SEO: Masih Berharga Dikejar?
Menjadi nomer satu di mesin pencari memang menjadi idaman banyak orang. Bagaimana tidak, menjadi nomer satu berarti lebih banyak trafik dan ujungnya lebih banyak peluang konversi — walau tidak selalu jadi jaminan. Ketika semua berlomba menjadi nomor satu, maka relevansi pun diakali (relevancy gaming). Bukan tidak mungkin, pada halaman pertama mesin pencari semua hasilnya adalah situs link bait. Nothing is relevant anymore.
Hari minggu kemarin, melihat log StatPress di NavinoT, saya tertarik dengan salah satu referer. Rupanya referer ini datang dari pencarian dengan kata kunci βsenjata AUβ di Google lewat perangkat Sony Ericsson. Saya coba search ulang di google lewat laptop, ternyata NavinoT tidak muncul di halaman pertama.
Oke, apakah Anda berpikiran seperti saya? Yes. Ternyata mobile view adalah niche tersendiri. Ketika semua orang berlomba menjadi nomer satu di Google.com, ternyata banyak yang melewatkan perihal search lewat mobile.
Is that all? Tunggu, masih ada lagi. Selain search engine, di mana kira-kira orang menghabiskan waktunya? Social Network! Ya, kadang kala akibat begitu nyamannya kita ber-sosialisasi di Facebook dan social network lain, kita pun akan malas membuka tab baru hanya untuk mencari sesuatu. Kita akan mulai berharap semua bisa dilakukan dari dalam Facebook. Sama seperti saat kita berkeinginan semua bisa dilakukan dengan browser.
Saat ini kita sudah bisa melakukan aktifitas blogging, photo sharing, berkelompok (group), chatting, dan lain-lain. Dan akhirnya kita akan meminta searching. Hmm, tunggu sebentar. Di Facebook bukannya tidak ada yang layak di-search?
That’s it! Anda menemukan kuncinya. Tidak ada, tidak berarti tidak akan terjadi. Ingat, web tidak dimulai dari search engine. Search engine ada, karena ada kebutuhan akibat tersedianya konten. Facebook walled garden akan menjadi the next private web. Ketika ini terjadi, di mana Anda ingin berada? Nomer satu di Facebook atau βbukan siapa-siapaβ di Facebook?
21 thoughts on “SEO: Masih Berharga Dikejar?”
SEO kan kita yg memancing, jd tujuannya agar umpan dimakan orang tertentu. Klo maunya mancing kakap tapi yg ketangkep teri brarti umpannya belum dioptimize. Klo sekedar asal dpt ikan SEO ga terlalu penting sebenarnya.
Hmm… search engine di dalam Facebook? FaceRank? hehehhe… great thought from a great man. But again, do we really need it? Menurut saya sih, masih π
extend dari komentarnya rama:
saya pernah kebingungan cari rantaian diskusi tentang suatu hal di facebook. akan sangat membantu sekali bila sistem searching di sana bisa sehandal google.
dan tentu saja, tak hanya facebook.. plurk ! dan juga twet.. (berikutnya bisa berderet-deret, messenger, dsb..)
banyak informasi (semi pribadi atau tidak) berharga tercecer disana. dan suatu saat, bakal kita perlukan..
dan terakhir, mungkin semacam lifestream searching .. mencari jejak informasi kita dimanapun di internet, termasuk private web ..
SEO mungkin saat itu sudah berevolusi kedalam bentuk barunya.. (cih, terinspirasi tret darwin hari ini)
Lain alat lain hasil. Lain negara juga lain hasil. Lain datacenter juga lain hasil.
Itu sekedar gambaran apa yang Google buat. Datacenter Google Mobile, tentulah lain dengan datacenter buat desktop browser.
Dan coba perhatikan baik2. Search result di Google Mobile hanya 3 yg title nya mengandung kata “senjata”. sedang search result di Google.com mayoritas titlenya mengandung kata “senjata”. Kesimpulannya, Google Mobile is not relevant enough.
Dan bukan tipikal orang untuk melupakan aplikasi mobile, mobile cenderung dipakai dikala kita tidak dekat dengan desktop/laptop.
Apa bisa dibilang, Google Mobile Search belum begitu di Optimasi? baik oleh pengguna ataupun team google sendiri?
Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. (kenapa jadi peribahasa ya hahaha).
Tapi kalo menurut saya sih semua (masih) bergantung kebutuhan.
Kalau kita bicara soal website travel atau pariwisata, notabene ‘menyebar umpan’ sebanyak-banyaknya masih efektif.
Tetapi untuk ‘menyentuh’ customer langsung secara personal maka cara itu sudah nggak efektif lagi.
Terinspirasi dari posting ini saya jadi nulis juga di blog saya.
Upload link ke situs social bookmarking juga dapat meningkatkan trafik secara cepat..banyak sekali malahan.
*saya suka ilustrasi gambarnya* *maklum, penghobi sepeda*
Trims.
Sebenarnya maksud saya bukan apakah SEO masih berpengaruh atau tidak. Ini lebih ke how to compete, bagaimana cara berkompetisi secara strategis. Memilih niche adalah salah stu strateginya, seperti halnya saat kita memilih keyword untuk dioptimasi.
SEO di konteks desktop sudah terlalu jenuh. Untuk keyword tertentu mungkin harus matian-matian dalam bersaing menjadi nomer satu. Bagi saya ini berarti saatnya untuk mencari lahan baru, yang belum diklaim siapa-siapa.
Mobile adalah arena tak bertuan. Seperti yang disebut dalam komentar, relevansinya saja masih kurang. Tapi ini bukan kelemahan, ini adalah opportunity. Mobile is the future, salah satu deh kalau misalnya kita tidak sepenuhnya optimis. Kurangnya relevansi adalah tanda bahwa no one is there. You, can be the king. Dan ketika yang lain akhirnya datang, Anda sudah bertahta.
Logika yang sama bisa diaplikasikan atas social networking.
Personally, saya rasa SEO masih perlu diperhatiin, karena dari sisi advertiser, mau melihat PageView! Makanya banyak yang pingin pageviewnya naik, mati-matian perang di Google.
Tapi kalo NavinoT khan pingin grow the readership, berarti kita harus perhatiin konten bermutu dan tidak terlalu main long tail.
Perlu sih perlu, tapi saya lebih prefer rekomendasi dari pembaca yang puas π
Menurut Saya pribadi, SEO masih perlu diperhatikan.
Ini ada sedikit tips dari Saya:
1.Kita harus memilih Keyword yg tepat&bernilai tinggi.
2.Bookmarks web Anda kedalam para penyedia jasa Bookmarks
3. Gunakan meta tag.
Kalo mau yg Extrim pake Black SEO aja π Ok!
Kenapa repot-repot mengejar SEO. Buatlah SEO yang mengejar kita.:D Penting memang tapi belum tentu puas secara long-term? Mungkin sesaat.
Habis baca artikel ini, saya jadi ingin “menghidupkan” facebook saya π
d*mn SEO π
apa jdnya kl google ngga update algoritmanya
tabungan navinot utk jangka panjang, walau tanpa ngoyo SEO, kayaknya dah pas
malah navinot dah di jalur cepat kayaknya π
Saya nggak tau apa-apa tentang SEO..jadi cuma bisa melongo aja membaca komentar yang canggih-canggih..
Sebelumnya memang ngoyo sekali dengan SEO, semenjak posting ini nggak terlalu sih, cuman 3 bulan lalu buat web baru, ternyata 80% lebih asal traffic dari google, kurang 2% dari facebook, (padahal energi saya jauh lebih banyak untuk promosi lewat facebook, (bahkan sampe masuk user temen yang temennya banyaaaak, nyuri password bo:) ), 6% hasil blogwalking, sisanya unknown, keliatannya harus belajar SEO lagi neh π
Memang sih sebelumnya kita sering berpikir SEO dan SEO namun kadang juga kalau terlalu berlebihna promosi di FB bisa naekin trafik namun kenyataanya terkadang hanya berapa persent jadi mungkin salah satu tehniknya ya SEO
SEO masih menjadi salah satu alternatif yang ok untuk mengoptimasi
menurut saya, kalo pertanyaannya masih berharga ato tidak, dengan yakin saya akan jawab PASTI. Namun ketika SEO yang di bahas untuk mobile, nah… ini dia PR baru bagi SEO’ers Indonesia… Sejauh mana para petarung SEO Indonesia bisa bertarung di lahan tak bertuan tersebut? π
SEO di mobile device tak bertuan karena iklan kontekstual belum muncul disana.
kalau sudah muncul, saya pikir akan banyak yg berlomba menjadi juaranya.
mikirnya simple aja sih, dimana ada gula disitu ada semut.
dimana ada uang, disitu ada pelaku SEO. hehehehe….
iya, masih diburu
Berarti cara SEO di browser beda dengan cara SEO di mobile?
apakah begitu?
π
Comments are closed.