Microblogging: Untuk apa sih
Tentunya kita sudah akrab dengan yang disebut microblogging. Tapi sejauh apa manfaat yang kita dapatkan darinya. Apakah benar microblogging ini hanya sekedar tren sesaat saja,seperti apa yang pernah diklaimkan atas tren blogging? Di bawah ini kita ulas beberapa pemanfaatan microblogging.
Lifestream
Lifestream berarti Anda memanfaatkan microblogging untuk menginformasikan hal-hal di seputar kehidupan Anda. Misal: “Sedang kumpul di Wetiga”, “Sedang pitching project baru”, dll. Entah sekedar demi merasa lebih baik dengan meng-update apa-apa saja yang Anda lakukan hari ini, atau demi tujuan memberikan informasi kepada “pengikut” Anda atau mungkin keluarga Anda supaya mereka tidak “kehilangan” Anda. Biasanya dikaitkan dengan narsisme dan seringkali bersifat one way. Walau dalam eksekusinya ada juga yang bisa jadi interaktif dan menarik untuk diikuti.
Survey/Discussion
Beberapa orang dengan agenda tertentu bsia memanfaatkan microblogging sebagai alat survey super cepat. Apalagi jika pengkutnya cukup banyak. Namun, keabsahan dan efektifitas survey lewat microblogging secara langsung masih dipertanyakan. Tentu saja karena populasi sample menjadi terbatas dan mungkin belum cukup representatif dengan kondisi sebenarnya di lapangan (dunia nyata). Meskipun demikian, tampaknya microblogging bisa jadi “icip-icip” (testing the water) dari langkah survey yang sebenarnya.
Networking
Adanya following dan follower di dunia microblogging bisa dianalogikan dengan networking di dunia nyata. Banyak orang dengan tujuan berbeda-beda bergabung di microblogging. salah satu tujuan tersebut adalah mengenal yang lain dan jika bisa menjadikan orang lain tersebut sebagai real friend atau sekedar knowing each other. Ada toleransi trust yang cukup tinggi dalam dunia microblogging. Ini menurunkan barrier of entry dalam hal berkenalan dan mengenalkan diri Anda ke orang lain. Jangan kaget jika Anda bisa langsung berbicara dengan tokoh pujaan Anda lewat microblogging. Six degrees of separation pun makin kelihatan kebenarannya.
Brand Building
Yang satu ini mungkin agak rumit dibanding contoh pemanfaatan yang lain. Brand building sendiri,di dunia nyata,punya strategi khusus. Di dunia baru, microblogging, tentu saja strategi lama tidak akan efektif jika diterapkan begitu saja tanpa modifikasi sama sekali. Sebenarnya malah brand building dalam microblogging ini masih dipertanyakan feasibility-nya. Apakah mungkin? Belum banyak kasus sukses yang bisa ditemukan. Semuanya masih dalam proses. Akan tetapi ada beberapa tips yang patut dicoba dan hal-hal yang bisa diperhatikan .
Anda sudah terjun ke microblogging juga? Ada tujuan khusus yang hendak Anda capai?
PS:
NavinoT juga pernah mengulas bagaimana microblogging bisa dipakai untuk kegiatan customer service.
13 thoughts on “Microblogging: Untuk apa sih”
kalau dari empat point diatas, aku akan memilih sebagai Lifestream dan Networking.
Masalah microblogging sebagai trend sesaat, imho nasibnya akan seperti blog. slowly but sure pasti banyak manfaat yang dicapai.
oh ya satu lagi, microblogging dapat digunakan sebagai tempat ekspresi (at least me), I can curse my client here, i can say that i’m sleepy in my working hour. Anything that I feel yang biasanya dituliskan sebagai status YM (yang sekarang gak mungkin aku lakukan karena account YM ku dah diketahui oleh client)
in short, i enjoy every little thing in microblogging 🙂
hmm… untuk Lifestream dan Networking juga… sama seperti @pinkparis…
rencana ke depan mo pakai microblogging untuk mendukung proses perkuliahan, jadi nanti create user untuk setiap mata kuliah dan meminta mahasiswa jadi follower, lalu semua informasi yang perlu saya sampaikan ke mahasiswa saya sampaikan melalui microblogging…
Microblogging pada dasarnya dibuat micro supaya bisa jadi platform untuk aplikasi-aplikasi yang lebih besar. COntohnya Twitter *hehehe* sekarang udah ada ratusan aplikasi yang didasarkan pada platform Twitter via API. Dengan catatan platform yang terbuka untuk dikembangkan lho ya, kalo ditutup ya mati lah.
Saya pribadi pake microbloggin untuk lebih ke networking. Kalo lifestream gak terlalu lah, kadarnya rendah.
Kayaknya cuman buat yg hidupnya terus berkutat dgn net/komputer ya…, digging 2deep takutnya malah lupa lingkungan real kt sdr…
Meski cukup sering ngenet tp sy lbh suka godain cwk tetangga lewat, ato cubit2an ma temen drpd mantengin timeline tulisan yg jalan2…,perlu adaptasi jg,..bingung saya…
Btw, ke depan mungkin trend menuju ke arah itu. Tapi sementara sosialisasi real masih memungkinkan & lebih fun, ya dinikmati dulu lah..,hehe. Hidup cm sebentar soalnya…, sosialisasi real mungkin jadi barang mahal di masa mendatang..
Tidak keempat-empatnya. Ndaftar-ngetesPostingSekaliDuaKali-tinggal… :p
Saya setuju semua poin yang disebutkan diatas.. jadi saya ndak bisa komen panjang2x lagi… kurang lebih seperti itu..
Hmmm… Tapi mungkin saya lebih condong ke Lifestream, dan hal ini sangat membantu saya menginformasikan ‘kegiatan’ saya kepada pacar saya, dan ini mengurangi biaya untuk TOP UP pulsa telfon ataupun sms yang keluar. Hohoho.. Ohya.. biar tetep esksis! :p
Have a nice weekend..
wah idenya Sigit boleh juga tuh! 😀
kalau saya pribadi sih masih taraf untuk fun aja dan networking, tapi tidak menutup kemungkinan nantinya bisa di gunakan untuk membangun self-brand and image..
Sayah pake Twitter dan Plurk buat:
1. Survey kecil-kecilan untuk thesis *dikeplak*
2. Laporan lokasi 😀 Misalnya ada Meet Up gitu bisa bilang lewat Twitter/Plurk, ndak usah SMS *sok elit* Atau kalo lagi ada di lokasi tertentu dan siapa tau ada temen sesama user di tempat itu jadi bisa ketemu atau saling sapa 😀
saya juga pernah buat tulisan yg mirip di:
blog.univind.com – Manfaat microblogging
aq make microblogging untuk :
– cari temen
– refreshing
– sharing info
– diskusi
kada-kadang buat sekadar `jahil` hee…
Microblogging lagi seru diperbincangan, khususnya tentang monetize Twitter, ikut microblogging mencari opportunity bisnis dan deep thinking bagaimana teknologi tersebut akan berkembang dikemudian hari..
menarik sekali mas… artikelnya..
baut referensi yach 😀
Comments are closed.