Kebutuhan vs. Keinginan

Kebutuhan vs. Keinginan

neednwant

Beberapa hal yang dibutuhkan…

Saya butuh Google untuk membantu saya mencari informasi di internet hanya dengan serangkaian kata kunci.

Saya butuh WordPress untuk membangun blog ini secara cepat & irit.

Saya butuh Detik.com untuk mendapatkan informasi online paling cepat & aktual.

Saya butuh Facebook untuk berhubungan kembali dengan teman-teman lama, sembari menjalin persahabatan baru.

Saya butuh BlackBerry untuk berkomunikasi dengan teman & rekan di mana saja, kapan saja.

Beberapa hal yang diinginkan…

Saya ingin beli Apple iPhone 3G, karena keren banget layar sentuh-nya!

Saya ingin beli kaos karya designer terkenal, karena desainnya OK banget.

Saya ingin berlangganan RSS NavinoT, karena artikelnya menarik.

Saya ingin bergabung dengan Kaskus, karena ingin tahu gosip terbaru.

Saya ingin bergabung di Flickr, karena komunitas fotonya menarik sekali.

Dari sedikit perbandingan di atas bisa terlihat perbedaan antara keinginan dan kebutuhan. Sesuatu yang dibutuhkan terkesan begitu mendasar dan integral. Tanpa pikir panjang, produk atau layanan ini lebih mudah untuk diterima, bahkan mempunyai kemungkinan sukses yang lebih besar.

Lain halnya dengan beberapa contoh kalimat yang berdasarkan keinginan. Terlihat tidak terlalu penting, bisa dilewatkan, dan lebih berasal dari impulse. Tanpa barang atau layanan ini, sang pengguna/pembeli masih bisa bertahan hidup dengan fungsi awalnya.

Bila dilihat dari sederetan produk atau layanan web/teknologi yang selamat dari DotCom bubble, terlihat bahwa kehadiran mereka begitu mendasar. Seperti Google dengan mesin pencari-nya, meskipun revenue-nya berasal dari iklan sepenuhnya. Begitu juga dengan eBay yang menjadi pusat pedagangan bagi perseorangan yang selama ini kesusahan menjual barang-barang yang tidak diperlukan.

Bila diamati, suatu yang dibutuhkan cenderung mempunyai tingkat kesuksesan yang lebih tinggi, meskipun tidak mutlak. Banyak layanan web2.0 yang sangat keren, tapi tidak memenuhi kebutuhan dasar. Bahkan model bisnis saja tidak ada.

Hal ini juga dialami oleh Twitter diawal kehadirannya. Banyak yang menganggap berkomunikasi secara singkat dalam ukuran SMS tidak ada manfaatnya. Lambat laun, manfaat Twitter semakin terasa di dunia social media, bahkan banyak selebriti yang berpartisipasi. Kini Twitter dianggap mempunyai nilai lebih, bukan karena keren saja. Microblogging dibutuhkan untuk berkomunikasi secara singkat dan efisien.

Facebook? Bila semua teman sudah dikumpulkan, yang tersisa hanyalah permainan ala Mafia War. Inilah saat penentuan apakah Facebook benar-benar kebutuhan dasar kita di dunia maya.

Apa pendapatmu tentang Kebutuhan vs. Keinginan? Apakah Facebook & Twitter merupakan kebutuhan? Atau hanya tren sesaat? Apa aplikasi anda memenuhi kebutuhan?

21 thoughts on “Kebutuhan vs. Keinginan

  1. IMHO, Facebook menjadi kebutuhan di dua hal:

    menghubungkan teman-teman lama: TOS facebook untuk mengharuskan user menggunakan nama asli sangat amat keren dan usefull sekali

    Foto sharing: di satu acara, saya datang tanpa membawa digital camera untuk mengabadikan momen, namun teman saya membawanya. Usai foto-foto, kalimat emasnya adalah:

    “Ntar tolong di tag di facebook y”

    OMG, Betapa bermanfaatnya facebook:D

    sedangkan twitter? Hmmm…. bagi saya masih merupakan keingninan deh.

    Anyway, business model yang menguntungkan untuk facebook dengan basis pengguna seperti itu apa y? facebook money mungkin? kombinasi identitas asli facebook + marketplace ala eBay + digital money ala PayPal. Wah, bisa jadi kekuatan finansial keren tuh. Bank of Facebook? Rocks 😛

  2. Sepertinya kebutuhan dan keinginan itu susah banget dibedakan. Ketika kita lapar, di depan kita ada nasi dan burger. Mana yang kebutuhan dan keinginan? nasi atau burger? Kita akan terbantu untuk membedakan dua macam hal ini jika kita pasang konteksnya. Misal: Lapar di jalan? Seberapa lama sampai rumah? Duit ada berapa?

    Memenuhi kebutuhan akan benar-benar memecahkan masalah kita, sedang memenuhi keinginan hanya bisa memuaskan ego. Ya nggak sih? Saya juga bingung. :p

    Saya tambahin pertanyaan saja. Expand, kapan menjadi kebutuhan atau keinginan bagi suatu perusahan?

  3. Klo aplikasi itu kebutuhan, biasanya dipakai seperlunya aja. Ms word misalnya. Klo ingin, butuh ga butuh maunya pakai/login tiap hari. Nampak sperti kbutuhan, padahal keinginan yg addicted.

    Kebutuhan/keinginan orang itu subyektif ya, tp smentara ini bagi saya, google adalah kebutuhan, blogspot adlh kebutuhan, dan blogwalking adalah keinginan.

    Fb, twitter, blacberry, ataupun iphone bukan kebutuhan jg bukan keinginan. Alasan tdk butuh krn apa yg sy butuhkan bs tercukupi tanpa itu, alasan tdk ingin krn ada prod/hal lain yg mnurut sy lebih menarik.

  4. Sulit sekali membedakan kebutuhan dan keinginan, bedanya tipis.. setipis pembalut wanita jaman sekarang :p

    Hmmm.. misalnya facebook..
    Saya setuju sama mas BudiTyas, belom tentu juga facebook dkk itu dibilang kebutuhan.. bisa aja itu keinginan yang addicted..yang butuh gak butuh tetep aja login. Gak pakek facebook sehari gak akan bikin masuk angin juga to..

    Semua yang ditulis di dalem kebutuhan diatas, menurut saya adalah sarana dalam memenuhi kebutuhan yang sebenarnya. Untuk memenuhi kebutuhan kita bersosialisai, berkomunikasi dan informasi, kita bisa menggunakan Facebook, Google, Blackberry, WordPress dan Okezone.com :p

    Hehehe.. Have a nice Tuesday… 😉

  5. mode ngoceh : ON

    sy gak butuh Handphone
    sarana komunikasi cukup pake Gtalk & YM

    sy gak butuh laptop
    PC sudah cukup, toh sy jarang kerja mobile

    sy gak butuh motor atau mobil (err tapi kesengsem sm Suzuki SX4 (doh) )
    pakek kereta api + jalan kaki dah cukup

    sy gak butuh FB, cari relasi yg potensial di jagad maya bisa pake linkedin

    bikin aplikasi yg membuat orang butuh … untungnya boleh dikatakan rendah tapi ini bersifat jangka panjang

    sebaliknya bikin aplikasi yg bikin orang ketagihan untungnya tinggi tapi hanya bersifat jangka pendek

    so jika kebanyakan kita memakai Facebook karena keinginan aja, it’s matter of time FB akan ditinggalkan bila itu sudah tidak menjadi trend lagi

    hal yg sama juga terjadi thdp blog, kebanyakan kita ketika membuat blog disebabkan karena keinginan saja, so tidak heran kalo blog skrng ini kepopulerannya mulai menurun

    sebaliknya ketika yg punya blog menganggap blog sbg kebutuhan, tidak jarang blognya semakin hari semakin konsisten dan semakin bagus, tidak terpengaruh oleh tread sesaat

    dan saya berharap Toni & Ivan menganggap navinot sbg sebuah kebutuhan he he, so dgn begitu audience-nya pun kan selalu butuh dgn Navinnot

    @Toni

    memang sulit membedakannya, mungkin ini bisa juga jd parameter tambahan

    kebutuhan jarang sekali menyababkan ketagihan
    keinginan kemungkinan besar menyebabkan ketagihan ?

    mode ngoceh : OFF

  6. Saya pikir terlalu luas untuk membandingkan Kebutuhan & Keinginan. Karena semua itu pasti balik lagi pada konteks, situasi dan keadaan yang lagi dihadapi.

    Kalo pertanyaannya dikerucutkan “kapan menjadi kebutuhan atau keinginan bagi suatu perusahan?” bisa saja konteksnya menjadi kebutuhan dianggap sebagai misi perusahaan dan keinginnan dianggap sebagai visi perusahaan.

    Sehingga untuk mencapai keinginan, pasti ada beberapa kebutuhan yang perlu dilengkapi terlebih dahulu. Kita ingin iphone, otomatis butuh duit donk..

    Dalam konteks ini, kebutuhan adalah hal yang perlu kita dapatkan dalam waktu dekat, sedangkan keinginan bisa kita tunda pada saat yang tepat di lain waktu.

    Facebook & Twitter merupakan suatu kebutuhan, orang butuh hal menarik utk menghabiskan waktu & menghibur diri, butuh media untuk tegur sapa dengan yang lain. Tapi itu semua terjadi karena adanya keinginan. Keinginan untuk bertegur sapa dan bertemu teman lama.

    Sehingga, kebutuhan berinteraksi melalui media didorong oleh keinginan bertegur sapa, atau alasan pribadi lainnya.

    Maksud saya adalah, Kebutuhan & Keinginan nggak bisa dibandingkan, kecuali pada konteks yang lebih kerucut lagi.

    Sama saja dengan -> (1kg : 1cm = …) apa jawabannya?! jawabannya adalah: 1kg/cm .. walau gimanapun nggak bisa dibandingin 🙂 tapi kalo digabungin, mungkin bisa 🙂

    nice post en thinkin

    salam,
    Adiputra

  7. Kebutuhan (need) sejak awal berbeda dengan keinginan (desire). Kalau kebutuhan sifatnya terbatas, tapi keinginan sifatnya tidak terbatas.

    Saya butuh nasi 3 piring sehari, tapi keinginan saya adalah bisa menyantap rendang, ayam goreng, pecel lele, burger, lemper, arem-arem, apel, durian sekaligus.

    Atau butuhnya 1 istri saja (sesuai kemampuan ekonomi maupun kemampuan fisik), tapi inginnya (desire) banyak istri. Hehehe…

    Itulah mengapa manusia diberi yang namanya possibility frontier (keterbatasan kemampuan), agar tidak melahap segalanya (tidak terlalu rakus).

  8. Sedikit lebay …
    Membaca navinot.com, okezone.com itu adalah kebutuhan bagi saya:).
    Keinginan saya adalah mempunyai HP baru dan mendapatkan teman kencan yang cantik di dalam dan di luar:p.

    Saya setuju dengan pendapat Adiputra: untuk mencapai sebuah keinginan kita butuh usaha. Keinginan dan kebutuhan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan kita.

    Makasih navinot.

  9. Kebutuhan vs Keinginan?
    Hmm, sesuatu yang menarik. Dan menurut aq bisa dikatakan sangat subyektif sekali. Sebenernya keinginan muncul karena ada sebuah kebutuhan (dlm arti: kita berhasil mendefinisikan “kebutuhan” tersebut). Titik rawannya terletak pada semendasar apa kebutuhan yang kita definisikan ini?. Facebook menjadi kebutuhan, berapa butuhkah kita?. Tingkatan definisi kebutuhan bisa menjadi point penilaian apakah itu sebuah keinginan semata ato sudah menjadi kebutuhan kita.

    IMHO, banyak alternatif keinginan yang muncul ketika kita bisa mendefinisikan kebutuhan kita. Just to make a choice which desirabilities are suitable with us. Facebook & Twitter bs menjadi kebutuhan buat aq, tp g menjamin itu juga menjadi kebutuhan buat kamu..:)

    *first post on NavinoT :p

    1. Oii, alo Dit 😀

      Menarik juga konsepmu mengenai suitable desirabilities. Wogh, bahasanya LSM banget :p. Makasih dari aq untuk komen dari kamyu yang pertama inih 😀

  10. Singkat saja…

    Kalau kebutuhan tidak mudah bosan, jangka waktu nilai manfaatnya panjang.
    Kalau keinginan cepat sekali bosannya, masa pakai sebentar. Kenikmatan sesaat^^

    Tapi, dua2nya relatif sih.

  11. Hmm..Kurang jelas kali yah. Maksud saya dengan ‘Kebutuhan’ vs. ‘Keinginan’ sebenarnya membedakan produk atau layanan ini mendasar atau tidak.

    Memang meskipun kita BUTUH sesuatu, setelah itu kita masih dihadapkan dengan PILIHAN. Nah, pilihan tersebut ada yang sederhana, asal melengkapi kebutuhan. Tapi ada juga yang dibuat khusus dengan segala pernak perniknya dengan harga lebih tinggi & kemasan yang lebih menarik.

    Saya butuh PC atau Laptop untuk bekerja, dengan Laptop seharga $500-700 saya sudah cukup, bisa jalankan ini itu dan memenuhi kebutuhan saya untuk bekerja.

    Tapi Kita dihadapkan kepada beberapa pilihan, ada Laptop merk A, B, dan B. Dengan OS Windows, Linux, dan Leopard. Mana yang kamu pilih sesuai kebutuhanmu?

    Untuk aplikasi web, kebutuhan mesin pencari sangat penting. Tapi setelah itu, kita juga dihadapkan dengan beberapa pilihan juga, seperti Yahoo, Google, atau Ask.com.

    Lain halnya dengan layanan seperti twitter. Saya tidak merasa ketinggalan/kehilangan banyak, kalau tidak nge-tweet.

    Moga-moga memperjelas 🙂

  12. Saya ikut bantu definisikan ya. Silahkan dikoreksi.

    Jika kita benar2 ga ingin buka suatu aplikasi. Kita malas semalas2nya, tapi kita tetap buka jg demi menyelesaikan tugas kita, berarti aplikasi itu benar2 merupakan sebuah kebutuhan. SPSS ato Photoshop misalnya. Terlepas dari subjectifitas, SPSS tergolong program yg dibutuhkan, bukan program yg diinginkan. Orang menginstal SPSS krn butuh, bukan krn ingin.

    Cb deh cek semua item di atas dgn asas SPSS tadi. Mungkin saja emosi menuntun logika anda untuk merasionalkan keinginan yg addicted sehingga nampak sbg kebutuhan.

    Saat kcanduannya hilang (alias bosan), baru kita sadar klo kita terjebak kebutuhan semu (skedar keinginan). Saya pikir friendster, fb, bb, hingga iphone ada di golongan ini. Ada bosannya dan kita bebas meninggalkannya tanpa beban.

    Bandingkan sama ms excel. Aduh, minta ampun bosennya. Tapi ya gimana lagi, ga bs ditinggalkan. Namanya juga butuh.

    1. Oh yah bener Bung BudiTyas.
      Jadi, koreksi komentar ai yang sebelumnya. ^^

      Kebutuhan… sebosan apapun tetap akan dilakukan dan tidak ditinggalkan.
      Keinginan… klo dah bosen ya ditinggal ^^

      Hmmm… baru menyadari suatu itu kebutuhan atau keinginan itu biasanya diakhir-akhir. Klo di awal sulit sekali, apalagi buat yang tidak bisa menahan nafsu shopping ^^.

  13. Menurut saya, Facebook dan Twitter hanya keinginan kita semata karena tanpa hal itu pun kita tidak akan kehilangan sesuatu. Tetapi kebutuhan adalah hal yang harus dipenuhi, seperti makan dan minum. Tanpa hal itu kita akan kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidup kita. Jangan jadikan Facebook kebutuhan hidup kita!

Comments are closed.

Comments are closed.