Takut Mengambil Resiko?

Takut Mengambil Resiko?

Melanjutkan artikel saya sebelumnya tentang cara berpikir yang lebih luas, tampaknya rasa takut masih menjadi momok yang menghantui kita untuk melangkah lebih jauh. Perasaan yang sama juga sempat menghampiri di kala menghadapi jalan buntu, yang akhirnya malah menjadi beban pikiran. Lalu bagaimana cara mengatasinya?

Saya bukanlah seorang yang sukses dengan sederetan reputasi dan prestasi, tapi berikut ini adalah beberapa hal yang saya pelajari untuk melawan rasa takut.

Resiko yang Diperhitungkan, Bukan Judi
Bila keputusan yang diambil didasari oleh banyak faktor yang bisa dipertimbangkan, maka keputusan tersebut bukanlah suatu perjudian. Melainkan adalah sebuah resiko yang telah diperhitungkan, dan tentunya dengan harapan sukses yang lebih besar.

It was Ford, then GM, and now Toyota
Sebagai penggemar otomotif, saya sering mengikuti perkembangannya, termasuk jumlah penjualan. Ford memang dikenal sebagai pelopor industry otomotif dengan metode assembly line-nya. Namun setelah sekian lama, General Motors lah yang memimpin penjualan di Amerika Serikat, tapi menurut berita penjualan terkahir Toyota-lah yang menjadi nomor satu. Meskipun didahului, bukan berarti ketinggalan, meskipun butuh berabad-abad.

Gunakanlah Kelinci Percobaan
Bila ada lawan yang memasuki suatu pasar terlebih dahulu, maka ini adalah keuntungan kita untuk bisa mengamati dan mempelajari kesuksesan, termasuk kegagalan.

Pertimbangkan Faktor Cadangan
Bila anda mempunya asset senilai 10 Rupiah, anda tidak perlu menginvestasikan semua asset anda sekaligus. Tapi gunakanlah sebagian saja, bila memang gagal, masih ada cadangan untuk menyambung hidup.

Kerja Sampingan
Banyak usaha yang dibuahkan dari pekerjaan sampingan, yang akhirnya menggantikan profesi utama.

Membentuk Kerjasama
Kita bukan Super Human yang mampu melakukan segala hal, maka bergabunglah membentuk tim untuk bekerjasama dengan kemampuan yang saling melengkapi.

Anda Pasti Belajar Sesuatu
Peduli itu kesuksesan atau kegagalan, anda pasti akan belajar suatu yang baru. Suatu yang tidak ternilai harganya, yang tidak bisa diperoleh lewat buku atau bangku sekolah/kuliah.

100% Gagal vs. 50% Sukses
Dengan puluhan ide di kepala kita, kadang kita bingung mau menjalankan yang mana. Mau melakukan, tapi takut gagal. Jika tidak dilakukan, maka sudah 100% gagal. Bila dilakukan, setidaknya persentasi kesuksesan naik jadi 50%.

Semoga tips2 di atas bisa menjadi pertimbangan untuk mengurangi rasa takut. Apakah rasa takut masih merupakan suatu faktor? Silahkan direnungi, selagi kitakita mempersiapkan topik untuk seusai lebaran.

Jangan lupa untuk kembali ke artikel sebelumnya, dan berbagi tentang apa cita-cita atau impianmu.

7 thoughts on “Takut Mengambil Resiko?

  1. “Resiko yang Diperhitungkan, Bukan Judi”

    Terkadang kenyataannya seringkali pertimbangan judi lebih besar daripada resiko yang diperhitungkan 😀

  2. 100% Gagal vs. 50%Sukses
    Hmmmmm saya tertegun setelah membaca tips ini… Kebanyakan orang takut gagal sebelum mencoba, termasuk saya juga, cuma setelah membaca tips ini, ya betul juga tidak ada salahnya utk takut mencoba, toh segala sesuatu pasti ada resikonya.

  3. weleh.. gw suka bgt nih article yg ini.. terutama yg 100% Gagal vs. 50% Sukses mungkin emang mesti start dulu kali ya baru bisa berhasil. hehehehe..

Comments are closed.

Comments are closed.