Yang Mau dan Yang Mampu
Saat kita kali pertama blogging dengan serius, kita pasti diharuskan memilih target pembaca. Selain faktor usia, dan tingkat pengetahuan pasti kita memasang filter klasifikasi berupa minat. Kita membuat blog tentang Web Design, dengan target orang-orang yang mau belajar web design. Kita membuat aplikasi microblogging, dengan target orang-orang yang mau memanfaatkan microblogging. Dan banyak lagi tipe layanan yang ditargetkan pada kriteria interest.
Menarget orang yang punya interest memang no-brainer, semua orang pasti tahu dan logis. Tapi apakah telah tepat dan efektif?
Sewaktu me-review Cerpenista, saya sempat menuliskan bahwa tantangan sebenarnya akan datang setelah early adopters telah pergi. Saat itulah perjalanan yang nyata tentang mencari, dan mempertahankan user, akan dimulai. Namun saya salah akan satu hal. Yang bertahan bukanlah pengguna yang butuh. Semua yang berkunjung dan menjadi anggota cerpenista adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan (agenda) tertentu. Yang bertahan adalah pengguna yang benar-benar mampu memakai cerpenista. Bukan early adopters yang sekedar mampir icip-icip.
Early adopters adalah orang-orang yang punya minat tinggi terhadap sesuatu yang baru. Akan tetapi sebagian besar dari mereka bukanlah calon pengguna yang sebenarnya. Pengguna yang sebenarnya adalah orang yang punya kapasitas untuk membeli produk kita. Harganya tidak pernah gratis. Karena akan ada investasi yang harus ditanam, misalnya: waktu dan komitmen dalam memakai produk.
Semua orang pasti mau membeli suatu produk atau layanan yang punya overlap dengan kebutuhannya. Namun hanya sedikit yang benar-benar mampu membeli produk atau layanan tersebut. Mereka inilah target konsumen potensial kita.
Kita terlalu terbiasa dengan iklim internet di mana tak diperlukan banyak biaya untuk melakukan sesuatu. Akibatnya kita sering terkecoh dengan siapa yang membutuhkan, menginginkan dan mampu membeli produk kita. Mulailah dengan yang mampu kemudian baru kita kejar mereka yang menginginkan namun belum mampu dengan strategi-strategi baru.
Sudah tepatkan sasaran (pemasaran) produk Anda?
One thought on “Yang Mau dan Yang Mampu”
mampu dan mau.. hmm.. ya jelaslah sudah.. itu makanya banyak blogs di blogspot dan juga wordpress juga sekarang cuman tinggal alamat ajah..
tapi yah,, kondisi serupa hampir dialami juga sama microblogging.. kecuali, kalo udah addicted yak –> kaya’ saya 😛
anyway,, menurut saya sih, kalo misalkan diberi kemudahan -yangteramatsangat, bukan ga mungkin mau & mampu itu jadi ga berlaku.. karena, itu udah menjadi kebutuhan.. 😀
Comments are closed.