How The Crowd Works

How The Crowd Works

Crowd Harvesting

Beberapa waktu yang lalu, salah satu ”teman” dalam network saya di FB menuliskan tentang bagaimana nikmatnya mempunyai jejaring dan akses sumber daya (Being Networked and Resourceful). Saya melihat ada sesuatu yang terlewat di sana, yang jika tak disadari bisa menjerumuskan pada misinterpretasi.

Walau berjejaring dan punya akses terhadap sumber daya adalah bisa dikatakan sebagai kondisi yang lebih menguntungkan daripada tanpa jaringan, hal tersebut tidaklah cukup. Jaringan, dalam hal ini akan kita sebut sebagai crowd, bekerja dengan cara yang unik. Ekosistem crowd hanya berfungsi pada anggotanya yang turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan crowd dalam rangka memberikan manfaat pada crowd secara parsial maupun keseluruhan.

Authority, expertise, juga bisa dianggap sebagai manfaat bagi crowd. Hal ini sering membuat orang secara tak sadar mengira bahwa sekedar menjadi bagian dari crowd berarti dia sudah bisa mendapatkan manfaat dari sistem. Walaupun kadang kala sebenarnya orang tersebut teleh memberikan sumbangan terhadap crowd dengan status authority-nya.

Apa iya benar? Saya sama sekali tidak menyumbangkan kode ke pengembangan kernel Linux, tapi saya tetap bisa mendapatkan manfaatnya. Well, hal ini bisa terjadi karena orang lain telah meng-overlap peran yang harus kita lakukan. Telah ada orang lain yang menyumbangkan kode, testing, dan men-submit bug report. Karena itulah sistem tampak sudah bekerja walaupun kita tidak berpartisipasi aktif dan memberikan sumbangan langsung pada sistem.

Salah satu cara memberikan donasi pada crowd dan memperoleh authority adalah dengan jalan berpartisipasi aktif. Seperti berkomentar di blog ini misalnya πŸ˜‰ Anda memberikan manfaat tambahn konten dan bahkan sudut pandang yang belum ter-cover oleh penulis. Efeknya membuat konten menjadi jauh lebih menarik dan memicu yang lain untuk berinteraksi memberikan kontribusi yang secara keseluruhan juga turut memberikan manfaat pada Anda sendiri.

Bayangkan saja jika hanya sedikit komentar yang ada dalam sebuah artikel, tentunya potensi artikel tersebut tidak akan maksimal. Bayangkan jika semua subscriber digg hanya melihat saja, tanpa pernah melakukan aksi digg dan bury. Atau jika mereka hanya melakukannya sekali saja, tentunya Digg tak akan jadi bermanfaat bagi Anda dan juga subscriber yang lain.

The point is, it’s about balance. Sebelum Anda bisa memanen manfaat dari crowd, Anda harus memberikan kontribusi Anda. Jangan memulai dengan pertanyaan, mulailah dengan memberikan konstribusi sudut pandang atau informasi lain. Semakin banyak kontribusi manfaat yang Anda berikan, crowd akan menjadi semakin berguna bagi Anda sendiri.

Tentu saja, Anda pasti juga punya trik untuk memanen manfaat dari crowd. Apa tips Anda?

11 thoughts on “How The Crowd Works

  1. Dari sudut pandang sebuah bangsa/ negara…
    Slogan JFK “jangan tanya apa yang negara bisa berikan padamu, tapi tanyalah apa yang bisa kau berikan buat negara.”

    Untuk jejaring sosial, forum, blog, dsb tinggal diganti saja kata “negara.”

    Semoga bisa melengkapi artikel di atas ^^V

  2. Kebanyakan forum yg kontribusinya nyata paling banter 10% member. Klo dibikin mapping prosentase gitu kayaknya sih modelnya nggak berubah dr dulu sp skr. Alaminya emg kayak gitu kali ya…

  3. komen memang sangat dibutuhkan, bahkan bs meningkatkan seo karena ada beragam kalimat yg berhubungan dgn artikel.

    untuk memancing komentar, bs dgn menggunakan pertanyaan diakhir artikel. contohnya spt artikel ini πŸ˜€

  4. Setuju sekali tuh, soalnya kadang2 orang Indonesia suka terbalik balik filosofinya, yang harusnya Give and Take tapi menjadi Take and give makanya pola tersebut harus di rubah di generasi yang muda-muda kaya kita ini.

  5. imo, komentar tdk selalu bermanfaat dlm crowd.

    apalagi jika komentar dianggap akan selalu ter-crawl oleh mesin pencari Internet. bukannya kadang bagian comment di-nofollow atau disembunyikan via robot.txt:?:

    karma berupa review dari blog lain mungkin bisa mjd pengganti sepinya komentar. πŸ™‚
    apalagi bagi blog yg sistem komentarnya ditutup spt punya seth godin, tommy olsson, dll 8)

    1. Linkback (trackback) dibanding komentar ya jelas dong, memang linkback. SEO wise (please confirm πŸ˜‰ )

      Tapi crowd bukan SEO πŸ˜€

  6. πŸ™‚ ngikut mas yoki di atas, jee

    mas toni, kl saya make linux, tp ngga/jarang ngikut crowd (forum dah jarang lah, nulis linux mulai males, apalg nge-report bugs), plg banter sesekali beli kaosnya..itu pun made in baliwae..trus dipake jalan-2..

    ato forum gentoo Indonesia, kayaknya ngga ada crowd-nya kan ya πŸ˜€

    jd apakah mungkin suatu konten bermanfaat tanpa perlu crowd [komunitas, komentar, networking, dll]? πŸ™‚

    si crowd marah ngga ya dimanfaatin? πŸ˜€

    1. Biasanya sih, si crowd pasti marah. Walau crowd tampak suka berbagi tanpa tampak seperti mengharap timbal balik, tidak demikian sebenarnya πŸ˜€

      Contohnya soal isu Facebook yang heboh gara-gara ganti term kemarin. Crowd marah karena konten sumbangannya dimanfaatkan secara sewenang-wenang oleh Facebook. Padahal ya tidak ada yan menyuruh upload-upload tanpa pilah-pilih.

Comments are closed.

Comments are closed.