yang berbeda di http://my-teshuva.blogspot.com/2009/07/life-vs-plurk.html

Comments are closed.

Comments are closed.