Iklan yang Aku Mau

Iklan yang Aku Mau

https://larrylivermore.com/?p=a6bqiy63zy Billboard Advertising

https://fladefenders.org/eo0mm2nxj Siapa sih yang senang dengan iklan? Sudah lancang menyela acara kesayangan, ditambah memaksa-maksa beli produk pula. Masih mending kalau iklannya lucu atau keren, ada juga nih iklan ‘ecek-ecek’ yang diulang sampe tiga kali sekali tayang. Duh, cape deh.

https://www.fesn.org/?gyt=5wgpn7v6swr Tapi kenapa tidak ada yang protes dengan iklan di Google ya? Ada beberapa faktor penyebabnya.

  1. User memang sedang mencari sesuatu. Kalau mengutip pak Herman Chang dalam acara FreSh semalam, user telah membuat keputusan membeli sebelum mulai mencari di Google. Oleh karena itu, iklan yang tampak di samping kanan tersebut justru dianggap sebagai informasi tambahan.
  2. https://www.tuscaroracountryclub.net/1z70zco9bl Non obstrusive. Google membuat separasi antara konten dan iklan secara jelas. Akibatnya user bisa benar-benar fokus ke konten hasil pencarian tanpa terdistraksi dengan iklan. Keberadaan iklan, walau tidak diharapkan, ternyata tidak mengganggu user.

Analogi serupa bisa diaplikasikan ke blog. Kenapa orang benci iklan di blog walau ikan tersebut berasal dari sistem Google. Yaitu karena sedari awal user memang tidak berharap dan mencari iklan. Informasi blog lah yang dicari. Dan yang kedua, rata-rata keberadaan iklan tersebut menyita fokus dari konten.

https://lavoixplus.com/index.php/2023/10/19/huad27uo Sekarang kita coba beranjak ke wacana RichMedia CDN (Content Delivery Network) yang (segera) diluncurkan oleh Detik. Detik, dalam acara FreSh semalam menjelaskan mengapa iklan RichMedia ini adalah masa depan dari iklan. Atau istilah kerennya “Ad 2.0”. Detik mengamati bahwa ad yang ada sekarang ini sudah tidak jamannya lagi. Selain formatnya membatasi kreativitas advertiser, value yang didapat advertiser juga kurang.

Detik memperkenalkan RichMedia sebagai alternatif baru. Dengan sistem pintar EyeBlaster, Detik akan mampu menghantarkan pengalaman lebih menarik dalam berinteraksi dengan iklan. Selain pandai dalam menentukan format iklan yang sesuai dengan kualitas koneksi, RichMedia ini juga akan memberikan value lebih pada advertiser lewat iklan interaktif eg: user bisa bermain-main dengan iklan, advertiser bisa mengcapture data untuk database, dll mirip dengan menaruh website advertiser dalam sebuah kotak iklan.

https://www.mmjreporter.com/n0ajefe1r-43749 Setelah membaca paragraph-paragrat di atas, menurut Anda RichMedia yang ditawarkan Detik ini bisa laku? Menurut saya, ada pro kontra-nya.

  • https://totlb.com/uncategorized/mo12imy What works? Long exposure. Menaruh iklan di internet selalu akan mendapatkan keuntungan ketakterbatasan waktu tayang. User bisa melihat kapan saja di mana saja. Dengan iklan interaktif yang juga punya fleksibilitas durasi dan size, faktor long exposure akan memberikan lebih banyak peluang konversi (sales).
  • What does not work? Interaction. user does not want ad in the first place. Saya tak berpikir interaction adalah the magic word yang akan jadi rahasia efektifitas iklan di masa depan. Menambah iklan tidak akan banyak menolong. User akan bertambah pintar dan mainan baru yang bernama “interaktifitas” ini akan segera jadi membosankan. Tapi kenapa interaktifitas justru jadi kata kunci Web 2.0. kenapa interaktifitas itu bekerja dalam konteks blog? Karena orang datang ke blog, bukan sebaliknya. Mereka memang sudah mendambakan interaktifitas.

http://diversity411.com/uncategorized/p2hdp833il So, apakah ini akan jadi blooper-nya Detik. Saya tidak tahu. Detik is not stupid. Yang jelas produk ini akan menuai perhatian besar dari para advertiser karena advertiser sedang membutuhkan cara baru untuk tampil beda dari advertiser yang lain. Sementara itu di pihak konsumen, formula yang berlaku masih sama: Kita tidak mau iklan kecuali kalau kita memang menginginkannya.

https://lewishamcyclists.org.uk/d5vpsin Kita tutup artikel ini dengan quote menarik dari artikel “Where is Everyone” (thanks @hendrylee untuk lemparannya).

In the same way, information will not be something you ‘consume’ a certain times – like you did with prime-time on TVs. The information stream will be a natural part of every second of your life. It is not something you get, it is something you have.

https://fcstruga.com/uncategorized/zvmqkjryn Jadi, di masa depan, informasi (termasuk iklan) adalah bagian natural dari setiap saat hidup kita. Interaktifitas bukan value utama yang akan membuat user mau melihat iklan kita. They will see it when they feel like watching it. It’s not about advertiser, it’s all about user.

Bagaimana pendapat Anda tentang iklan di masa depan?

46 thoughts on “Iklan yang Aku Mau

  1. https://haveaircustoms.com/8iwuzsmm menurut saya sih, kalo misal iklan bisa dikemas jadi lebih interaktif, mungkin ga akan mati dan dilewatin begitu aja. jadi, ga cuman ngedepanin konsep informatifnya aja..

    contoh, salesman kan kalo jualan di ‘jalanan’ dituntut ga cuman informatif aja.. tapi juga harus interaktif. hal seperti itu yang kemudian bisa jadi penentu iklan itu berhasil atau ga.

    soal detik, blooper atau ga. yang penting adalah gimana konsep itu akan berjalan. karena, ini kan baru analisa awal aja. sama kaya’ adwords dan juga adsense dulu pas baru muncul, analisanya bakal susah. eh ga taunya, sekarang malah booming. 😉

  2. https://dna-awakening.org/71ahp4nkxp Iklan di web masa depan… atau Ad 2.0 bener seperti dijelaskan di atas lebih interaktif.

    https://www.estaciondelcoleccionista.com/mbpk2eolquq Menurut imajinasi saya iklan akan dilengkapi dengan kotak isian bagi pengguna yang melihatnya untuk dapat menginput komentar/ saran atau berupa pilihan saja, terdapat tombol untuk bisa menutup space atau kotak iklan (jadi bisa ketahuan kalau sering atau cepat ditutup berarti iklannya kurang efektif ^^), ada fasilitas semacam ShareThis, jadi pengguna bisa leluasa menyebarkannya melalui beragam layanan seperti email, blog, microblog, jejaring social, dll.

    Lalu yang terakhir tentu para pembuat iklan dituntut lebih kreatif lagi, jadi mendorong pengguna untuk mau berinteraksi dengan iklan tersebut.

    https://www.mmjreporter.com/ck0sly4mz5-43749 Contoh tanggapan penonton:
    “Wah iklannya lucu banget nih, gw share ke temen2 ah”

    https://nicomuhly.com/news/2023/i460f62 “Hahaha…. ini mah cocok banget buat temen gw”

    https://drurymirror.org/2023/10/19/od9nmaovo Mungkin ada lagi….

  3. https://lewishamcyclists.org.uk/2rzymo5lq Iklan perlukah?
    Di beberapa kota metropolitan dunia, iklan bergerak dengan kemampuan grafis yang mengagumkan,sangat banyak jumlahnya. Banyak produk yang ditawarkan dan setiap hari iklan berubah. Namun ada beberapa produk bermerk terkenal semisal Google, bahkan tidak perlu memperkenalkan produk mereka seperti merk2 ternama lainnya.Jadi apa sebenarnya yang membuat sebuah produk bisa dikenal luas? Menurut saya, iklan masa depan akan banyak mengadopsi keberhasilan Google, MySpace, Facebook, dll yang tanpa perlu mengiklankan produk mereka secara luas. Saya mengutip istilah2 seperti ‘brand-interaction/micro-interaction’ antara calon costumer dan designer yang terpenting dari sebuah produk, tingkat kepuasan customer jauh, jauh lebih dominan daripada sebuah iklan. Ini adalah era revolusi media sosial, orang akan mengiklankan sendiri produk yang mereka sukai kepada orang lain.

  4. Memang benar, bahwa iklan yang bersifat online adalah salah satu iklan paling efektif yang tidak memilik keterbatasan waktu tayang, dan bahkan bisa dibilang juga tidak terbatas durasi. Namun karena sifatnya yang online, maka jalur bebas hambatan jarak dan waktu justru dibatasi oleh ketersediaan koneksi internet, bahkan di negara maju seperti Amerika sekalipun.
    Bagi saya iklan yang efektif adalah tetap gabungan antara iklan off-line dan online. Sampai kapanpun iklan off-line tetap memegang peran yang sangat efektif, sebagai contoh kadang-kadang kita justru melihat dan tertarik sebuah iklan dari kertas koran yang tercecer di jalanan, di tempat sampah, kertas pembungkus sayur. Atau kita melihat tulisan atraktif di kaca belakang angkot dengan tulisan http://www.zzzz.com, lantas kita tertarik mengaksesnya.

    https://nicomuhly.com/news/2023/b52dcti Iklan online adalah salah satu bentuk digital marketing dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Ditawarkannya iklan online yang bersifat interaktif (Detik dengan Richmedia-nya) tidak dengan serta merta menjanjikan respons yang tinggi. Harap diingat tidak semua pengguna internet tertarik melihat iklan, sebagai contoh pengguna dan pengunjung blog. Kedua, pencari produk atau pengguna iklan kadang-kadang lebih suka melihat tampilan iklan secara komprehensif ketimbang harus terlalu banyak berinteraksi. Bagi pencari produk yang berfikir konvensional, semakin banyak interaksi yang dilakukan maka akan semakin banyak waktu yang diperlukan. Padahal tujuannya tidak lain adalah melihat produk itu sendiri, dan kemudian memutuskan untuk membeli atau tidak membeli. Oleh sebab itu, menjadi hal yang amat penting untuk menyeleksi konten-konten apa saja yang akan disajikan pada iklan interaktif secara tepat. Sehingga ketika orang melihat iklan tersebut bukan saja merasa senang, tetapi mereka juga mau berinteraksi. Satu hal yang patut dipertinbangkan, sifat interaktif biasanya mengandalkan kekuatan animasi, dan ketika sebuah animasi mencapai pengulangan yang sangat singkat maka muncul kebosanan. IMHO dan salam hangat….

  5. Di Indonesia, pemasangan iklan terbesar masih melalui media televisi, karena memang memiliki jangkauan yang sangat luas dan sangat beragam. Media internet belumlah menjadi primadona di negeri kepulauan ini meski penggunanya boleh dibilang cukup banyak, bahkan data terakhir (2008) pengguna internet di Indonesia sekitar 25 juta orang merupakan ke 5 terbesar di dunia.

    https://www.tuscaroracountryclub.net/ex7u36wp Jumlah tersebut belumlah cukup bagi para advertiser untuk menyebarkan awareness brand atau produknya. Jika dibandingkan dengan jumlah pengguna telepon seluler yang mungkin saat ini sudah mencapai 100 juta nomor, media online sepertinya tetap harus mencari lagi inovasi kreatif untuk dapat menarik pemasang iklan.

    Zolpidem Online Cheap Di Jepang justru marak iklan yang mendompleng sebuah game telp selular, yang di dlm permainan tsb juga mengarahkan orang untuk membuka situsnya. Mungkin ini bisa diterapkan di Indonesia, mengingat lebih banyaknya pengguna ponsel di sini dibandingkan pengguna internet.

    Beriklan ‘secara halus’ via ponsel sifatnya lebih langsung dan pribadi ke konsumen sasaran, krn saat ini ponsel sudah menjadi seperti kebiasaan hidup yang selalu dilihat sepanjang hari, sebelum tidur hingga nanti bangun tidur.

    http://www.docstrangelove.com/2023/10/19/dhgia7q5vi 🙂

  6. Detik mengeluarkan media iklan yang non-obstrusive? Yakin loe? Situs mereka aja iklannya itu nyolok mata semua.

    Dan banner-banner semacam itu sudah sejak lama ada di internet, kayaknya dari cycle boom-bust yang lalu sudah pernah ada dan sampai sekarang pemainnya tidak ada yg besar tuh.

    Zolpidem Tartrate Where To Buy Nothing new here people, move along

  7. https://fladefenders.org/qyuw51fwm8y Sebagai user internet yang fasih, kemungkinan besar akan langsung abai dalam melihat banner (apakah itu banner standar maupun expandable, ataupun video). Namun pertanyaannya, berapa banyak user internet yg fasih seperti kita? Apakah benar 10 jt pengguna internet di Indonesia itu fasih?

    https://drurymirror.org/2023/10/19/0yi0go3bj Mereka yang masih memakai internet hanya utk kebutuhan dasar (browsing dan social network) – Kalau mengacu kategori social technographics, mereka disebut sbg spectator (mengamati), dan mereka bukan collector apalagi creator (spt blogger, pengunggah video atau foto). Survei di US saja menunjukkan spectator masih jauh lebih besar daripada creator. Saya yakin Indonesia pun serupa.

    https://www.estaciondelcoleccionista.com/i6tbu8a Perhatikan saja, berapa banyak user warnet yg iseng ngeklik banner “shoot the banana” dan semacamnya saat mereka berkunjung ke suatu situs. Bisa jadi mereka menganggapnya sbg game, dan bukan iklan.

    Nah, mereka yg spectator ini masih bisa dikatakan mencoba2 dan melihat2. Kalau ada sesuatu yg menarik, mereka klik. Bisa jadi banner yg aneh2 spt rich media justru menarik utk para spectator (mesti disurvei lebih lanjut sih, atau jangan2 Detik sudah mensurveinya , makanya mereka tertarik mengembangkan rich media).

    https://totlb.com/uncategorized/eyh15a7o Di satu sisi, kita yg sudah fasih pasti malah semakin antipati dgn iklan spt ini. Mau jenis iklan spt apapun, bahkan AdSense 1 blok kecil pun membuat kita malas melihatnya. Jadi, sebenarnya tergantung akan kemana iklan ini ditargetkan?

    https://lavoixplus.com/index.php/2023/10/19/u4jyud4r9c Eyeblaster sendiri tahun lalu pernah mendemokan langsung ke banyak agency Indonesia (saya ikutan datang) ttg rich media. Saat itu mereka belum ada partner lokal. Entah kenapa baru skrg Detik tertarik ya?

  8. https://fcstruga.com/uncategorized/o49rkr4wyub Iklan itu memang harus ada.Tanpa iklan, perusahaan tidak bisa memasarkan produk – produk mereka.Tetapi benar apa yang dikatakan artikel di atas.Konsumen tidak senang melihat iklan yang tidak mereka inginkan.
    Sudah rahasia umum, kalau iklan – iklan di Indonesia sangat tidak bermutu, dan hanya menimbulkan rasa bosan kepada pelihatnya.Bandingkan dengan iklan – iklan di luar negeri yang sangat kreatif, jadi penonton pasti akan senang melihatnya.

    Sedangkan pendapat saya tentang periklanan Internet adalah nol.Iklan internet lebih banyak diabaikan daripada dilirik, tetapi tanpa advertising tidak ada orang yang akan membuat situs yang menarik sehingga advertising datang dengan mudahnya.
    Inovasi Detik tentang RichMedia tersebut saya rasa hanya bagus untuk waktu yang singkat karena pasti creator – creator iklan web akan tertarik untuk mencoba hal tersebut, tetapi pertanyaannya adalah apakah konsumen juga akan tertarik dengan inovasi tersebut?Saya rasa tidak.

    Jadi pemasang – pemasang iklan tersebut akan mulai meninggalkan hal tersebut karena dengan harga yang di atas iklan internet biasa, mereka tidak mendapatkan customer lebih

  9. sebagai salah satu user internet yang lebih sering mengabaikan iklan ketimbang sedikit saja meliriknya, saya yakin sebuah iklan bisa menarik (bahkan bagi orang yang tidak mencarinya) jika iklan tersebut mempunyai gambar dan judul yang menarik (atau unik). memang, kedua hal tersebutlah yang kerap membuat saya melirik sebuah iklan.

    =D

  10. iklan kalau gak jelas alias membosenkan dan membinggungkan yang ada bikin jengkel orang yang liat, palagi lagi seru-2 filem hollywoood/bollywood hehehe.. 😀

  11. tapi kalau iklan ada dapat hadiah langsung, alias tivi-nya bisa langsung keluar tanggan trus ngasih hadiah langsung asix juga kayaknya.. hehe… 😀

    tapi jangan sering-2 ntar angker,
    gak da lagi yang nonton tivi habis yang ditivi bisa keluar tanggan ke penonton dirumah.. 😀

  12. aq mo iklan yang baik, tanpa rasis/SARA, punya tujuan jelas, bukan sekedar meraup pemirsa sebanyak-nya dan mendapatkan untuk yang besar, tapi yang nonton “dibohongin” secara tidak langsung… 🙁

    iklan yang jujur, tanpa syarat lah 😀

  13. Iklan itu juga hiburan lho. Nah untuk menjadikan iklan menjadi hiburan tentunya dibutuhkan suatu kreativitas yang nantinya tidak menjadikan pemirsa bosan.
    Iklan dikemas dengan sederhana, lucu dan tujuan yang jelas sehingga pemirsa enjoy melihatnya. Di usahakan di dalam iklan tersebut ada sesuatu yang unik yang akan menjadikan pemirsa terkesan dan akan teringat terus dengan iklan tersebut

  14. iklan yang saya inginkan?

    Iklan mengenai sesuatu yang saya butuhkan. Saya lupa pernah baca dimana, tapi yang saya tangkap kedepannya iklan bukan lagi “penawaran” melainkan “rekomendasi”.

    Oya, satu hal lagi. Iklan yang saya inginkan? Iklan yang kreatif! Yang membuat saya malah ingin melihatnya lagi dan lagi sambil berkata: “Hahaha, kreatif banget!” 🙂

  15. semua problematika mempunyai 2 sisi utama.yaitu positif maupun negatif.hal ini dipengaruhi dari sudut mana kita memandang dan wacana apa yang telah kita dapat.sehingga ada makna filosofi you are what you see and what you read”.dan juga ada makna statement baru bahwa segala tulisan dan artikel tidak lepas dari ideologi penulis akan suatu hal.
    so, kita dapat menilai.iklan di internet bagus dan membantu advertiser.tapi,hanya saja pemasanganya yang masih semrawut.
    kesimpulanya, tidak ada yang buruk dan hanya perlu di luruskan demi manfaat kita bersama dengan menekan kapitalisme,komersialisasi secara berlebihan.

  16. tentang iklan ecek-ecek yang bisa tayang hingga 3 kali dalam sehari, mungkin karena masih banyak masyarakat kita yang berwawasan kurang, sehingga iklan yang menurut kita ecek-ecek, bisa jadi bagi mereka berkualitas bagus (ya penyebabnya karena mereka “makanan” sehari-harinya ecek-ecek juga. sehingga si pembuat iklan menganggap bahwa dengan membuat iklan begituan adalah marketnya, ya lumayan daripada nggak sama sekali, he…he…
    tentang iklan di masa yang akan datang, iklan tersebut harus bisa memberikan nilai tambah/positif bagi masyarakat sehingga secara tidak langsung masyarakat telah terdidik wawasannya dan bisa ber-etika dengan baik, ketimbang iklan-iklan yang meng-expose wanita cantik berpenampilan seronok sebagai modelnya. Yu kita sama-sama mendidik diri kita sendiri dan bangsa ini ke arah yang lebih mengarah ke hal-hal positif, walaupun kita nggak duduk di dewan perwakilan rakyat, he…he..he…

  17. jaman sekarang,iklan bukan hanya berlaku sbg market review sebuah produk,tapi lebih pada tayangan komersil yg justru lebih menguntungkan pihak penayang ketimbang produk yg diiklankan itu sendiri..logikanya,apalah artinya iklan jika yg diiklankan hanya sekadar odol atau sabun yg harganya hanya dua ribu perak atau makanan snack yg cuma gopek?sementara kemasan iklan dibuat se-wah mungkin..jelas dsini yg diandalkan adalah nilai estetika resepsi ketimbang tujuan awal dr sebuah iklan yaitu marketing sebuah produk..itulah makanya kenapa tak jarang tv/media cetak/internet lebih tega untuk mempersilahkan iklan tayang lebih banyak ketimbang acara tv atau muatan berita nya sendiri..tapi bagaimanapun juga, semakin maraknya iklan justru menandakan bahwa semakin masyarakat juga menginginkan iklan tersebut ada…hmm..

  18. Iklan di masa depan tentu lebih mengutamakan efisiensi dibandingkan kualitas dan daya jualnya. Buktinya dapat dilihat dari pemasangan iklan di berbagai web dan blog. Saya rasa era ke 22 nanti, iklan tidak lagi dipasang dalam bentuk media cetak, melainkan media elektronik yang didukung oleh teknologi yang canggih. Tentunya dengan biaya yang murah dan pemasangan yang mudah. Orang tidak lagi memperhatikan apakah iklan itu berbobot atau tidak, namun dilihat dari segi kuantitas. Seberapa banyak penayangan iklan itu di mata publik. Demikian pendapat saya. Terima kasih.

  19. Semoga iklan di masa depan tidak terkesan asal-asalan dan dapat menunjukkan keunggulan produknya dibandingkan produk lain, sehingga kita mengetahui produk mana yang patut kita konsumsi.

  20. Iklan dalam media cetak dan media online memiliki keunggulan tersendiri. Jika segmen pasarnya orangtua, maka iklan di masa depan harus lebih terfokus kepada media cetak. Sebaliknya pula, jika segmen pasarnya pemuda dan remaja maka iklan di masa depan harus lebih terfokus kepada media online. Hal ini berdasarkan pertimbangan segmentasi pasar.

  21. sya penasaran mengapa iklan produk rokok jarang menampilkan produknya . . . hm
    terlebih kebanyakan iklan dari produk ini selalu membuat iklan yang spektakuler dan sangat terkonsep. banyak sekali nilai2 yg diangkat dlm iklan2nya, mlahan beberapa menampilkan proses pembuatan secara eksklusif di stasiun tv.

  22. Iklan masa depan? Hmmm… saya rasa tidak akan banyak mengalami perubahan. Tapi menurut saya akan lebih banyak mengarah ke iklan2 dalam bentuk animasi, video dan audio.

  23. Apa Iklan Masa Depan, kaya apa ya,. apa makin banyak TV interaktif berjejer di setiap perapatan, ataw makin menjamurnya Gambar-2 atw kata2 yang tidak masuk akal,. tapi, saya yakin, iklan mas depan penuh warna, penuh imajinatif, dan kreatif pastinya menjadi kita konsumtif,. 😉

  24. kalau pendapat saya,..masyarakat sudah dibodohi oleh pengaruh iklan yang ada saat ini,harus ada sangsi hukum yang membuat produsen jera,kalau mereka yang mempromosikan itu bener” memakai/mengunakan pruduk tsb. kita bisa lihat di tv-tv mereka mengunakan produk tp itu hanya rekayasa alias pura-pura dipake sep.makan multi vitamin,atau produk motor dll..masyarkat kita bukan melihat produk tapi lihat idolanya,kalo ngga’ percaya silahkan survey..

  25. Suatu hari nanti orang ngebunuh orang lain mungkin cukup dengan iklan,,

    phew,,

    gag akan ada matinya, ini Jaman IT,bener g??

  26. Menurut saya..iklan buat masa depan adalah iklan yang baik dan santun, dan mau ngedepan kan kaidah-kaidah serta norma kehidupan sehari-hari. Jangan di lihat dari kepentingan untung semata. iklan yg saya lihat sekarang ini pada bagus dan inovatif, tapi terlalu mengedapan kan kepentingan pelaku bisnis semata. tidak mengena terhadap product itu sendiri..ayo buat iklan yg santun dan menarik sesuai dengan product yg di tawarkan.

  27. Buat saya iklan masa depan haruslah lebih frontal menampilkan diri (Percaya Diri), termasuk oleh semua pihak karyawan perusahaan. Bukannya kita mencoba berdagang itu “berniat BAIK” artinya kita menawarkan sesuatu yang menarik dan menguntungkan bagi orang lain, bukan untuk mencari keuntungan perusahaan (walau ini memang tujuannya sih). Contohnya perusahaan saya menawarkan produk, walau masyarakat luas bukan segment pasar yang kami kejar, tetapi demi sebuah name branding, kami mencoba exist di masyarakat. Contoh konkrit adalah dengan mewajibkan karyawan saya untuk memakai namepack setiap saat selama jam kerja.

  28. Iklan??kadang banyak juga yang bermutu,contoh di TV.tetapi banyak juga yang asal asalan sehingga sangat membosankan.Iklan di internet???kayaknya ga deh…alasan:
    1 memakan bandwith
    2 tidak bertujuan mencari iklan
    3 sering terlewat
    4 pengganggu
    5 tampilan asal-asalan

  29. Iklan..
    memang menjadi media promosi paling mengena bwt menjaring para konsumen…
    entah iklan by mass media,media elektronik, etc.
    yang pasti iklan menjadi media promosi,yang tidak hanya menyediakan informasi tetapi juga berusaha meng-persuasi para calon konsumen potensialnya.
    kebanyakan iklan yang ada lebih menonjolkan sisi persuasi nya aj tanpa ada nilai edukasi didalamnya..
    banyak iklan yang terkesan ambigu dan membuat kita yang melihatnya menjadi bingung dan menimbulkan persepsi-persepsi aneh.
    iklan yg ada juga lebih menekankan pada unsur sex appeal dalam penanyangannya.
    iklan yang gw mau
    yang lebih informatif,persuasif tp tetep edukatif dan normatif.

  30. Ikalan?
    saat ini perkembangan jaman sangat begitu cepat dan transisinya sangat cepat juga, untuk mempermudahkan apa yang kita punya seperti : produk , jasa dan lainnya yang perlu orang banyak mengetahuinya. jadi menurut hemat saya IKLAN merupakan media yang sagat cepat dan tepat untuk media penyampaian informasi yang diinformasikan. semakin banyak iklan yang diinformasikan semakin banyak pula orang akan menjumpai informasi yang kita sampaikan sehingga tujuannya bisa tercapai. informasi kita akan memasyarakat atau bisa ditrima oleh masyarakat. terima kasih.

  31. Yang saya suka dari iklan adalah: saya bisa melakukan hal kecil lain atau meninggalkan layar tv sebentar. Coba bayangkan jika tidak ada iklan: kita tidak bisa belajar, tidak bisa baca email, tidak bisa ngobrol sambil nonton tv kan…
    Iklan yang saya mau adalah seperti melihat papan warna di tepi lapangan sepakbola di luar negeri, yang berganti warna, gambar, brand, menarik sekali tanpa mengganggu tayangan sepakbola itu sendiri. Mungkin ga ya diaplikasikan di media tv, saya kira mungkin saja:)

  32. iklan yang saya mau adalah iklan yang menunjukan solidaritas, mungkin masyarakat akan bangga dengan indonesia jika iklan itu di adakan. contohnya seorang polisi membantu seorrang pemulung memungut sampah di jalanan, itu akan membuat respon baik kepada masyarakat. i hope that this suggestion will come true……

  33. Menurut saya iklan di masa depan akan terus berkembang. Penyajian sebuah iklan tergantung dari tujuan yang ingin dicapai dari iklan tersebut. Selain itu, kreativitas yang menjadi daya tarik bagi iklan tersebut juga diperlukan, baik dari media masa, media elektronik dan sebagainya. Tapi seringkali iklan yang kita temui tidak cocok dengan tujuan yang ingin dicapai dari iklan itu dan itu sering menjadi penyebab orang tidak menyukai iklan.

  34. Menurut saya iklan di masa depan akan terus berkembang. Iklan akan menjadi suatu yang menyenangkan jika didukung kreativitas yang tinggi. Iklan baik di media masa, elektronik dan sebagainya akan disenangi oleh orang banyak kalau iklan tersebut bertepatan dengan apa yang dicari oleh si pengamat iklan.

Comments are closed.

Comments are closed.