Yang Tersisa di Era Open Social
Tren data availability untuk web aplikasi, khususnya social networking, jadi semakin hangat dibicarakan. Selama ini Facebook dengan Developer Platform-nya termasuk pemimpin terdepan untuk urusan web platform dan Google tidak tinggal diam dengan inisiatif Open Social-nya. MySpace yang juga merupakan gabungan dari Open Social kini juga telah merilis MySpace ID. Apa yang akan terjadi dengan semua ini?
Bila dilihat dari Facebook developer platform yang sekarang, kita bisa sedikit berusaha untuk menebak masa depan web aplikasi. Tren baru ini akan membawa perubahan yang patut diawasi dan para pengembang aplikasi patut berpikir lebih jauh. Berikut adalah berapa hal yang patut diketahui:
Dominasi Nama Besar
Web aplikasi pasti masih akan didominasi oleh nama2 besar seperti Google, Yahoo, atau Facebook, karena penyedia layanan ini telah memiliki jumlah pengguna yang banyak.
Pengembang Aplikasi Harus Ikut Arus
Para pengembang aplikasi akan menjadi lebih susah untuk membuka terobosan baru, dengan berdiri sendiri tanpa mengikuti permainan mereka. Karena aplikasi anda tidak akan ada artinya bila tidak ada penggunanya. Mau tidak mau harus mengikuti aturan main yang telah ada, yaitu dengan bergabung lewat platform2 yang ada.
Kekangan Sang Pemilik Platform
Hidup di rumah orang tentu saja harus mengikuti peraturan yang ada. Apple dengan iPhone-nya bisa dibilang salah satu contoh praktek yang mengekang para pengembang aplikasi untuk tidak membuat aplikasi yang bakalan menjadi saingan iTunes. Tidak heran bila kejadian serupa akan terjadi di platform2 yang lain.
Proses Registrasi Jadi lebih Mudah
Sebelumnya proses registrasi merupakan salah satu hambatan untuk berinteraksi, termasuk mencoba aplikasi2 baru. Tapi dengan ada Open Social, hal ini menjadi jauh lebih mudah karena profil pengguna telah tersedia.
Persaingan Semakin Ketat
Karena para pengembang baru bisa dengan mudah menunggang platform yang telah ada, maka semakin banyak yang jadi tertarik untuk mencoba. Tentu saja persaingan jadi lebih ketat.
Apakah semua ini merupakan kemajuan? Mungkin lebih tepat bila disebut evolusi dalam dunia internet, khususnya aplikasi. Baik atau tidaknya masih belum bisa diputuskan sekarang. Tapi satu yang pasti, yang besar pasti akan menjadi lebih besar, karena data pengguna masih berada di tangan pemilik platform, bukan pengembang aplikasi.
Siapkah anda?
8 thoughts on “Yang Tersisa di Era Open Social”
berikutnya adalah mempermudah pengguna dalam membuat komunitas sosialnya sendiri yang menggunakan platform open social tentunya :p
Semua yang diatas itu benar semua, tetapi dalam pengertian opensosial adalah yang menjadi penting adalah DATABASE. Siapa yang mempunyai database yang paling banyak Dialah yang menjadi pemenang di dalam dunia Internet, Google adalah salah satunya yang membangun database menggunakan teori Genetika manusia (DNA).
Yahoo sudah tercaplok oleh Microsoft seperti layaknya browser terdahulu yaitu Netscape. Facebook membangun databasenya berawal dari database free email dengan mengasumsi “invite your friend”..(diambil dari database free email seperti Google, Yahoo ataupun sejenisnya). See more detail about issue of social networking
oh shi–
to advanced @_@
emang jaman udah berganti. skarang, target pasar udah ga perseorangan lagi, melainkan komunitas. dengan menargetkan sebuah komunitas, mata rantai tidak akan terputus. apalagi kalo komunitas tersebut terus berkembang. makanya sekarang orang berlomba2 menargetkan komunitas sebagai target pasar mereka.
yang aku rasakan paling gampang adalah di facebook. misalnya ada temen yang punya aplikasi ini, kemudian dia sebarkan, akan mudah sekali menyebarkan aplikasi tersebut. ibarat virus, aplikasi itu akan terus menyebar ga berhenti. ini akan sangat memudahkan bagi pengembang aplikasi untuk mempromosikan suatu aplikasi, karena mereka tidak perlu repot2 mempromosikan suatu aplikasi. siapa sih yang ga percaya, kalo temennya yang bilang, misalnya, eh aplikasi ini bagus lho, coba deh.
sebenernya aku tertarik juga, untuk nyoba2 bikin aplikasi disono. kira2 ada yang tau ngedaftarin aplikasi kita kesono?
@gia josie : nggak setuju kalo intinya ada di database. database itu sudah kuno, yang penting adalah Knowledge Base. Kalo cuma database gede tapi kudu update manual cape kan? Knowledge nantinya akan berkembang (teori inferensia) dan bisa berkembang dengan sendirinya karena memiliki kemampuan untuk BELAJAR. *ting* 😀
Yah saya sempat kepikiran tentang hal ini, saya pikir itu tadinya portal, ternyata benern yah ini tidak seketar portal, tapi merupakan platform, dimana applikasi itu hidup didalam applikasi induknya.
Manurut saya data-data yang bakal dipegang oleh platformnya adalah data demografi, psikografi, platformnya, tetapi untuk data-data dari applikasi tersebut bukannya akan balik ke applikasi itu sendiri.
@dkazuma: yah sekarang saatnya berganti jaman, dimana functional adalah nomor sekian. Ketika recomender (teman kita) berbicara tentang experience mereka, maka para pengguna applikasi mengesampingkan functional dulu untuk pertama kali dateng.
@rama: Database disini adalah bukan database yang Anda maksud, tetapi technically apapun pasti berhadapan dengan database, cara kerja social network adalah mengambil data yang sudah tersedia sebelumnya dan dikembangkan selanjutnya dan menghasilkan database selanjutnya.
Saya melakukan riset satu persatu dalam setiap social network, dan menyimpulkan beberapa issue yang terkait dengan hal tersebut. Social network tersebut akan melahirkan yang Anda maksud, yaitu knowledge base (surfing prowess), and the next levelnya adalah Self Actualization pada teori Maslow (people Needs) yang dihubungkan dengan dunia maya adalah sesuatu yang Practically and Experiences.
Aku yang nulis sendiri malah bingung dengan perdebatan Rama & Gia Josie.
Comments are closed.