Portfolio Magazine: Satu Lagi Berhenti Cetak
NavinoT sudah membahas ini beberapa kali, tentang keberadaan bisnis cetak yang semakin terdesak oleh media online. Bukan kita membela media online, ataupun media cetak, tapi ini adalah pengamatan akan tren bisnis media dengan pengaruh internet.
Awalnya kita beranggapan bahwa media cetak dengan topik teknologi atau internet terbilang lebih peka terhadap ancaman media online. Nyatanya, Portfolio Magazine yang dinaungi oleh Condé Nast juga menyerah dan memutuskan untuk berhenti beredar. Apakah ini karena media online, atau krisis ekonomi global? Saya sendiri tidak pasti.
Untuk Indonesia? Masih lama… 🙂
4 thoughts on “Portfolio Magazine: Satu Lagi Berhenti Cetak”
Ohhh pantesan balik ke indonesia.. hehehe.. bukan ya?
*kabuuurr*
Good luck mas.. 😉
Nggak lah! Ga ada hubungannya sama sekali.
salam sukses..
bisa jadi kedua faktornya…
karena adanya media online yang menyediakan layanan yang bisa di akses lebih cepat! sehingga gak perlu lagi menunggu magazine yg terbitnya seminggu sekali, atau sebulan sekali.
karena krisis global juga bisa.. semua kena dampaknya dari bidang ekonomi, politik, dan industri console game sampai-sampai dunia mafia dan prostitusi pun kena dampaknya..
atau bisa juga Portfolio Magazine yang dinaungi oleh Condé Nast menyiapkan gebrakan baru seperti.. navinoT mungkin off beberapa bulan dan muncul kembali dengan ide/gagasan yang cemerlang. heheheheeh ;))
Salam,
Saya rasa hanya masalah pangsa pasar saja kendalanya, jika dikatakan krisis ekonomi global, rasanya semua negara mengalaminya. Tapi tetap saja se-banyak orang yang tetap merasakan bahwa kebutuhan kuartener, seperti infomasi adalah termasuk kebutuhan primer.
Comments are closed.