Local Microblogging Service: How to make it work

Local Microblogging Service: How to make it work

2478406855_2771667e67

Sebuah artikel menarik bisa kita baca di Microblink. Ternyata ada 5 microblogging lokal mainstream di China, walau Twitter masih mendominasi. Ada dua faktor yang disebut di sana sebagai penyebab dominasi Twitter. Dua faktor tersebutjuga bisa kita pakai dalam menghidupkan layanan microblogging lokal. Apa saja faktor tersebut?

Follow the people. Early adopter bukan Scoble saja. Setiap niche, dan kelompok punya tokohnya sendiri. Jika kita bisa memenuhi kebutuhan early adopter (versi long tail) ini, besar kemungkinan layanan microblogging kita bisa sukses. Dalam proses memenuhi kebutuhan tersebut, bisa jadi layanan yang ditawarkan akan menuntut  fitur khusus. Mungkin bukan fitur lampirkan gambar, dan autoshrink URL tapi justru “update Friendster” atau “balas dengan suara/audio”. MisKol.com?

Follow the conversation. Selain early adopter yang dicari orang adalah conversation. Mungkin tidak ada Scoble, Guy Kawasaki, Kevin Rose, dan lain-lain di sana. Tapi jika memang ada pembicaraan menarik yang hendak kita ikuti atau monitor, maka pasti kita mau bergabung. Mom Twitter Network bisa menjadi contoh. Topik-topik conversation yang lain bisa diturunkan dari niche blogging atau tren yang sedang berkembang.

Oke, mari kita tambahkan dua tips a la NavinoT.

Dare to be different. Menyamakan diri dengan layanan lain memang menguntungkan di soal learning curve. Tapi, seperti saat kita berdiskusi tentang White Label Social App, menjadi generik hanya akan mengurangi jatah calon konsumen. Coba kita ingat-ingat juga tentang artikel-artikel mengenai variasi produk di NavinoT.

No Hit and Run. Layanan apapun, pasti tidak mungkin diwujudkan dengan model hit and run. Hanya sedikit yang bisa sukses sekedar dengan menyediakan fitur terheboh tanpa harus dirawat secara khusus. Kita harus mendatangkan orang, dan menginisiasi percakapan.Tidak seminggu atau sebulan, tapi juga minggu-minggu berikutnya.

Jangan lupa juga strategi pelokalan. How to go local properly 😉

Ayo, go local go!

17 thoughts on “Local Microblogging Service: How to make it work

  1. Saya membayangkan microblog spt ini dibuat op seluler. Kayak dashboard sms. Ada privatnya buat nampung semua sms kita jd backup sms online selalu ada. Bentar2 harus menghapus sms di hp repot juga. Klo ada integrasinya, churn kartu seluler bisa diminimalkan klo login wajib pake nmr hp. Kmarin kpikiran bikin post jg, tp blm kesampaian.

  2. setuju sama Ivan, emang kalo udah megang peer leader sebuah komunitas pasti relatif lebih gampang untuk ngajak semuanya.. contohnya kayak Ngaku.in dengan “Chika Effect” atau KartuNama.net yang bagi-bagi kartunama gratis untuk seleb blogger dengan demikian menjaring peer dari tiap2 Rainmaker tsb.

    just my $0.02

  3. Aku malah jadi kepikiran, gimana klo rainmaker itu diseriusi jadi organisasi profit :D. PT Rainmaker Dot Com. We makes rain on your website! Jasa yagn ditawarkan adalah community building. Rainmaker dengan peernya akan menyerbu suatu website selama sebulan dua bulan, menginisiasi percakapan.

  4. @Toni IMHO i disagree, kalo peer udah ketauan jelas-jelas dibayar untuk “menjual komunitasnya” kayaknya gk bakalan jadi bagus. Jadinya kayak Twitter’s Magpie, where you can literally sell your peer/followers for money and failed big time.

    1. Setiap yang layanan yang dibayar tidak perlu jadi tercemar/ternoda kredibilitas-nya. EO dibayar, tapi acara yang diselenggarakannya tidak jadi tercela kan? Demikian pula dengan Twitter/Magpie. Berbayarnya ndak salah, cuma eksekusi spammingnya yang salah. Scoble? Dia disponsori sama Seagate kan. But that doesn’t prevent me from following him.

      What is paid, is not necessarily evil :). Tentu saja, dalam kasus Rainmaker di atas, bukan sekedar menjual komunitas. Klo sekedar menjual pasti hasilnya jadi spamming :D. And it won’t work.

      A good spam, will not taste like a spam. It’s called online marketing. Hahahahahha. Peace ya semuaaaa 😀

  5. Plurk skrg populer krn early adopternya adalah para blogger senior. Lalu para blogger gaul ikutan, dan tanpa terasa tiba2 plurk menjadi “tempat kopdar” online.

    Yang mengherankan, kenapa ini tidak terjadi pula pada Kronologger? Early adopternya sama, namun sayangnya tidak diikuti pula oleh para blogger gaul, sehingga Kronologger nggak menjadi “tempat kopdar” online.

    Baru dengar istilah rainmaker.. Seharusnya rainmaker ini tidak melulu berisi orang yg sama, krn tidak semua brand punya target yg sama. Kalau rainmaker ini terdiri dari orang itu lagi itu lagi, pasar yg didapat jadi kurang luas.

  6. Dare to be different. Menyamakan diri dengan layanan lain memang menguntungkan di soal learning curve. Tapi, seperti saat kita berdiskusi tentang White Label Social App, menjadi generik hanya akan mengurangi jatah calon konsumen. Coba kita ingat-ingat juga tentang artikel-artikel mengenai variasi produk di NavinoT.

    We disagree on this one as we must have the best team to socialise our new idea, we once had experience on this one, we got too cool idea, so that our social networking (american based company) didn’t work.

    We can be different, but don’t be too different, making social networking application is also making culture, that’s why we need to do things right.

    1. Good point there. However, haven’t social network app been the culture changer? I mean, who start the trend of letting the world know when we take bath? 😀 And recently, letting the world know where we “really” at, realtime.

      By your experience, how far can the consumers (and early adopters) tolerate when adopting these new culture generated from soc net app?

  7. http://ngeshout.com 🙂
    iseng2 nyoba implementasiin microblog lokal, sampe buat shrink url sendiri pake http://pendek.in karena beberapa sering time out kalo pake yg punya luar, abis itu integrasi dengan http://fupei.com dan udah menyediakan beberapa apps pendukung kemudahan buat mengakses, setelah dilihat sebulan ini, lumayan ok tuh trafficnya, walaupun masih banyak yg dari feature livenya http://fupei.com, paling nggak penasaranku terjawab, kalo itu bisa, cuma… mungkin sama dengan yg dialamin kronologger, walaupun sudah lama exist dan plurk masih baru, tanggapan dari orang2 kitanya itu sendiri yg masih minim, dukungannya masih kurang padahal kualitas gak kalah, navinot mau gak pasang ShoutSuite punyanya ngeshout 😉 hehehehe
    Daily social pake loh (ngelirik mamuaya… thx bro)
    Ayo, go local go!

  8. Wah disini aku brasa bego banget. Gak tau apa2 soal microblogging. Yg Gw tau cuma twitter dan facebook + friendster.
    Mkasih atas ilmunya…..

Comments are closed.

Comments are closed.