Starting Up, Paul Graham Way

Starting Up, Paul Graham Way

The match is starting

Beberapa waktu ini berulang-ulang saya mendengarkan interview Mixergy dengan founder Reddit. Dalam interview tersebut, beberapa kali diceritakan hal menarik seputar Y Combinator dan sosok Paul Graham. Hal tersebut akhirnya memicu saya untuk mencari interview lain terkait Paul Graham.

Ada beberapa pointer menarik yang akan saya bagi di sini, mengenai starting up dalam perspektif Paul Graham (as I can understand).

One thing we’ve learned in this past year is that commitment matters more than we thought, and brains less

Bukan berarti otak dan ide tidak penting ya? Ideas is dime a dozen. Ide itu murah, begitu yang saya ingat dari tulisan Hendry Lee. Jika Anda dengarkan wawancara Mixergy yang saya singgung di atas, founder Reddit mulanya datang ke Y Combinator dengan sebuah ide cemerlang (bukan Reddit). Ide ini ditolak oleh Y Combinator, namun dua orang founder ini tetap diminta kembali lagi dengan ide yang lain. Story short, founder ini akhirnya bisa membangun sesuatu yang recognizable.

Untuk cerita lengkap sejarah Reddit, pastikan Anda dengarkan podcastnya. Saya stempel “NavinoT Recommends”.

The most important task at first is to build something people want. If you don’t do that, it won’t matter how clever your business model is

Ada yang bilang dan saya kira banyak yang percaya, ngapain sih punya ide bagus kalau model monetisasinya tidak jelas? Dalam perspektif Paul Graham, model business adalah urusan nomor dua. Yang pertama adalah membuat sesuatu yang diinginkan orang. Kenapa?

…to make money from something popular is a lot easier than making something popular

Sekarang mungkin Anda baru paham (begitu pula saya). Jika Anda sudah punya sesuatu yang populer, Anda bisa bebas bereksperimen dengan model bisnis dan monetisasi apapun. Sepertinya memang seperti ini jalan pikiran VC. Oleh karena itu mereka tidak ragu berinvestasi pada Twitter yang tak jelas monetisasinya. Targetnya adalah populer tepat pada waktunya, the rest will (should) follow.

“Make something people wnt.” If you had to reduce the recipe for a successful startup to four words, those would probably be the four

Jadi, bagaimana caranya membuat sesuatu yang populer? Paul Graham menyarankan kita untuk membuat sesuatu yang memang diinginkan orang. Tentu saja sangat masuk akal. Namun jangan terpaku pada yang kini diinginkan saja. Sebelum twitter ada, tak seorang pun yang tampaknya menginginkan twitter. Namun coba liat saat ini? Tiba-tiba twitter jadi kebutuhan!

The easiest way to make something people want is to make something you want. What do you wish existed that doesn’t?

Cara termudah untuk memenuhi keinginan orang adalah dengan jalan memenuhi kebutuhan sendiri. Ada sekian milyar calon konsumen di dunia ini. Tak mungkin semuanya punya keinginan yang berbeda. Dengan memenuhi kebutuhan diri sendiri, dipastikan Anda juga akan memenuhi kebutuhan orang-orang lain yang punya kesamaan dengan Anda. Ah masa sih?

Google do better job on online calendar than a video sharing site, because their employees are probably not supposed to be sitting watching videos at work

Kenapa Google membeli Youtube padahal Google juga bisa membuat situs video sendiri? Karena Google memang tidak excel dalam hal video. Bukan pada soal teknis, namun pada soal what people really want. Pegawai Google pastinya lebih sering mengetik kode, sharing dokumen, dan menjadwal meeting daripada menonton video seharian. You see, dengan memenuhi kebutuhan sendiri berarti Anda memenuhi kebutuhan orang lain. Jika kita melakukan hal ini dengan baik, produk yang dihasilkan pun akan jadi lebih baik manfaatnya bagi orang lain.

Pertanyaan evaluasi diri

Bagi Anda, apa yang masih menjadi ganjalan membuat startup? Ide kah?Modal kah? Motivasi? Saya rasa quotes dari Paul Graham bisa jadi motivasi.

Referensi:
http://www.techcrunch.com/2006/09/02/an-interview-with-vc-paul-graham-of-ycombinator/
http://www.paulgraham.com/web20interview.html
http://mixergy.com/no-reddit-didnt-copy-digg-heres-how-it-was-built-with-alexis-ohanian/

19 thoughts on “Starting Up, Paul Graham Way

  1. Keputusan, Ketakutan, dan tidak mengenal diri sendiri.

    Sering sekali kan kita dengar pendapat seperti “saya tidak tahu apa yang benar2 inginkan” atau “apa yang menjadi tujuan saya”. Dengan ketidak tahuan akan diri sendiri, bagaimana bisa membangun bisnis yang notabene akan lebih baik jika mengikuti passion?

    ngomong2, saya suka sekali quotation tentang mengapa Google membeli YouTube. Shocking 😀

  2. saat ini saya sedang mencoba untuk membuat sebuah startup, dan kondisinya seperti berikut:

    ide ada dan sudah dalam fase pengejawantahan (implementasi dalam bentuk pembuatan prototype)… target tahun ini bisa di-launch…

    motivasi juga jelas ada karena ini yang membuat saya berusaha ‘mati-matian’ untuk mewujudkan ide tersebut menjadi sebuah produk dan nantinya siapa tau dapat menarik investor…

    modal? hmm… untuk langkah awal mungkin ada dan bisa mencukupi… tetapi jika ternyata nanti startup yang dibangun bisa diterima dan menjadi sarana pemenuhan kebutuhan bagi pengguna, saya sepertinya sangat membutuhkan modal tambahan (investor), dan ini mungkin besok bisa menjadi ganjalan…

    1. @Leonardo
      dalam podcast yang saya sebut di atas, founder Reddit cuma dikasih tempat buat tidur, makan mie tiap hari kecuali hari sabtu (proper meal). Sepertinya biayanya tidak (harus) banyak.

      Beda kasus kalau sudah pada fase sekarang ini. Biaya pegawai, server, dll.

    1. @Leonardo
      I must admit. Bikin startup tidak semua yang didengar atau yagn saya tulis. LOL. Tentu saja saya juga punya impian bikin web startup.

      @ariawan
      Untuk NavinoT sendiri, jujur saja, sebenarnya tidak diplanning. Sekedip mata, dan sebuah e-mail. Tiba-tiba saja sudah ada site yang sudah dikerubuti cerdik pandai seperti yang berkomentar di artikel ini.

      Mungkin mimpilah yang menghalangi saya dan mungkin beberapa orang lain untuk membuat (web) startup. Mengharap ‘eureka’ moment tentunya tidak pasti. Padahal cara lain masih ada. Beberapa waktu lalu ada yang ngomong kerja keras itu mendekatkan pada keberuntungan (baca: eureka)

  3. hmm… saya pikir sih harus seimbang lah dan apapun yang tertulis dan dibaca, it’s not really that simple.

    Terutama untuk founder yang mati2an cari ide untuk fitur2 dan bisnis. Belom lagi masalah human resource… beuh.

    kalo soal VC di Indonesia masih bisa dibilang wacana, ada sih beberapa incubator untuk startup, tapi klo soal investor apalagi Angel investor sih masih langka.

    Tapi jangan takut juga sih, pokoke musti berani ambil resiko dan berani salah!

  4. Bagi saya, follow through. Saya termasuk yang sangat gemar memulai sesuatu, tapi jarang menyelesaikannya. Kabar baiknya, rasionya semakin kecil.

    Masalah kedua adalah delegating. Satu hal yang sedang saya berangsur-angsur saya ubah.

    Bagi rekan-rekan yang berminat memulai bisnis, saya anjurkan Startup School ’08. Semua videonya gratis. Favorit saya adalah sesi yang dibawakan David Heinemeier.

    Tapi karena tulisan ini menyinggung tentang Paul Graham, ini taut ke sesi beliau pada Startup School ’08.

    http://www.omnisio.com/startupschool08/paul-graham-at-startup-school-08

  5. untuk starting yang buat takut tuh biasanya pesaing yang lain.. modal dah ada, strategi udah, motivasi oke,. cuma itu aja takut ma pesaing..=)

  6. Ada bedanya gak sih antara “Make something people want” dengan “Make something people need” ?

    Di video presentasi pada acara Startup School 2008 itu (dulu pernah saya posting juga di blog), dia bilang “Make something people need”..

    Soalnya, Want belum tentu Need menurut saya. Jadi kalau saya pegang prinsip : “Make something people need.., or least make something that you need”.

  7. Menurut saya pribadi, hal pertama yang harus ditentukan adalah orientasi bisnis tersebut karena tidak semua orang melakoni bisnis untuk mencari uang. Mungkin memang benar bila ditujukan untuk mencari uang, kita harus mendeteksi keinginan publik yang belum tersedia saat ini. Seperti strategi bisnis yang tertuang dalam Blue Ocean Strategy untuk menciptakan bisnis yan gtidak terkalahkan kita bisa menciptakan sesuatu yang baru dan dibutuhkan yang belum terurus oleh pesaing bisnis kita.

    Tapi kalau bisnis kita bertujuan lain?hmm saya rasa banyak sisi lain yang bisa dipertimbangkan.

    Itulah fungsi komitmen dalam bisnis, hendaknya kita tetap memegang tujuan awal dari bisnis yan gkita lakoni.

Comments are closed.

Comments are closed.