3 Langkah Alternatif di Saat Krisis
Mengingat kondisi ekonomi yang semakin memburuk, bayang-bayang PHK tentu sudah menjadi momok para karyawan tiap harinya. Tidak bisa disalahkan bila suatu perusahaan tidak mampu lagi menghidupi pegawainya, maka jalan satu-satunya (atau pintas) adalah merumahkan pegawainya, alias PHK.
Dalam prakteknya, jumlah pegawai dengan nilai gaji adalah salah satu pengeluaran terbesar bagi suatu perusahaan. Satu faktor yang mempunyai ikatan emosional, bisa bereaksi, dan harus sesuai dengan undang-undang. Adakah alternatif lain selain PHK?
Andai saja perusahaan dalam kondisi sehat tahun sebelumnya, dan orderan tidak terlalu banyak untuk tahun ini. Apa kiranya langkah strategis lain yang bisa dilakukan? Tentu saja ini bukan solusi pintas dan tentunya penuh resiko, perlu perhitungan rinci, atau bahkan hidup dan matinya suatu perusahaan. Perlu diketahui, saya sendiri bukan berbicara mewakili kalangan atas atau bawah, tapi berikut ini adalah sekedar catatan dari beberapa pengamatan. Silahkan dinikmati…
1. Better Customer Service
Sapaan selamat pagi, tawaran untuk mencoba produk baru atau ukuran lain, atau bantuan untuk membawa barang ke kasir, itu semua gratis! Tidak perlu beli atau mengeluarkan biaya tambahan. Tapi efeknya luar biasa dan gaungnya juga lebih keras. Itulah satu hal yang saya amati ketika jalan-jalan di mal akhir pekan lalu. Para penjaga toko jadi lebih ramah, rajin bertanya untuk menawarkan bantuan, dan pro-aktif. Bukankah ini sudah seharusnya dilakukan dari awal? Atau karena mereka terdesak karena adanya ‘seleksi alam’ (PHK) di mana yang terbaik saja yang akan bertahan?
Apapun sebabnya bersikap lebih positif terhadap pelanggan adalah kesan yang akan terbawa terus. Sikap ini juga merupakan salah satu cara mengubah pandangan konsumen terhadap suatu produk atau layanan. Kenapa tidak berlatih mulai dari sekarang? Tidak perlu biaya koq.
2. Efisiensi: Proses & Adopsi Teknologi
Apakah semua harus dituangkan dalam lembaran kertas? Apakah anda membutuhkan waktu yang lama untuk menelusuri arsip tahun lalu? Apakah ada masih membayar sewa ruang untuk sekedar tumpukan kertas? Sudahkan menggunakan template untuk tugas-tugas tertentu yang penuh pengulangan?
Yang dimaksud dengan adopsi teknologi bukan harus berarti pembelian server yang tercepat dan terbaru, atau perangkat lunak yang tercanggih. Langkah-langkah efisien yang bisa dilakukan untuk penghematan biaya, seperti penggunaan opensource. OpenSource bisa menjadi alternatif yang menawan dan patut dicoba, mengingat sebagian besar pengguna Microsoft Office kantoran tidak memakai fitur piranti lunak tersebut sepenuhnya. Mayoritas hanya perlu untuk kebutuhan menulis laporan.
Perlu diakui beberapa tugas yang mebosankan biasanya terdapat banyak langkah pengulangan, atau setidaknya pernah dilakukan sebelumnya. Dengan menggunakan template serta bantuan referensi yang lengkap, proses ini bisa dipercepat dan lebih tidak membosankan untuk dilakukan. Mungkin ini saatnya mencoba untuk membuat suatu template dan referensi baru.
3. Mencoba Suatu Yang Baru
Langkah yang satu ini boleh terbilang radikal, penuh resiko, butuh perincian teliti, dan kelak menjadi alternatif paling akhir bagi para pelaku bisnis. Dengan proses pengkajian ulang, kita bisa mengidentifikasi produk atau layanan mana yang memang berhasil atau gagal. Langkah ini bertujuan untuk mencoba suatu yang baru di kala para pesaing sibuk merampingkan diri dan duduk terdiam menunggu ekonomi pulih.
Paket hemat? Cara penawaran baru? Solusi baru yang lebih efisien? Printer yang lebih irit?
Medium baru seperti internet juga bisa menjadi alternatif menawan, mengingat biaya yang diperlukan tidak terlalu banyak. Bahkan boleh dibilang hanya perlu partisipasi dan ketelatenan. Tren New Wave Marketing yang berusaha menarget komunitas untuk berkomunikasi secara horisontal bisa menjadi alternatif pemasaran yang hemat biaya.
Garis Besarnya
Saya selalu berpendapat bahwa di masa sulit selalu ada cara untuk berkelit. Mungkin PHK adalah salah satunya yang paling pintas dan tepat sasaran, tapi masih ada banyak cara untuk penghematan. Perhitungan biaya masih juga menjadi faktor utama, jadi maklumlah bila angan-angan anda (karyawan) tidak bisa dijalankan.
Mungkin saatnya mencoba usaha sendiri? Sudah umum bagi perusahaan berskala besar yang biasa dengan jumlah tender besar, untuk tidak bergelut dengan imbalan kecil. Mengapa tidak mencoba mencari remah-remah lewat usaha baru?
Atasan Anda Patut Baca? Silahkan saja rekomendasikan artikel ini ke atasan atau bos anda. Mungkin bisa membantu merubah nuansa pemikiran dan menyelamatkan beberapa teman, atau mungkin anda sendiri. 🙂
Apa Langkahmu? Entah anda sebagai atasan, bawahan, atau entreprenuer, apa kiranya langkah tepat yang perlu dilakukan? Mungkin bisa memberi alternatif lain untuk menghindari PHK?
12 thoughts on “3 Langkah Alternatif di Saat Krisis”
Di masa krisis opensource bisa berjaya nih, pilihan paling ewkonomis bagi perusahaan… sedangkan Microsoft… masih tanda tanya hehehe^^
Oh yah, langkah supaya tidak dipecat… bawa anak dan istri ke ruang HRD =P
yah, mudah2an bukan salah satu yang terkena gelombang PHK…
secara, baru beberapa bulan aja di sini..
Pilihan PHK biasanya emg krn kue di sektor bisnis tsb scr umum menurun. Efisiensi pengeluaran dlsb spt tsb diatas dlm krisis atau tdk tentunya tetap dipikirkan & dilakukan klo emang efisien, jd krisis nggak krisis prinsipnya sama aja utk masalah expenses. Cuman di krisis ini masalahnya ada di pemasukan.
Pilihan plg cepat klo ga PHK ya penurunan gaji massal sampai ekonomi bangkit lagi. Klo semua orang menghemat pengeluaran, ada baiknya pegawai2 juga menghemat pengeluaran. Sunatan gaji bareng2. Tapi, biasanya Eksekutif nggak ngambil langkah ini. Mending pecat pion2 tp gaji sdr tetep. Mo gimana lagi, yg ngambil keputusan eksekutif je.., pion2 klas teri jd korban.
Teori darwin : Yang mampu beradaptasi-lah yang akan bertahan. jadi terus belajar, jangan mentang2 udah jago terus jadi statis.
Kalo langkah yg paling aman memang buka bisnis sendiri, you are your own boss, the worst boss in the world :))
Setuju yg nomer satu, saat ini jualan ga hanya sekedar produk. Di jaman yg modern gini, org2 rindu keramah-tamahan ditengah kepungan individualitas..
yah memang PHK tidak selalu menjadi pilihan jika ada pilihan lain…
perusahaan bisa saja tidak melakukan PHK tapi mereka tidak menerima pegawai baru, dan para karayawan yang ada di sana di optimalkan. Dan yang jelas fasilitas-fasiliatas kemanjaan pun mulai dihilangkan.
atau alternatif lain yaitu tidak melakukan phk tetapi hanya berharap karyawan mengundurkan diri dg suka rela. oops, oot. 😀
poin ke-3 sptnya yg paling penting. hrs membuat gebrakan yg berbeda dg yg sebelumnya.
Numpang coment.. Wah paling bahaya tuh commentnya mas Yogatama, udah dibuat nggak betah eh ga dapet pesangon pulak.. huhuhuhuhu..
Sekalian nyusun apa yang mesti kita ambil.. ya bukan cuma buat perusahaannya tapi ya buat tiap2 orangnya juga. Ya mesti fleksibel juga lah..
Ada beberapa perusahaan dengan sengaja membuat tidak betah pada karyawan. Hal ini untuk menghindari pembayaran pesangon apabila karyawan mengundurkan diri (kalo di-PHK mesti ngeluarin pesangon).
Kalo soal tips² agar bertahan di perusahaan kondisional personal & tipe perusahaannya.
Kalo saya mah siap² cabut aja. Toh berkah Tuhan tidak dari situ saja. Dan lagi pula tingkat wirausahawan di Indonesia masih tergolong rendah apabila dibandingkan dengan negara Singapore & Malaysia.
Ayo, jadi juragan.
Saya sangat setuju dengan 3 langkah alternatif di atas karena membantu perusahaan dalam menyiasati krisis ekonomi global.
jangan lupa untuk mengamati dan meniru sesuatu yang sukses 🙂
Comments are closed.