Hukum & Peluang Usaha

Hukum & Peluang Usaha

Beberapa hari lalu, sang roomate memutuskan untuk membeli gitar ekstra untuk game RockBand-nya. Kita memutuskan untuk menengok GameStop, yaitu toko yang menyediakan segala sesuatu tentang game, baik baru maupun bekas. Yang patut dicatat adalah, GameStop merupakan salah satu bentuk bisnis yang sukses karena layanan jual beli game bekasnya. Bila dilihat harga tukar tambahnya, bisa terlihat jelas berapa banyak porsi keuntungan yang diperoleh GameStop lewat penjualan game bekas.

Dari pengamatan ini, pikiranku mulai berkelana kembali ke tanah air, di mana CD game begitu murah dijual abang-abang di pinggir jalan. Apakah bisnis legal semacam GameStop bisa bertahan di situasi seperti Indonesia? Dan hal ini tidak berhenti di sini saja, tapi juga merambah bisnis lain seperti piranti lunak, musik, film, dan bahkan buku.

Bisnis seperti GameStop terbentuk karena adanya lindungan hukum terhadap persaingan tidak sehat, termasuk pembajakan. Dengan adanya lindungan hukum, harga game akan sesuai dengan harga penerbit dan masih bisa ditawarkan lagi sebagai game bekas. Hal ini juga berlaku bagi bisnis lain seperti pesewaan film atau penjualan musik lewat internet, bahkan live streaming ala Netflix.

Itulah beberapa contoh yang bisa kita lihat dengan adanya dukungan hukum dalam terbentuknya suatu peluang usaha baru. Apakah dengan adanya hukum seperti ini, Indonesia bisa maju?

Saya rasa tidak! Indonesia dan Amerika memang tidak berbeda jauh dalam hitungan jumlah penduduk, tapi sangat bertolak belakang dalam hal taraf hidup dan daya beli. Tanpa CD bajakan, harga seperangkat komputer jadi semakin mahal dan semakin jauh dari jangkauan umum. Sehingga pemakai komputer jadi semakin dikit dan fasilitas modern ini semakin tidak bisa dinikmati. Akibatnya penduduk jadi semakin terbelakang, karena untuk belajar saja tidak mampu. Freelancer juga tidak akan mampu bersaing, karena biaya piranti lunak terlampau tinggi.

Pengusaha juga tidak bisa menikmati kemajuan teknologi, karena profit margin jadi semakin ciut untuk bersaing. Sektor teknologi informasi juga akan terhambat bila tiap startup harus membayar lisensi penuh, sedangkan pasar masih belum jelas.

Mungkin ada bagusnya bila transisi ini dilakukan bertahap, untuk mengurangi kejutan, baik dari sisi pengusaha dan konsumen. Dan untuk sementara, si Toni masih harus bermimpi dengan layanan Netflix-nya.

Bagaimana menurutmu?

14 thoughts on “Hukum & Peluang Usaha

  1. Bagaimana dengan rental videogame original? Di Indonesia sini, kayaknya usaha rental DVD film original lumayan laris prospeknya meski harga DVD masih relatif mahal dan bajakan masih meraja…

    Dan dulu waktu harga Playstation 2 masih mahal, kayaknya sempet ada yang bikin usaha rental konsol PS2 juga, entah kenapa sekarang nggak ada yang bikin rental PS3, XBOX360, atau Wii. 😕

  2. Isu pembajakan dan pengampunan (toleransi) memang tidak ada habisnya. Satu sisi bilang: “kalau tidak mampu ya jangan pakai”. Sementara sisi lain bilang: “terus kita harus ngiler dan nrima ing pandum (pasrah) untuk tertinggal?”.

    Mungkin ini salah satu alasan kenapa banyak orang yang pengen pindah ke luar negeri saja. Terlalu ribet di sini.

    Kalau memikirkan kapan NetFlix masuk Indonesia sepertinya kita harus nunggu urutan kaya. Kita urutan ke 700.678 setelah pengusaha besar yang salah tanam modal dan tidak berani mengambil resiko baru.

    WiMax can suck my a** :)).

  3. hahaha @Toni esmosi…
    Kalo ngomong masalah bajakan mah gak abis-abis.
    Sebenernya saya beri two thumbs untuk mereka dalam hal distribusi (terlepas dari hukum yah), mereka itu distribusinya super canggih, ketika launching, CD atau DVD tersebut sudah ada di berbagai penjuru Indonesia.

  4. Jadi gimana jalan tengah supaya masyarakat bisa menikmati kemajuan teknologi (secara legal) dan pengusaha teknologi dipayungi hukum yang mengikat?

    Sekali lagi, hal ini bisa jadi dilema terbesar bagi perkembangan teknologi di Indonesia. Tidak semua bisa digratiskan, tapi tidak semua bisa diberi label super-mahal.

    Oh ya, rental XBOX360 (dan Wii juga kayaknya) ada kok… itu di Blitz Megaplex Grand Indonesia.

  5. @CatShade – Rental DVD original masih ada prospeknya, bila dilihat dari sisi kenyamanan (gambar bagus, sewa diantar, dll). Kalo Menghilangnya sewa console, mungkin faktor lain (rusak sebelulm balik modal).

    @Toni – Aku lagi kerjain banyak WiMax installation lho.

    @Podelz – Nah itu yg bisa dipelajari 🙂

    @Amir – Kayaknya pemerintah sudah mengambil tindakan tepat dengan mengharuskan bisnis2 untuk membayar lisensi software. Lambat laun, pasti ongkos software sudah bisa dimasukan ke profit, dan pembeli sudah mulai menerima. Saya rasa butuh waktu extra, tidak bisa dalam waktu singkat.

  6. Kalo menyangkut hukum di indonesia, masalahnya jadi makin kompleks. Ga cuma di IT, semuanya jg ngeluh kok. Hukum kita produk politik di DPR yg jauh dari sempurna. Kemarin sempat baca nofieiman.com, n kayaknya emang kualitas produk hukum kita masih perlu banyak tahapan untuk bisa menjadi lebih baik. Keburu jompo klo kita bisnis nunggu hukum kayak amerika, hehe…,tembok buat yg ga knal ‘orang dalam’ emg di situ.

    Spt yg toni bilang, emang ribet di sini…

  7. Saya rasa bukan hukumnya yang salah di Indonesia… tapi masyarakatnya. Hukum saya rasa sudah banyak dan komplit di Indonesia, tapi masyarakatnya yang selalu mencari celah untuk mempermainkannya. Pengawas hukum kita sudah banyak, bahkan jobs nya sudah tumpang tindih, tapi tetap juga supremasi hukum itu masih belum bisa. Saya tidak ahli di sini, tapi saya rasa tidak baik kalau kita salahkan orang lain.

    Mulailah dari diri sendiri, misalnya: apakah saya telah memiliki KTP dan mengurusnya dengan cara yang benar (bukan jalur khusus), kartu keluarga, SIM, Passport, NPWP, dsb.

    Masyarakat kita masih terlalu takut untuk mengungkapkan kebenaran karena memang “tidak ada” jaminan perlindungan saksi. Bagaimana kalau jaksa yang memeras? bagaimana kalau polisi memeras? kan belum jelas. Razia di beberapa tempat itu juga bagi yang tidak “membayar” ke pihak tertentu. Bagi yang “membayar” minimal beberapa jam sebelumnya sudah dikasih tahu akan ada razia… nah … bisa ngga kita mengatasi ini?

    sekali lagi … saya bukan ahli, jadi maaf kalau cuma opini orang awam saja..

  8. kalo jual beli game second sih selama ini yg gw tau ada di bbrp forum game, seperti VGI ama di kaskus.

    dan biasanya yg jadi target ya game2 yg bagus. Dan ada aja kok yg nyari game2 second seperti itu, asal harganya emang wajar.

    gw sendiri sih pernah beli game second dari salah satu member di VGI.

    mungkin kesulitannya dengan jual beli game second di forum adalah nyari orang yg mau jual koleksinya. Sementara gak semua toko game juga game second, yg gw tau ada tuh Kenop yg jual game second (bisa diliat di forum VGI), itu juga stok gak selalu ada.

    Entah kalo ada toko game lain lagi yg jual game second.

  9. bagaimana solusi broadband bisa jadi free dan open source? Saya yakin bahwa open source adalah suatu solusi, tapi bukan satu-satunya.

    Penegakan hukum (yang bersih) dan peningkatan kesadaran (dan kesejahteraan) masyarakat adalah hal yang harus menyertainya.

  10. @Muhammad
    Bukan masalah kumplit atau banyaknya, tp sebagai produk yg mengatur kehidupan bermasyarakat, sebagian produk tsb dirancang utk menguntungkan satu pihak (UU tenaga kerja contohnya), atau memicu suap menyuap (birokrasi berbelit contohnya) yg menguntungkan oknum2 pemerintah. UU itu buatan manusia, jd diarahkan kemana ya tergantung sama yg buat. Jd hati2 pas pemilu nanti, jgn salah pilih…

    @agionagile
    Rasanya di surga bajakan ini, lebih menarik jadi maling drpd repot pake opensource :p. Selama masih spt ini, pengembang opensource bakal lama gigit jari..

  11. Sebagai seseorang yg pernah merasakan kiriman surat cinta dari Autodesk Singapore ttg penggunaan software bajakan, hihi, saya skrg sih prefer utk pakai serba original/license. Masih ada bbrp aplikasi yg sejujurnya masih saya pakai versi piracy-nya, tapi setahap demi setahap dicicil utk beli versi licensenya.

    Dapat surat cinta itu enak loh. Bikin stres sport jantung, dan membuat kelimpungan mencari duit dadakan utk membayar license. Duit $3999 untuk bayar 1 license 3D Studio Max dalam tempo waktu yg ditentukan bisa bikin jantung lebih sehat.

  12. cm mau sharing ajah, ngomongin pembajakan, ni ada film dokumenter yg bagus menurut saya, khusunya bagi yg belum tau atau belum nonton, judulna “Steal This Film II”. filmna dah agak lama c tp masih sangat relevan untuk kondisi saat ini.

    film ini membahas tentang intellectual property mulai dari jaman duluuu sampai jaman internet saat ini, termasuk fenomena file-sharing yg sangat marak saat ini. oiya, ada subtitles-na jg (srt) bagi yg bhs inggrisna masih pas2an spt saya 😛

    — “It’s a film that explores massive changes in the way we produce, distribute and consume media.”

    download di:
    http://www.stealthisfilm.com/Part2/
    * semoga seeder-na masih banyak

    enjoy 🙂

  13. Kalo aq sech g ad masalah ma produk hukumnya, bagus2 aj, yang jadi masalah mang daya beli masyarakat Indonesia, bayangin aj, kita punya PC nech, eh ketika mo dipakai,mesti beli software windows asli 800rb ditambah dengan sofware lain seperti microsoft office, adobe, dll.. dihitung2 malah bisa lebih mahal software daripada PC qta, ya saya sech terus terang bersyukur saja ad produk bajakan, jadi masih bisa ‘merasakan’ kemajuan teknologi dunia.. sekali lagi saya tekankan, memang daya beli kita yang masih lemah!!!

Comments are closed.

Comments are closed.