Tren dan Evolusi Blogging

Tren dan Evolusi Blogging

Kehadiran Indonesia secara dominan di blogosphere merupakan suatu kejutan, mengingat penetrasi pengguna internet di Indonesia kurang lebih hanya 10%. Tidak berbeda jauh dengan dunia barat, blogging di Indonesia boleh dibilang hanya sebuah tren saja. Apakah blogging di Indonesia akan terus berlanjut? Atau bakalan mati sesuai ungkapan Rama dan Andry?

Pada dasarnya Blog adalah sebuah piranti penerbitan yang relatif mudah digunakan, minim dana operasional, dan yang paling penting – bisa dimonetisasi. Begitulah anggapan dari sekelompok orang yang berusaha mengeruk dollar lewat internet, atau istilah kerennya “Bisnis Internet“. Ibarat Multi-Level Marketing (MLM), monetisasi lewat blog mulanya menjadi sangat marak dan ditambah lagi layanan Google AdSense yang membuka peluang bagi khayalak umum untuk memperoleh penghasilan lewat internet.

Namun usaha ini tampaknya tidak selalu mudah dan butuh jerih payah yang lumayan. Hanya segelintir orang saja yang terbilang sukses dan tentunya banyak juga yang kecewa. Korbanpun jatuh berguguran meninggalkan dunia blog, setidaknya “bisnis internet”. Begitulah kira2 pengamatan saya tentang dunia blog Indonesia yang penuh dengan tujuan monetisasi. Memang aktifitas blogging jadi lebih menyenangkan bila ada imbalan.

Di sisi lain, para pelaku IT juga merupakan komunitas penting dalam pesatnya perkembangan dunia blogging Indonesia. Karena kalangan ini dikenal sebagai komunitas yang paling cepat menyerap tren internet terbaru. Meskipun tidak didominasi oleh tujuan monetisasi, komunitas ini lebih memilih blog sebagai media untuk berbagi, sesuai dengan fungsi utamanya.

Kehadiran layanan Microblogging, seperti Plurk atau Twitter, membuat blog tidak menarik lagi. Karena dengan microblogging, seseorang bisa melakukan publikasi secara cepat, seperti blog, tapi lebih gampang. Suatu yang lebih cocok bagi para pelaku IT dan pengguna lainnya yang gagal dalam usaha monetisasi, atau mungkin hanya ingin berbagi. Lalu blogging sendiri bagaimana di kemudian hari?

Blog dengan fiturnya yang lebih lengkap, dan terkesan lebih serius, telah berubah secara perlahan dan menjadi semakin canggih. Bandingkan layanan WordPress yang sekarang dengan versi awalnya, sangatlah jauh berbeda. Kehadiran blog akan tetap didominasi oleh para pengguna serius (profesional), yang tidak cukup untuk berekspresi dengan batasan 140 karakter.

Perkembangan fungsi dan fitur blog untuk menata materi malah telah menggeser kehadiran Content Management System (CMS) yang boleh dibilang lebih rumit. Asumsi ini diperkuat dengan sifat blog yang lebih mengarah ke komunitas.

Blog2 yang mulanya berdiri sendiri jadi semakin berkembang dan menjadi lebih profesional, entah dalam hal kinerja, tampilan, atau kualitas materi. Kerjasama antar sesama blog jadi lebih serius karena bukan lagi suatu usaha individual, tapi lebih bersifat organisasi yang lebih nyata, terstruktur dan terarah.

Hal ini tentunya akan menjadi ancaman serius bagi media tradisional, seperti surat kabar atau bahkan televisi. Karena anda sebagai pembaca juga bisa menyajikan berita :).

Sampai di mana evolusi anda di dunia blogging?

PS: Rama tidak pernah bilang Blog akan mati πŸ™‚

25 thoughts on “Tren dan Evolusi Blogging

  1. Jah.. pertama, saya tidak pernah bilang blog bakalan mati lhoo.. coba dibaca baek2.. wong saya yo ngeblog!
    Menurut saya, microblogging cuma pelengkap aja karena nggak mungkin semua pikiran kita dibatasi cuman 140 char. While blogging (incl. microblogging) is all about freedom, hal ini merupakan kontradiksi. Saya mau bebas mengungkapkan pendapat… tapi cuma 140 karakter :p

    Tapi diluar itu, microblogging has its own way to make me feel fine. Its fun. πŸ™‚

  2. hmmm
    kalo gw sih ngeblog dari taun 2003an
    sempet gonta ganti hosting
    secara masih gratisan
    xD
    dulu temen2 blog gw banyak banget
    tapi sekarang gag ada yang gw kenal
    saking banyaknya

    plurk memang menyenangkan
    karena kita bisa posting dimana saja dan kapan saja
    bisa berbagi info seperti kemacetan pas mudik kemaren
    atau mungkin pertanyaan seperti “sekarang yang ujan daerah mana aja ya?” secara up to date
    *dari pengalaman pribadi*

    menurut gw, blog gag akan mati selama masih ada orang-orang kayak mas Toni dan mas Ivan :p *gombal warning* xD

  3. Saya sendiri tidak pernah tertarik untuk icip2 microblogging; Selain karena batasan karakter itu tadi, menurut saya juga sifat microblogging yang cenderung lebih tertutup dibandingkan dengan blog. Well, technically microblogging seharusnya lebih bersifat sosial dengan adanya fitur ‘fans’, ‘followers’, atau ‘friends’, tapi entah kenapa bagi saya itu terasa membatasi audiens saya; seolah-olah yang baca cuma mereka dan yang nggak jadi member itu bukan pembaca.

  4. “Kehadiran layanan Microblogging, seperti Plurk atau Twitter, membuat blog tidak menarik lagi.”

    Saya sendiri tidak setuju akan hal itu, buat saya blog masih saja tetap menarik, blogging,microblogging, fastblogging adalah sebuah transformation (please ready my opinion about that on my blog here http://orangemood.wordpress.com/2008/10/11/blogging-micro-blogging-fast-blogging/ )

    Kenapa blog masih menarik? salah satu contohnya dengan blog kita bisa melakukan personal branding, personal branding tidak se-simple talk about what we are doing now like micro/fast blogging yang memang biasanya cenderung lebih fun/personal things. Personal branding membutuhkan media yang bisa menuangkan pikiran dan mencerminkan kurang lebihnya si empunya blog.

    Mengenai monetize dari blog, itulah keadaannya disini, gampang termakan hype, dan lucunya pada kenyataannya mereka yang sudah jauh lebih expert dibidang blog/online business malah tidak tertarik ke sana, malahan yang baru2 yang pada heboh… (gejala normal bukan, ketidaktahuan menimbulkan rasa keingintahuan)

    Lagipula kalau microblogging lebih menarik, kenapa Navinot ada?… Yes, I know some of the answers… πŸ™‚

  5. blog tidak mati πŸ˜€ hanya berkembang makin matang dan dewasa
    semantara kita yang sering tidak siap melihat proses metamorfosanya πŸ˜€

    kalo dulu toolsnya cuman satu, sekarang ada banyak… termasuk mikroblogging dkk

    kira-kira begitu sodara.. saya sependapat dengan ide itu πŸ˜€

  6. @Rama – Microblogging emang Fun. Sesuai fungsinya, cukup 140 character saja. Kebanyakan bisa bikin banyak noise.

    @Randu – Gombal warning accepted.

    @CatShade – Inilah salah satu traksi proses registrasi. Blog memang lebih terbuka, karena tidak perlu register untuk post comment. Nice thinking there! πŸ˜›

    @Andy – Kata “Menarik” memang lebih diperuntukan untuk yang blogging asal2an, yaitu sebagian besar blogger. Termasuk yang kecewa ga dapet duit PPC.

    Karena mereka masih bersosialisasi, makan microblogging itu pas. Ngoceh bisa, ga perlu repot setting wordpress atau domain.

    @Dadan – Microblogging boleh dibilang salah satu bentuk evolusi blogging, untuk melayani yang suk aposting singkat saja.

  7. masalah adsense.. saya benci itu.. ahahaha *bukan benci gak berhasil.. tapi benci karena bikin web jadi nyampah.. πŸ™ *mangkannya saya jadi males blogwalking karena banyak blog orang2 yang dipasangin itu..

  8. Saya memperhatikan di Amerika ada beberapa media online yang memakai format blog, seperti thehuffingtonpost.com (politik), endgadget.net (teknologi), dan perezhilton.com (gosip selebriti). Entah kenapa, di mana-mana, tiga topik itu paling laku (kalau di Indonesia mungkin satu lagi yang bakal laris: blog agama)

    Situs-situs tersebut sangat populer, dikelola profesional, dan memang berorientasi pendapatan. Saya rasa Indonesia suatu saat harus sampai pada fase itu, karena adanya sistem ekonomi membantu dunia blog tetap hidup dan berputar.

    Tentu tidak semua blog harus seperti itu, 10% saja sudah cukup menggerakkan.

  9. Saya kira, blog yang dikelola dengan passion, dan selalu menebarkan tulisan yang renyah dan bermutu; tak akan pernah lenyap.

    Esensi blog adalah : tulisan yang bagus….dan kita tahu, tulisan yang bagus — entah ditulis di blog atau koran atau pamflet atau prasasti ribuan tahun silam — selalu akan memiliki peminat.

    Btw, hari ini pelanggan blog saya menembus angka 2,000…..saya kira ini sebuah pertanda, bahwa blog dengan TULISAN yang bermutu, selalu akan diminati banyak orang.

    WRITING great content is the essence.

  10. Blog tetap akan ada bagi orang yang butuh menuangkan pikiran-pikirannya dalam sebuah area personal..masalah booming,trend atau ga,semua ada masanya..daun lontar,buku,majalah,blog… πŸ™‚ what next? πŸ™‚ ??

  11. Menurut saya kalimat “blog are dying”, itu hanya sebuah “message” supaya audience membaca keseluruhan blog yang ditulis :). The next idea after blog will be soon, is related with Maslow Theory. πŸ™‚

  12. @Deon@MakeMac – Ya begitulah. Boro2 kalo menghasilkan banyak, kalo dikit lalu ngerusak pandangan, pasti ga suka deh.

    @Herman – Benernya topiknya ga itu2 saja koq, sekarang tinggal nemuin orang2nya saja. Buat pembaca indo sih masih berantakan, kalo bikin blog terlalu niched, jadinya yg baca minim.

    @Yodhia – Selamat atas 2000 readernya. Kalo bisa dioper ke sini 1000 :). Memang, kalo nulisnya niat dan hasilnya bermutu, pasti akan bertahan.

    @Gia JOsie – Interesting πŸ™‚

  13. saya jadi ingat pemrograman bahasa wap. dulu saya berfikir bahwa web akan mati dan ditergantikan oleh wap, karena wap bisa diakses secara mobile.

    oh oh ternyata dugaan saya meleset. justru wap menjadi mati dan web masuk ke layanan mobile tanpa harus dikonversi menjadi wap dulu. ya, alasannya karena web lebih kompleks, lebih lengkap sedangkan wap sangat terbatas.

    nah.. melihat kemampuan plurk atau twitter yg terbatas, saya beranggapan justru microblogging yg akan mati dan blog tetap hidup. kecuali kalo plurk dan twitter punya inovasi tersendiri.

    maaf kepanjangan kommentnya.

  14. Nice post bro… Seneng berkunjung ke blog ini. Banyak pengetahuan yg dpt digali.

    To the topic:
    It seems like too early kl suggest blog ada kemungkinan mati. Bisa dipahami memang jagad IT, cepat perkembangannya. Tp menurut aku, microblogging itu hanyalah bagian kecil dr blog yg hanya bersifat menyajikan sekilas info rather than being called as a Content.

    Besides, so far aku belum menemui org yg sukses dlm menyampaikan idenya less than 200 words. Pdhl Microblogging hanya beberapa ratus karakter.

    Summarized, it could be wrong if we suggest microblogging is a competitor bagi blog. Comparisonnya, not apple to apple.

    How about Vlogging yg digemborkan akan menggeser blog 1-2 thn yll? Tidak juga terbukti. Semua itu aku pikir lebih pada stereotype yg terlanjur melekat dalam pikiran kita.

    Mungkin sama seperti Link, yg banyak org tau berwarna biru πŸ™‚

    Latest stuff, wordpress tv. Huh! G penting πŸ˜‰

    Anw, nice blog man… Keep going n going just like energizer rabbit πŸ™‚

  15. @Ara
    Vlogging belum menggeser blogging karena memang belum mewabah saja. Kendala infrastruktur mungkin bisa jadi tersangka. Sebagaimana persebaran berita yang semula menjadi “hak” mutlak media offline kini menjadi orivilige banyak orang. Citizen jurnalism. Vlogging hanya menunggu waktu saja. Kalau boleh “meramal”, sepertinya vlogging justru akan lebih sukses di Asia..err..Indonesia yang orang-orangnya ternyata tidak takut tampil di Internet (baca: “narsis”)

    Aktivitas Scobleizer (Robert Scoble) di Qik belakangan ini mgk bisa jadi contoh vlogging. Saya yakin, dalam beberapa tahun ke depan vlogging akan jadi budaya baru.

    Eh, Anda tidak tertarik bikin “stasiun tivi” sendiri? πŸ˜‰

  16. setuju sama Toni, vLogging memang belum dateng momentumnya.. tapi saya rasa prospek ke depan VLogging masih bagus, alasannya karena Asian people cenderung “narsis” buktinya FS masih meraja di Asia.
    Media lain seperti PodCasting juga bisa jadi bakalan booming, kalau saja infrastruktur internet di Indonesia ini sudah bagus, pasti bakalan pesat.

  17. @rama
    Untuk podcasting aku agak ragu sih. Sepertinya dia yang bakalan gk sukses. Kecuali untuk niche tertentu. Narsisme podcasting tidak bisa dibandingkan dengan vLogging. Klo vLoggin sudah memungkinkan, people will jump into it by skippind podcasting.

    Podcasting (mungkin) masih bisa laku, tapi mungkin di segmen online course. Kok online course doang ya yang terpikir? πŸ˜€

  18. @Choridin – WAP secara format, mungkin mati. Tapi Mobile akses tetep hidup koq. Jadi anda ga meleset 100%.

    @Ara – Vblog masih jauh lah, yang punya webcam juga lebih jarang, dan lebih susah buat privacy. Lebih enak berlindung di balik avatar πŸ™‚

    @OKOJ – Tidak semua yg berevolusi nantinya punah.

Comments are closed.

Comments are closed.