Humanizing Interaction Design by Nigel Sielegar

Humanizing Interaction Design by Nigel Sielegar

Buying Ambien Online Overnight handgesture

Minggu lalu, saya ada berbincang-bincang dengan kepala bagian dari ESI design di New York, yaitu Edwin Schlossberg. Beliau berbicara tentang kurangnya satu produk di dunia ini yang diproduksi oleh 1 orang saja. Untuk membuat 1 poster, perangkat komputer yang dipakai merupakan hasil produksi dari ribuan orang di berbagai macam pabrik, Belum lagi perangkat lunaknya yang dikembangkan oleh banyak tim ahli. Ini belum termasuk hal-hal kecil lainnya, seperti mesin cetak, tinta, transportasi, dan lain lain. Tetapi, mengapa produk yang kita keluarkan, khususnya di bidang digital technology, mempunyai kecenderungan untuk membuat orang lebih individualis?

Dalam proses desain suatu produk, pertanyaan yang sering muncul di pikiran saya adalah…

Apa yang harus kita lakukan sebagai seorang desainer? Produk macam apa yang harus kita produksi?

https://totlb.com/uncategorized/4ehyvtsn2kg Untuk itu, saya coba dengan satu tren di New York City, yaitu Apple iPhone. Peduli anda seorang fan Apple, atau bukan, yang pasti ketika di kereta bawah tanah, mobile device paling banyak digunakan adalah iPhone. Tak heran AT&T kewalahan dengan perluasan kapasitas 3G di New York City.

https://larrylivermore.com/?p=iblmmo7 Apple iPhone mempunyai interface yang luar biasa sukses, bukan karena mereka yang pertama membuat ponsel dengan fitur layar sentuh (LG yang pertama). Melainkan karena Apple menghabiskan ratusan ribu dollar, bertahun-tahun waktu riset, dan jumlah tenaga kerja yang luar biasa untuk meneliti hal yang sangat sederhana, yaitu gerakan tangan dah jari (hand gesture). Kita bisa bandingkan dengan ponsel layar sentuh dari perusahaan lain, fungsi zoom in dan zoom out tidak menggunakan gerakan dua jari, melainkan memakai tombol ‘+’  dan ‘-‘.

http://www.docstrangelove.com/2023/10/19/6mf7iosk iPhone juga dirancang supaya setiap orang bisa melakukan penyesuaian, sesuai dengan keinginan masing-masing lewat ribuan aplikasi yang ditawarkan. Dari sini bisa disimpulkan, bahwa iPhone benar-benar menjual produknya sebagai keperluan untuk setiap individu. Bukan layaknya produk masal yang dipasarkan ke semua orang, tanpa memikirkan fungsi yang diperlukan penggunanya. Dalam hal ini kita bisa pelajari betapa pentingnya aspek customization dari suatu produk.

Berbagai macam sistem yang kita gunakan sampai saat ini, sebagian besar masih berasal dari era revolusi industri yang terjadi sekitar 1980’an. Kalau kita teliti lebih lanjut, sistem pendidikan yang kita anut masih juga berdasarkan pada revolusi industri, di mana hirarki ilmu sains ada di atas seni atau bahasa. Begitu juga pada dunia bisnis, semua kantor masih di rancang dengan prinsip dasar assembly line, seperti pabrik mobil Ford.

http://diversity411.com/uncategorized/3odic2yu7r Perkembangan desain di bidang tatap muka juga masih menganut proses industri. Kita dibiasakan dengan toolbar, tombol, daftar menu, yang semuanya mirip dengan cara pengoperasian mesin. Perkembangan ini sudah berjalan puluhan tahun, dan kita sebagai konsumen sudah terdidik untuk berpikir dalam ‘bahasa’ itu. Industri desain sendiri juga sudah sangat terbiasa dengan ‘bahasa’ ini, sehingga sekarang ini kita mengalami kesulitan untuk membuat interface baru yang lebih mudah digunakan.

https://haveaircustoms.com/i5xlc9y Akhir-akhir ini kita sudah mulai mengarah ke awal mula revolusi, di mana dunia desain mulai merasa semakin sterile dan artificial. Sedikit demi sedikit bakal berubah, membuat semua produk tidak lagi didesain untuk komoditi, angka, atau market. Tetapi untuk keperluan setiap orang, atau lebih individual. Generasi desain selanjutnya akan lebih mengarah ke ‘human‘.

https://drurymirror.org/2023/10/19/pzqjemulb Sebagai kesimpulan, kesadaran di industri inilah yang memaksa istilah interface design diganti dengan kata interaction. Interface design adalah desain untuk tatap muka dari suatu aplikasi yang dilihat oleh seorang konsumen. Sedangkan interaction tidak hanya berhubungan dengan tampilan, tetapi juga meneliti lingkungan, pengertian, pendidikan, dan situasi penggunanya.

Bagi kita yang duduk di kursi designer dan developer, sebagai ‘pencipta’, mungkin sebelum kita membuat produk baru, mungkin lebih baik kita pikirkan tentang ‘humanizing‘ produk, dan juga social impact seperti yang dihasilkan. Ingat! Designers are the creator of culture! On some level, we’re responsible.

—————————————————————————————————-

nigelavatarArtikel Berikut merupakan persembahan dari Nigel Sielegar, seorang desainer Indonesia yang berdomisili di New York City. Tak lama setelah lulus dari The School of Visual Art (New York City), karirnya dimulai di Firebelly Design. Kemudian dilanjutkan dengan tawaran kerja di Motorola untuk mengembangkan icon set, serta user interface baru. Sekarang dia bekerja sebagai independen desainer, sekaligus konsultan, dengan sederetan klien lokal dan internasional. Berbagai karyanya telah menerima banyak penghargaan, seperti Typographic Excellence by the Type Directors. Ragam karyanya sangat bervariasi, mulai dari pemikiran yang mendalam sampai pendekatan secara pragmatik. Selagi tak bekerja, dia biasanya menikmati artikel desain, selagi menikmati secangkir kopi hangat.

33 thoughts on “Humanizing Interaction Design by Nigel Sielegar

  1. Waw, paradigma interface yang berubah menjadi interactionnya “nendang” banget! 🙂

    waktu berlalu, era berubah. generasi yang lahir pasca WW2 perlahan berganti dengan generasi yang tumbuh di era internet dan segala derasnya arus informasi dan pertukaran data yang membuat mereka lebih “independen” dalam pengaktualisasian dirinya.

    Mungkin itu yang membuat pergeseran paradigma dari “interface” ke “interaction” y 🙂

  2. Yup. That’s correct. Sebagai seseorang yang bukan designer, saya harap seorang designer benar-benar memahami hal ini, karena pengaruh sosial yang dihasilkan sangat besar kontribusinya terhadap perkembangan budaya generasi muda yang saat ini tengah “digandrungi” oleh perkembangan teknologi.

  3. Artikel yang menarik… ^^

    Dunia desain memang menarik dan cukup menantang.
    Merubah antar muka yang sduah familiar sejak lama, seperti daftar menu… banyak pengguna IE yang komplain dengan keputusan Microsoft menghilangkan menu bar di Windows Explorer dan di IE 7.

    Zolpidem India Buy Mungkin agak sulit bagi produk yang memimpin pasar untuk merubah desainnya secara drastis, banyak timbul gesekan dengan keinginan pengguna itu sendiri.

  4. saya bukan berkecimpung di dunia desain, tapi saya setuju dengan artikel ini.
    Seorang creator ataupun produsen kini harus berpikir barang apa yang sebenarnya konsumen inginkan. Masalah fitur mungkin menjadi lebih penting daripada hal lainnya. Hal tersebut terlihat dari produksi HP di Indonesia.

    Buy Ambien Sleeping Pills Uk Saat ini kemudahan interaksi, kemudahan operasi,fitur hiburan, dan kenyamanan merupakan suatu hal yang sangat digandrungi. jelaslah sudah sebenarnya konsumen sangat tertarik dengan suatu produk yang memberi segala kemudahan bagi meraka. Bukankah suatu produk dibuat memang dibuat untuk mempermudah kerja manusia?

  5. Artikel yang menarik…

    Intinya desain sebuah produk mestinya tidak hanya mementingkan nilai fungsi dan estetika, tapi juga memikirkan kenyamanan penggunanya. Pengguna dalam hal ini adalah manusia yang tentu saja memiliki hak untuk menuntut agar dirinya nyaman saat menggunakan suatu produk.
    Aplikasi cms seperti wordpress menjadi sangat populer dan terkenal karena keunggulannya memanjakan pengguna dengan interface yang friendly. Script php pembangunnya pun mudah dipelajari sehingga secara cepat dapat diterima para programmer php yang ingin mengembangkannya lebih lanjut dalam bentuk theme, plugin atau yang lainnya.
    Intinya (lagi…) suatu desain produk bisa dianggap sukses jika dapat beradaptasi dengan penggunanya, bukan pengguna yang harus beradaptasi dengan produk.

  6. intraction desing yach?

    http://diversity411.com/uncategorized/8nelopvnf Benar juga, ‘konsep’ interaction design lebih disukai oleh para pengguna dari suatu produk tertentu yang ditawarkan. Interaction design merupakan sebuah paradigma baru dalam system design dengan memusatkan fokus terhadap pengguna (user) mungkin bisa dilakukan melalui research2 atau observasi langsung, selain itu system desing ini (interaction design, red) juga memusatkan pada aspek usability pengguna (user). Selanjutnya design2x yang kita ciptakan tersebut tersebut kemudian diwujudkan dalam suatu gambaran atau model skenario yang menunjukkan bagaimana sistem tersebut mampu bekerja dan berinteraksi dengan penggunanya.
    Mungkin ini kale ya yang yang menjadi trend acuan user sekarang. Dari sudut lain gimana sob?? tambahi donk,,

  7. Prescription Ambien Online Kalau menurut saya desain adalah The First View Of Product(Maaf Kalau Englishnya salah).
    Intinya bahwa desain itu adalah pandangan pertama dari sebuah produk.
    Pertama kali user akan terpesona dengan desain yang menarik sebelum dia mempelajari lebih jauh sebuah produk. Atau setelah user terpesona pada pandangan pertama itu, kemudian dia akan dihantar untuk melihat fitur-fitur dari produk tersebut. Aplikasi yang kompleks dan memiliki banyak fitur sekalipun, jika disuguhi dengan desain yang menarik akan mempermudah dan membuat user tertarik untuk menggunakannya.

    Ambien Cr Online Terima kasih atas artikelnya.
    Karena saya sudah sering berhadapan dengan klien yang berulang kali meminta untuk merubah desain dari aplikasi yang dibuat:).

  8. https://www.mmjreporter.com/jzc7nps-43749 Designer memiliki tugas yang berat dalam menentukkan berhasil atau tidaknya suatu produk di pasar. Artinya, tampilan dan kreativitas yang diberikan designer haruslah inovatif dan lain daripada yang lain. Saya salut dengan designer yang berhasil menjual produk perusahaan melebihi pencapaian target. Designer adalah ujung tombak perusahaan. Sekian komentar dari saya. Terima kasih.

    1. Buy Zolpidem Sleeping Tablets Uk Kualitas tinggi saya rasa tidak cukup sebagai acuan “good design” anymore. Sebagai designer sekarang, pemikirannya harus lebih jauh daripada fungsi dan estetik semata. Social (designers are the creator of culture) dan environmental impact (designer adalah polutant terbesar) yang dihasilkan suatu produk harus juga diperhitungkan. Design menjadi area yang jauh lebih kompleks daripada design beberapa tahun lalu.

      Buy Ambien Uk Don’t you agree?

  9. Navinot & Niegel Siregar,

    http://www.docstrangelove.com/2023/10/19/t4sdqe77jlh IMO,
    sebetulnya dari awal mula revolusi software engineering, Interface ini juga sudah sangat diperhitungkan sebagai salah satu kunci keberhasilan sebuah product.

    Order Ambien Cr ini nyata dengan adanya Functional Requirement & Non Functional Requirement, pada Fase Reuirement dalam SDLC.

    Uk Ambien Online Functional Requirement, jelas lebih mengarah pada busines proses dari suatu system yang akan kita kembangkan.

    https://haveaircustoms.com/1mw2q79o9 Non Functional Requirement, lebih ke arah culture, kebiasaan, kemampuan setiap pengguna dalam menggunakan system komputer. Dalam hal ini, design mempunyai pengaruh yang amat penting.

    https://totlb.com/uncategorized/v2p2cjwe Singkatnya, developer harus mengerti siapa pengguna aplikasi yang akan dibuat. Contoh sederhana, apakah user terbiasa dengan konfirmasi OK CANCEL atau CANCEL OK, apakah user terbiasa dengan toolbar / menubar, apakah user buta warna.. dst. Intinya, interface system didesain se-user friendly mungkin, bukan hanya untuk sebagian besar user, bila perlu, per individu user.

    Can You Really Buy Ambien Online Dengan demikian, impact-nya akan terasa dengan berkurangnya effort penyesuaian pengguna (dari aplikasi yang 1 ke yang lain), human error akan berkurang (karena sudah terbiasa dengan menu-menu tertentu), kerja akan lebih efisien.

    Dan inilah yang diinginkan management setiap perusahaan, dengan menggunakan system, kerja dapat lebih efisien :>

    lalu, apakah ada yang pernah menerapkan Non Functional Requirement ini dengan berhasil? ya :> yg gw tau: IPod & IPhone

    nice posting,
    regards,
    Adiputra Nurkartanto

  10. bagus dan asyik artikelnyyaaa ….
    tapi kenapa ya orang-orang pintar asli kelahiran indonesia banyak yang tinggal di luar negeri dan menciptakan sesuatu untuk negara yang didiaminya sekarang, bukan berusaha kembali ketanah kelahirannya lalu memajukan dan mengembangan ilmunya di negeri kelahirannya yaitu indonesia?????
    seperti mas nigel ini….
    bukankah mas nigel ini asli orang indonesia?????
    koq tinggal dan mengembangkan negara lain ya,,,,

    sayang saya bukan mas nigel
    andai saya mas nigel pasti indonesia akan mempunyai teknologi yang canggih dari negara-negara lain bukan sebagai follower

    hidup indonesia,,,,
    jaya mas nigel

    kehadiranmu di indonesia tentu di tunggu-tunggu banyak orang, tentunyaaaaa dengan segudang ilmunyyyaaaaa

    siap ah

    1. Dalam hal ini. I am more than happy untuk share pengalaman dan ilmu. Hanya forum, kesempatan, situasi dan kondisi belum pas. Saya juga berharap bisa share pengalaman dan ilmu sampai ke Indonesia. Sehingga design di indonesia bisa maju.

      Saya memilih project bukan karena harga ataupun negara. qualifikasinya hanya “if the project worth doing or not.” kalaupun dibayar tinggi tetapi produknya bukan sesuatu yang saya percayai, projectnya tak akan saya ambil. Sebaliknya kalo projectnya memang sesuatu yang sesuai, I’ll be more than happy to do it.

      jadi dari negara Indonesia atau manapun saya rasa tak ada hubungannya. if the project is worth doing (ethically and fit my principle as a designer), I’ll do it.

      Cheers!

  11. Teknologi dan Perjuangan Kelas…

    Perkembangan teknologi enam tahun terakhir—industri nuklir, sibernitika dan teknik-teknik informasi terkait, bioteknologi dan rekayasa genetika—telah memberikan perubahan mendasar dalam ruang lingkup sosial. Metode eksploitasi dan dominasi telah berubah, dan untuk alasan inilah ide lama tentang sifat dasar dan perjuangan kelas tidak cukup untuk bisa memahami situasi sekarang ini. ‘Pekerja’isme para marxis dan sindikalis tidak lagi menawarkan sesuatu yang berguna dalam mengembangkan praktek revolusioner. Akan tetapi, penolakan konsep kelas bukan pula merupakan jawaban yang berguna untuk situasi saat ini, karena hal semacam ini [tersebut] akan menghilangkan sarana untuk memahami realitas kekinian dan bagaimana cara menyerangnya.

    Eksploitasi tidak hanya berlanjut begitu saja, tetapi telah berkembang secara tajam sejak lahirnya teknologi. Sibernetika telah membuka desentralisasi produksi, penyebaran unit-unit kecil produksi dalam lingkup sosial. Secara drastis, otomasi secara drastis telah mengurangi jumlah produksi pekerja yang dibutuhkan dalam tiap proses manufakur . Sibernetika telah meciptakan metode perolehan keuntungan yang instant tanpa memproduksi sesuatu yang nyata, yang kemudian membantu modal\kapital berkembang sendiri dengan ongkos buruh yang minimal.

    Kemudian, teknologi baru menuntut spesialisasi pengetahuan yang memang tidak tersedia untuk kebanykan orang. Pengetahuan ini menjadi harta yang berharga dari kelas yang berkuasa [ruling class] pada masa sekarang. Di bawah sistem industri yang lama, seseorang dapat melihat perjuangan kelas sebagai perjuangan antara pekerja dan pemilik alat produksi. Ini menjadi sesuatu yang masuk akal. Setelah perkembangan teknologi, orang-orang yang tereksploitasi telah mendapati diri mereka mengarah pada posisi yang sulit. Pada masa industri saat ini posisi pekerja yang sepanjang harinya bekerja di dalam pabrik tergantikan oleh pekerja harian, layanan sektor jasa, kerja paruh waktu, pengangguran, pasar ilegal, ilegalitas, tuna wisma dan penjara. keadaan seperti ini menjamin bahwa tembok pemisah yang diciptakan oleh teknlogi baru di antara pengeksploitasi dan yang tereksploitasi menyisakan sesuatu yang tak terobohkan.

    Akan tetapi, sifat alamiah teknologi itu sendiri melampaui jangkauan mereka yang tereksploitasi. Awal perkembangan industrial mengambil fokus utamanya dalam penemuan teknik standarisasi pembiayaan rendah dengan profit/keuntungan yang tinggi dalam pabrikasi massal. teknologi yang berkembang kini tidaklah terlalu memfokuskan diri pada produksi barang-barang dalam artian teknologi yang kini berkembang, memfokuskan diri pada penyebaran secara luas kontrol sosial serta sedapat mungkin mengurangi keuntungan dari produksinya. Industri nuklir tidak hanya membutuhkan spesialisasi pengetahuan, namun juga tingkat pengamanan yang tinggi yang menempatkannya benar-benar dibawah kontrol negara dan memerlukan struktur militer yang sesuai dengan penggunaannya yang ekstrim dalam militer. Teknologi sibernetik memiliki kemampuan memproses, merekam, mengumpulkan dan mengirim informasi sesuai kebutuhan negara untuk dokumentasi dan memantau warganya yang juga merupakan pengurangan kebutuhan akan pengetahuan bagi mereka yang diatur dengan berbit-bit informasi—data—harapan, hal ini mereduksi kemampuan yang sesungguhnya/nyata dalam memahami mereka yang tereksploitasi. Bioteknologi memberi kontrol negara dan kapital terhadap sebagian besar proses-proses kehidupan yang paling fundamental itu sendiri—membiarkan mereka (negara dan kapital) menentukan jenis tetumbuhan, hewan—dan bahkan manusia yang bisa eksis.

    Oleh karena itu teknologi-teknologi ini memerlukan spesialisasi pengetahuan dan dikembangkan untuk kepentingan peningkatan kontrol negara dan kapital terhadap seluruh kehidupan manusia bahkan dalam kehidupan kita sehari-hari, kelas yang tereksploitasi sekarang dapat dipahami sebagai kelas-kelas yang terabaikan dari spesialisasi pengetahuan ini dan dari partisipasi yang nyata dalam pemungsian kekuasaan. Kelas pemodal/borjuis yang dimaksud dalam pengertian kini adalah golongan yang berpartisipasi dalam fungsi kekuasaan dan penggunaan dari spesialisasi pengetahuan teknologikal dalam artian yang sebenarnya . Tentu saja ada proses-proses dalamnya, dan batas antara kelas penguasa dan kelas pekerja, dalam beberapa kasus dua kelas ini,menjadi sulit untuk dipahami karena peningkatan jumlah penduduk yang terproletarisasi—kehilangan kemampuan/kebebasan untuk membuat keputusan atas kondisi eksistensi mereka yang mungkin telah mereka miliki.

    Penting untuk diketahui meskipun teknologi-teknologi baru ini dimaksudkan untuk memberikan kontrol kepada negara atas kelas yang terabaikan dan segala kekayaan hasil bumi, justru mesin-mesin itu sendiri melampaui/tak dapat di kontrol oleh manusia. Keleluasan dan spesialisasi yang mereka perlukan berkombinasi dengan bahan-bahan material yang tak terprediksikan —atom dan sub partikel-partikel atom, gelombang cahaya, gen dan kromosom, dan lain-lain—hal ini untuk menjamin bahwa tidak ada seorang manusia pun yang bisa memahami sepenuhnya bagaimana semua itu bekerja.

    Aspek teknologikal ini tentunya yang telah menambah penderitaan kita akibat krisis ekonomi yang berlangsung. Meskipun demikian, ancaman bencana teknologi ini diluar kontrol siapapun juga yang memberi kuasa dalam mengontrol kelas yang tereksploitasi—ketakutan akan Chernobyl-chernobil lainnya, monster bermesin genetis yang lolos dari laboratorium—menciptakan penyakit dan kenyamanan, menggerakkan orang untuk menerima aturan para ahli yang telah membutikan batas-batas mereka secara terus menerus. Lebih jauh lagi, negara—yang bertanggung jawab kepada setiap orang atas perkembangan teknologi ini melalui militernya-mampu menghadirkan dirinya sebagai pengawas dalam melawan penyalahgunaan teknologi oleh korporasi-korporasi yang merajalela kini. Sehingga, kedahsyatan serta nafsu yang tak terkendali ini melayani pihak yang mengeksploitasi dengan baik dalam mempertahankan kontrol mereka terhadap seluruh populasi yang tersisa. Dan apakah mereka(kelas borjuis) perlu memikirkan mengenai kemungkinan musibah-musibah yang akan terjadi pada seluruh umat manusia di bumi ketika kekayaan dan kekuasaan mereka menyediakan rencana darurat yang hanya untuk melindungi mereka, bukan untuk kita?

    Oleh sebab itu, pengecualian teknologi baru dan kondisi baru serta bahaya yang dipaksakan pada kelas yang tereksploitasi akan meruntuhkan cita-cita usang tentang pengambilalihan sarana produksi. Teknologi ini-yang terkontrol maupun yang tak terkontrol-tak dapat memberikan tujuan manusia yang sebenarnya dan tidak ada tempat dalam perkembangan dunia bagi kebebasan individu untuk menentukan hidup mereka sesuai yang mereka inginkan. Jadi ilusi utopia para sindikalis dan marxis tak lagi dapat digunakan dalam dunia kita pada masa sekarang ini. Tetapi apakah pernah digunakan sebelumnya? Perkembangan teknologi baru secara spesifik berorientasi pada pengontrolan, tetapi semua perkembangan industri telah mengambil perlunya keseriusan dalam pengontrolan terhadap kelas non-eksploitator. Pabrik diciptakan untuk membawa produsen ke bawah naungan satu atap guna mengatur kegiatan-kegiatan mereka dengan lebih baik; garis produksi memekanisasi peraturan ini; setiap teknologi baru mempercepat pekerjaan pabrik, sehingga setiap waktu serta gerak-gerik pekerja lebih lanjut berada di bawah pengontrolan. Oleh karena itu, ide yang menyatakan bahwa pekerja dapat membebaskan diri mereka dengan mengambil alih sarana produksi masih selalu menjadi angan-angan. Ini adalah angan-angan yang tak dapat dipahami ketika proses teknologikal mengambil manufaktur sebagai tujuan utama mereka. Sekarang ketika tujuan utama mereka begitu jelas sebagai kontrol sosial, sifat nyata perjuangan kita harus jelas pula: menghancurkan segala sistem kontrol-(negara), modal dan sistem teknologi mereka, mengakhiri kondisi proletarianisasi kita dan penciptaan diri kita sebagai individu bebas yang mampu menentukan bagaimana kita hidup sesuai keinginan kita sendiri. Untuk melawan teknologi, senjata terbaik adalah senjata yang digunakan kelas yang dieksploitasi sejak awal era industri: sabotase.

  12. interaction design: suatu saat nanti mungkin mesin akan bernyawa dan ruang interaksi sosial manusia semakin menakjubkan karena mesin yang tadinya hanya “menerima perintah” kini bisa diajak “berbicara memahami eksistensi manusia”.

  13. dan kadang membutuhkan suatu riset untuk hanya mendesain halaman website, tetapi tidak semua melakukan hal ini, atau jangan-jangan memang belum ada?

  14. ketika Thomas Alva Edison pertama kali bekerja menemukan lampu, dia telah menghidupi banyak orang. Tetapi sekarang banyak orang bekerja untuk kita dengan menyediakan teknologi yang kita inginkan. Produk ini saat ini berkembang menjadikan manusia sebagai raja.

    Perkembangan sosial suatu produk teknologi pasti menimbulkan efek sosial bagi individu atau komunitas. Sebagai contoh anak kecil sekarang sudah enggan main di sawah, mereka lebih betah main game di depan komputer.
    Hal ini mungkin dimaklumi jika kita melihat di kota yang tidak ada sawah atau tempat bermain, tapi apakah kita hanya sibuk2 mencari2 alasan?!

    Hilangnya interaksi sosial antara manusia dengan lingkungan di dunia nyata mulai terasa ketika ingin melihat tanaman terong kita membutuhkan bantuan mesin pencari di Internet.

    sudah selayaknya interaksi teknologi dengan penggunanya mengedepankan interaksi pengguna dengan dunia nyata, seperti interaksi di terminal pulogadung, bawah jembatan layang, mall, sawah, gunung, dll.

    Mungkinkah?!

  15. Design yang baik adalah design yang mewakili isi produk dan keinginan konsumen secara menyeluruh.

  16. rite,,

    tapi kalo terlalu eksklusif,,

    buat pasar kyk indonesia yang lebih ke kebudayaaan “bebek” yang ikut2n, apa bisa??

    kadang orang di sini cuma pengen “sama” supaya derajat mereka naik tanpa peduli “core” sebenernya mereka siapa atau ap..

  17. Suka atau tidak suka teknologi terus berkembang dari yang model masal hingga model personal tergantung era teknologi dan kebutuhan masyarakat.
    revolusi industri mencetuskan pola pengunaan alat yang seragam sehingga efisien dalam penggunaan masal. Era ini pun segera bergeser sesuai perkembangan manusia yang membutuhkan personalisasi.
    Sebuah tantangan bagi designer untuk menjawab kebutuhan konsumen.

  18. Dulu pernah dengar istilah ‘Forms Follow Function’ dimana aspek pfungsional dari sebuah desain menjadi salah satu hal yang melandasi pembuatan karya desain. Semenjak internet merebak, perlahan-lahan ilmu desain mengalami penyesuaian dengan teknologi…Oleh sebab itu muncul istilah ‘physical interactive’ yang merupakan salah satu dari ‘interactive design’ yang bertolak pada penggunaan media interactive.
    Awal tahun 2005-an hal itu merupakan hal yang jarang di Indonesia, saya sendiri baru menyadari hal ini ketika ada event pameran ‘massive territory’ yang merupakan hasil kerjasama para artist di komunitas godote.com dengan para artist urban internasional.
    Saya terkesima dengan karya tim desain malaysia ‘if interactive’ dengan karya-karyanya. Kini hal seperti itu sudah menjadi sesuatu yang biasa, sebab tidak sedikit mall menggunakan fasilitas ini, sebut saja sudah ada perusahaan desain lokal yang menitikberatkan pada jasa ‘interactive design’ seperti strategocorp.

    Melihat perkemabngan IPTEK yang sedemikian cepat menyadarkan saya bahwa label apapun yang kita pakai, entah itu desianer grafis, desainer produk, desainer itneraktif, maupun teknisi IT, web developer, dsb…Harus bisa melihat bidang kerjanya sebagai sesuatu yang terintegrasi dengan disiplin ilmu lainnya..Oleh sebab itu akan lebih baik jika kita sebagai desainer kini mencoba suatu hal yang baru dengan lintas disiplin ilmu dan melihat sesuatu secara holistik dan multidisipliner ^_^

Comments are closed.

Comments are closed.