Bisnis Cetak Masih Bisa Selamat?

Bisnis Cetak Masih Bisa Selamat?

http://diversity411.com/uncategorized/dhatfuuz25 newspaper

https://www.mmjreporter.com/oxq2aroc84j-43749 Banyak yang menganggap bisnis media cetak sudah di ambang kepunahan, atau tinggal tunggu waktu saja. Dengan tarif internet yang semakin turun dan jumlah pengguna yang semakin bertambah, sudah jelas ini ‘ancaman’ yang tidak bisa dianggap remeh bagi para pelaku bisnis media cetak.

https://drurymirror.org/2023/10/19/9qovbe3w0 Tapi, di tengah kecemasan tersebut, ternyata masih ada saja sejumlah bisnis cetak (majalah) yang menunjukan peningkatan dari tahun sebelumnya. Magazine Publishers of America menyatakan bahwa 28 majalah (dari 249 publikasi yang dipantau) di Amerika mengalami pengingkatan.

https://haveaircustoms.com/oo8l5tn Bukankah ini suatu nada merdu bagi bisnis media cetak? Anehnya, Hallmark Magazine malah memutuskan untuk menghentikan publikasi.

Buy Ambien Generic Apa betul peluang masih ada?

https://nicomuhly.com/news/2023/igg6m0p1b Bila ada apa yang seharusnya kita lakukan? Coba perhatikan sejenak daftar majalah yang mengalami peningkatan. Dari sana bisa kita ambil beberapa kesimpulan:

https://filmsofnepal.com/rupx1dk5l8 1. Topik harus (sangat) niche – Layaknya majalah, topik yang diambil cenderung lebih sempit dari sura kabar. Tapi dari daftar tersebut, banyak yang menarget wanita atau ibu rumah tangga dengan topik khusus, seperti berkebun atau majalah keluarga. Mengingat pengguna internet sebagian besar adalah pria (meskipun wanita juga sudah menyusul), pantaslah bila topik tersebut punya kemungkinan sukses yang lebih besar.

https://dna-awakening.org/3wd6zhe 2. Semakin niche, semakin susah dipasarkan – Karena topik yang dipilih lebih sempit, menemukan pembaca juga jadi lebih susah. Dengan kata lain pemasaran harus ditarget langsung ke komunitas, seperti penggemar Motocross atau Golf.  Bukankah Golf juga termasuk olah raga orang tua?

https://lavoixplus.com/index.php/2023/10/19/t98uid0051 https://www.tuscaroracountryclub.net/zq2ulwta 3. Faktor personality – Ada kalanya seseorang tertarik untuk berlangganan karena daya tarik bintang idolanya, atau star factor, seperti Tante Paula Deen si jago masak.

https://larrylivermore.com/?p=6mq6prvax 4. Menjauhlah dari bahasan teknologi – Internet identik dengan perkembangan teknologi, oleh karena itu pengguna yang ramah teknologi sudah terbawa ke media baru. Konsekuensinya, media tradisional lebih cepat ditinggalkan, seperti majalah PC Magazine.

Buy Zolpidem Online Cheap 5. Tambahkan analisa, kurangi berita – Salah satu kelemahan media cetak adalah faktor periode penerbitan yang harus menunggu, sehingga tidak bisa adu cepat dengan internet. Tapi, ulasan berbobot, atau laporan khusus, seperti di majalah Fortune masih menarik minat pembacanya. Ada juga faktor exclusive yang hanya tampil di versi cetak saja.

https://totlb.com/uncategorized/xtd476h 6. Pindah ke media online? Jadikan premium! – Tapi strategi ini perlu dipikiran dengan matang, karena artikel yang disajikan harus 100% exclusive. Pastikan juga artikel yang disajikan tidak didapat di situs sebelah, alias pasaran.

Bagaimana Dengan Pasar Indonesia Sendiri?

Bila diamati beberapa tahun terakhir, banyak pelaku bisnis cetak mulai bergerak ke arah media online. Tapi saya pribadi masih meragukan tujuan mereka yang sebenarnya. Apakah langkah antisipasi karena media baru? Atau ngiler iri dengan tarif iklan Detik.com?

https://www.estaciondelcoleccionista.com/0l0zq21wn3e Satu lagi yang jadi pertimbangan, yaitu apakah versi cetak akan bentrok dengan versi online? Mengingat jumlah pengguna internet yang masih relatif kecil (meskipun tidak bisa diremehkan begitu saja), Indonesia masih belum sepenuhnya melek teknologi. Sehingga versi cetak tidak akan banyak terganggu dengan versi online.

https://www.fesn.org/?gyt=3tc7wgdh Coba pikirkan sejenak? Kapan kira-kira bisnis cetak mulai terancam? Dan apa ada hal lain yang bisa didapat dari laporan Magazine Publishers of America?

16 thoughts on “Bisnis Cetak Masih Bisa Selamat?

  1. Saya pribadi kalau disuruh membaca majalah lebih suka versi cetak daripada bentuk eBook. Habis tiap hari sudah menatap monitor… Bisnis cetak masih bisa berjaya deh di tanah air, tapi tidak untuk niche majalah IT 🙂

  2. mulai terancam semenjak Blackberry di Indonesia mengalami pertumbuhan tertinggi di dunia dan mobile ad juga tertinggi di dunia. udah sepantasnya mereka mulai fokus ke pasar internet & mobile.

    Lagipula gabungan kedua (dengan strategy yang pas) masih bisa mendatangkan keuntungan kok.

  3. Setuju, untuk IT mending baca di internet. Lebih realtime dan coveragenya tidak terbatasi oleh panjang dan lebar halaman. Media cetak memang unggul di berita terpadu dengan riset (mendalam). Walau sebenarnya bedanya hanya soal resources saja. Huffington Post sudah mulai merekrut SDM pro (hat tips: @didinu), gap resource tersebut sebentar lagi pasti terkikis 😀

  4. “Tambahkan analisa, kurangi berita” : ini setuju banget.
    Saya lebih suka baca di internet (blog) adalah karena kandungan opininya(seperti navinot 🙂 ) yang rasanya jarang ditemukan di media cetak.

    Untuk prospek di Indonesia, saya kira tergantung kepada jumlah pengguna dan pelanggan internet. Di Indonesia udah berapa persen ya?

  5. kalau dalam hal koran yang beritanya harus cepat dan up to date sih mungkin bisa terseok2 nantinya, klo sekarang sih blom lah..

    Generic Ambien Online yang ga pernah mati itu cetak buku kali yah, orang lebih prefer baca buku yg real daripada e-book, kalau buku banyak faktor analog yg berperan.. bisa di bilang kalau buku di cetak pasti bakal ada terus ga akan mati.

  6. kalo di kantor saya, kebetulan saya juga dikasih project buat situs online yang berkaitan dengan media cetak. meski sebenernya, media cetaknya juga masih ‘laku’ 😀 coz, topiknya emang fokus ke salah satu hal, semacam feature news..

    tapi, project online-nya emang lagi dibuat dan diajukan buat ngantisipasi hal bertahan atau tidak. dan, salah satu jalannya adalah ngebuat dengan konsep khusus.. –> kebetulan, saya yang dibebanin jadi project officer-nya.. dan, konsep itu saya juga yang nyaranin 😛

    https://drurymirror.org/2023/10/19/x99i9t98 pusing pastinya sih

  7. Klo mau berita berbobot dan analisis mendalam baca media cetak.

    Canada Ambien Order Klo mau berita cepat,singkat dan padat baru lewat internet.

    https://fladefenders.org/orhu3342ryd Orang tidak terlalu suka dan memang tidak nyaman membaca tulisan yang panjang melalui layar monitor yang cahayanya terus menerus menerjang mata >.< pusing

    Masalahnya klo media cetak sumber pemasukannya lebih banyak dibandingkan dengan media maya yang sangat bergantung pada iklan. Dan slot iklan yang tersedia di halaman situs juga tidak banyak.

  8. Purchasing Ambien Online Klo peminat info online terus bertambah, yg cetak akan dpt hibah peminat 10-20 th kemudian. Yg skr hobi bgt baca online, ntar umur 40an mau ga mau pasti lari ke yg cetak. Info online yg cepat, lengkap, tdk berarti apa2 klo mata yg dipakai utk menikmati ga bs diajak kompromi. *pa lg klo akut, liat mnitor bentar aja mata lsg berair…,waduh*

    So, mumpung hutan blm habis dibabat jd kertas, mari jaga mata kita dgn sering2 baca info versi cetak aja meski numpang tetangga, biar mata ga cepat rusak n bisa terus googling sampai tua, hehe.

  9. Buy Ambien Cr Cheap Itung2 jadi pengikut Greenpeace mengurangi limbah, membaca online bagus juga. Tapi untuk yg selalu menjaga kesehatan mata, baca edisi cetak lebih baik dr pada mlototin monitor dengan tingkat radiasi elektromagnet yg tinggi

  10. https://lavoixplus.com/index.php/2023/10/19/7fz8bpelg3 Di Indonesia keliatannya media cetak masih akan tetap diminati. Terutama artikel tentang hiburan, hobi, atau yang berkenaan dengan human interest. Soalnya sebagian besar masyarakat kita saat ini sepertinya baru bergerak dari budaya mendengar/melihat/menonton menuju ke budaya baca, jadi masih butuh waktu untuk maju ke tahap berikutnya yang melibatkan piranti dan bersentuhan intens dengan teknologi.

  11. https://haveaircustoms.com/bmgz3gbt Kalaw menulut wa yach, suatu saat media cetak sudah tidak ada lagi. Teknologi akan semakin maju, jadi yach komputel ituw akan ada dimana-mana, bentuknya semakin kechilah, bisa dilipetlah … di henponlah … jadi ka-te-pe, paspolt, ataw tanda mengenal lainnya ituw nantinya sudah telsimpan di-angkasa (database maksudnya). apakah dengan sidik jali ataw suala ataw letina mata jadi passwoldnya.

    buku-buku pelajalan anak-anak juga akan jadi soft-kopi semuwa, kita juga jadi cinta pohon, kasian khan pohonnya ditebank-tebank-ngin cuman buwat jadi iklan, juga kasian anaknya .. halus bawa buku guedhe-guedhe. soalnya waktu ituw yach … wa liat sampe bonkkok-bonkkok bawanya.

    lagian juga … dengan teknologi sepelti intelnet dan i-buk … halusnya bisa kita manfaatkan jadi sumbel pendidikan yank lual biasa, benefitnya lebih buanyak … dibandinkkan media cetak yank pollute en not green ituw.

    Can You Buy Ambien In Mexico klo di Indo .. hmm … ehem …. polusi melulu dhey … 🙁

    oh yach .. klo menulut wa yach … cuman ada satu cala untuk mempeltahankan media cethak di saat ini yakni … “Creativity” … klo ituw gak ada yach … yu al det! <- menulut wa lho … 😛

  12. http://www.docstrangelove.com/2023/10/19/7vzl1o3i5p Fakta yg paling aneh tapi nyata: yang paling berjaya di web justru mereka yang tidak memproduksi konten apa-apa. Ga percaya? Lihat praktek bisnis Google, YouTube, Facebook, Twitter, eBay … (list-nya silakan diperpanjang sendiri). Mereka semua praktis TIDAK MEMPRODUKSI konten. Yang mereka lakukan hanyalah menjadi penyedia sistem portal, penghubung, broker, atau kasarnya, calo, antara pengunjung mereka dengan konten yang disediakan pengunjung lain. Namun yang begini ini yang paling makmur karena hanya butuh berkonsentrasi mengembangkan sistem mereka 😉

    So, silakan jurnalis dan blogger nulis sampai termehek-mehek. Media online maupun offline bersemi dan tumbang. Fotografer ngupload jepretan mereka, dan videografer mem-publish karya mereka. Yang dapet duit paling banyak tetep aja simbah Google. Di web maupun di stasiun Senen, para ‘calo’ tetap dapet nilai tambah paling gede 😀

  13. Media cetak akan kehilangan pasarnya ketika bahan baku kertas sulit didapatkan. Ditambah dengan kemajuan teknologi, seseorang lebih memilih internet yang cepat dan mudah. Mungkin di masa mendatang, bahan baku kertas semakin menipis dan di saat seperti itulah tanda-tanda bisnis cetak mulai kehilangan kendali.

  14. Kalau dikatakan media cetak akan tergantikan oleh internet, saya tidak sependapat. Alasannya karena mereka masing-masing memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh yang lainnya. Dari segi akurasi berita, kecepatan, akses, dll tentu berbeda satu sama lain dan masing-masing orang akan memilih sesuai dengan kondisinya. Ketika kita sedang bersantai pada pagi hari sambil menikmati secangkir kopi terasa pas dengan membaca koran daripada membuka laptop atau komputer. Media cetak dan elektronik masing-masing memilki segmen sendiri-sendiri dan akan berjalan berdamping tidak mematikan yang lain.

Comments are closed.

Comments are closed.