How to Be Great: Jangan Meniru Carrefour
Istri saya kemarin menelpon, katanya lemari yang kami beli kemarin di Carrefour ternyata belum di antar. Setelah ditanyakan, masih dalam perjalanan katanya.
Kalau kita ingat, Seth Godin pernah menulis tentang bagaimana menjadi purple. Menjadi purple itu tidak sekedar memberikan kualitas standar tentunya, atau juga sekedar lebih baik sedikit. Menjadi purple adalah menjadi luar biasa. Dan luar biasa itu tidak harus selalu yang berlebihan. Luar biasa itu adalah kombinasi banyak hal dalam komposisi yang tepat. Makanan yang enak itu bukan yang cabenya sangat banyak, atau garamnya sangat sedikit. Makanan yang enak menggabungkan banyak hal, dalam berbakai macam takaran dan akhirnya diperoleh komposisi optimal. Itulah luar biasa!
Carrefour tidak luar biasa. Well, harus diakui saya memang lebih prefer Carrefour daripada hypermart yang lain karena Carrefour cenderung lebih lengkap dan rapi. Saat-saat pertama ke Carrefour, Carrefour tampak seperti “surga” yang membuat mata saya berkilat-kilat.
Sayang akhir-akhir ini mata saya sudah tak sering lagi berkilat. Mungkin karena sudah terbiasa, dan mungkin juga karena yang dahulu itu hanya kesan semu pertama. Apalagi setelah beberapa kali membeli furniture kecil di sana. Ada beberapa hal yang membuat Carrefour menjadi tak luar biasa, dan bahkan mungkin mengesalkan.
- Pengantaran barang di seputar Tebet kena charge 45 ribu. Hello, Carrefour ini hanya 15 menit dari Tebet. Naik taksi pun hanya kena charge 15 ribu. Tidakkah kalian mengantarnya bersamaan dengan barang-barang yang lain? Tidak adakah anggaran “Carrefour baik hati” untuk menggratiskan layanan ini bagi pembeli?
- Pasang sendiri. Ya, tidak ada layanan antar jadi. Tidak ada layanan “Carrefour sahabat Anda”
- Tidak ada jaminan pengantar barang tidak minta ongkos lelah. Ya, “Carrefour menambah tagihan Anda” adalah satu-satunya hal gratis yang bisa saya terima.
Menjadi luar biasa itu tidak harus dibuat susah. Mudah saja, jangan meniru Carrefour.
15 thoughts on “How to Be Great: Jangan Meniru Carrefour”
masa supermarket sebesar dan seterkenal itu masih kaya supermarket kacangan, yang bener aja… mungkin pendapatannya udah sedikit berkurang mas, jadinya nyari side income mereka, hehehe… 😀
ini posting marketing atau surat *protes* pembaca?
hahaha… anw,everybody have it’s weakness. Tapi diferensiasi yang dimiliki Carrefour dibandingkan para pesaingnya memang cukup kuat untuk membuat orang lebih prefer belanja ke carrefour. Buktinya, anda lebih memilih carrefour toh?
hehe.. coba posting ini dikirimkan ke kompas juga sekalian :p
@rama
I guess it serves both :D. Ini adalah contoh nyata yang sebenarnya sangat sederhana untuk dieliminasi. Tapi banyak orang ayng mungkin memiliki masalah serupa tidak pernah sadar. Mungkin karena mereka merasa “good enough”. Well, hati-hati saja kalau tiba-tiba didahului di tikungan.
Siapa tahu ada toko furnitur baru yang terribly simple dan baik hati? Pasti hal ini jadi hal yang paling ditunggu oleh banyak orang dengan kasus serupa saya. Oh, I’m so going to leave Carrefour furniture in a whim! Lalu saya akan demikian senangnya berbagi cerita dengan teman-teman saya, termasuk Anda. Dan divisi jualan furniture-nya Carrefour akan tinggal sejarah 😀
wah curhatnya kok lebih banyak dibanding how to-nya? 😀
penjelasan how to-nya (paragraf 2) juga rasa2nya semakin jauh dr artikel yg di-link ya?
maaf, comment pertama terlalu banyak pertanyaan. [:D] oops, kebiasaan di kantor lama sampe terbawa2 ke sini. :))
hahahaha… tumben postingannya kayak gini. Emang sih,sebetulnya banyak masalah sepele terkait service yang kadang kurang diperhatikan oleh perusahaan yang uda gede gituh. Kemarin mau beli printer di toko kompie yang cukup besar di Jogja dijutekin ama yang CS-nya,,bah!! ampe kudu dikerasin baru bisa ngomong tu CS. Kayaknya standar pelayanan yang bagus emang jadi masalah di banyak perusahaan ya?
Hihihihi.. Ini curhat ya Mas?
haha,kan taglinenya carrefour adalah “ke carrefour aja!”.
nah dari tagline sptnya mencerminkan bahwa si carrefour ini blm mengandalkan jasa delivery.mereka msh mengharapkan pembeli melakukan cash and carry.
sy dl pnh mau beli n minta anter,n mrk blg bw aja mas!
*sending by IE mobile (coba2 versi mobilenya)*
Mungkin saya tidak sedongkol dirimu.. karena selama ini saya belum sempat `menggunakan fasilitas` antar tapi tidak jemput dari Carrefour.. Jadi ya sama saja dengan Hypermart dan Giant..
Hehe,..emang nilai tambah bisnisnya di situ kali. Semua supermarket paling juga sama. Klo itu gratis, kompetitor mau ga mau ikut2an gratis, nilai tambah bisnis supermarket berkurang. Krn bisnis ini pemainnya nggak banyak2 amat, nilai tambah ini mudah dijaga biar ga rusak. Kayak kong kalikong kartel SMS jaman dulu, antar mereka pasti kompak2an bikin janji,”nyang satu ini ga usah digratisin bro,..bener kompakan ya bro, nyang penting kita untung…”
hehe….
kalo sy pribadi dari dulu gak terlalu suka konsep All in One, lebih suka yg spesifik
jd kalo sy butuh Furniture, sy akan pergi ke toko furniture, mungkin harganya akan sedikit lebih mahal ketimbang carrefour, tapi pelayanan dan pengetahuan ttng produk biasanya lebih unggul toko yg spesifik …
lagipula toko spesifik biasanya menyediakan after sales service yg lebih personal ketimbang toko serba ada seperti carrefour
Carrefour ya? kalau aku sendiri sudah banyak pengalaman buruk disana, so kalau tidak terpaksa aku lebih suka membeli barang-barang di beberapa supermarket yang cukup banyak di seputar Tebet Barat. Memang sih di Carrefour pilihannya lebih banyak dan lengkap, tapi kalau banyak faktor ‘x’ nya ya mendingan gak usah ….
saya malah sudah lupa rasanya belanja di carrefour.. 🙂
untung cuman hidup sendiri, baru hidup sendirian..
kalo belanja yaa cukup di alfamart saja,
ada dimana-mana dan sama sekali nggak perlu capek2 antri panjaaang..
😀 cheers!
Apakah ada informasi mengenai hal ini dalam bahasa lain
Wah makasih sharingnya ya, kalo saya belanja bulanan jaang ke carefour, tapi ke pesainggya yaitu GIANT, habis dekat sih dan kadang suka ada discount terutama susu anak hehhe
Comments are closed.