Semantic Desktop
Semantic web boleh saja menjadi agenda utama web di 2010, namun transformasi ini tidak harus dimulai dari web itu sendiri. Semantic desktop juga akan punya peran besar dalam pembentukan semantic web. How come?
Kenapa semantic web/dekstop penting?
Memang akan susah menerangkan nilai penting dari sesuatu yang belum ada bentuknya. Namun dari sisi akademis, semantic web/desktop bisa dipastikan akan bisa memberikan kemampuan lebih pada komputer untuk lebih mengerti kita. Bayangkan layanan delicious.com sebagai contoh. Setelah kita memberikan tag pada begitu banyak URL, akhirnya komputer bisa tahu topik apa yang kita minati. Berdasarkan data yang disumbangkan orang lain, konputer bisa menawarkan URL lain yang mungkin kita sukai.
Desktop adalah area non kolaboratif (privat)
Bukannya kita tidak berkolaborasi di ranah desktop namun ada kecendurangan bagi kita untuk tidak membagi area ini untuk konsumsi publik. Lain dengan web yang jadi area terbuka bagi siapa saja untuk bekerja sama. Semantic web akan punya energi pembentuknya sendiri, dari kolaborasi orang-orang di seluruh dunia.
Akan tetapi area web yang terbuka ini justru menjadi faktor penghalangan bagi partisipasi 100%. Tidak semua data yang kita miliki kita sebar di web. Banyak data-data penting yang justru sering kita operasikan berada di ranah desktop yang bisa memenuhi privasi. Keraguan untuk berpartisipasi dalam pembentukan semantic web justru lebih banyak berkurang di ranah desktop.
Desktop adalah the blackhole of semantic
Semua yang dipindahkan ke desktop akan terputus dari konten sumber. Attachment yang diunduh menjadi tidak ketahuan lagi e-mail-nya. Log percakapan via instant messenger juga tidak bisa dirunut dengan tepat karena hanya berupa catatan nickname dan stempel waktu. Data kontak yang kita punya di desktop juga tersebar tanpa bisa dengna mudah kita ketahui detil cara menghubunginya. Saya yakin masih banyak data lagi yang berupa bahan mentah berserakan di desktop kita.
Memang tidak sepenuhnya benar bahwa dekstop adalah black hole. Data gambar dan audio terkadang punya metadata yang menerangkan kadang data tersebut dibuat, oleh siapa dan berbagai anotasi lain. Justru ini semakin menguatkan posisi dekstop sebagai pembentuk momentum terwujudnya semantic web.
—
Yang menarik nantinya adalah semantic web justru tidak akan ada. Lho? Tidak ada berarti kita tidak lagi bersentuhan langsung. Fungsinya sudah sedemikian terintegrasi dengan aplikasi-aplikasi yang kita pakai. Web akan kembali ke fungsi aslinya sebagai jaringan penghubung simpul-simpul penyimpan data.
Well, paragaraf di atas adalah angan-angan saya. Menurut Anda sendiri bagaimana? Apakah semantic web nantinya memang web dengan tambahan semantic, atau justru web sebagai infrastruktur pendukung semata.
6 thoughts on “Semantic Desktop”
Pandangan yang menarik.. Gimana kalo kasusnya ‘private group’ mau collaborate, bukannya lebih bagus kalo term semantic diapply di sini tapi data ini juga dipublish tp hanya ke private group tersebut.
Tapi, kalo masalah tagging doank apakah itu bisa dibilang semantic, kalo menurut saya, untuk sisi sistem tags tersebut tetaplah sebatas informasi tambahan yang belom tentu memberikan makna tambahan sebagaimana semantic seharusnya. Kalo menurut saya, salah satu effort yg cukup menarik itu datang dari Google microformat (http://www.google.com/support/webmasters/bin/answer.py?answer=99170)
Maaf, saya kurang menangkap poin paragraf pertama :D.
Tagging memang blm bisa dikategorikan semantic, kecuali diberi relasi “hasTopic”. Meskipun demikian, saya kira tagging itu bisa jadi contoh yang cukup nyata (down-to-earth) dari konsep semantic.
Wah, menarik. Saya malah baru tahu kalau Google mendukung microformats dan RDFa.
Sekarang saya jadi bermimpi, Zemanta atau Tagaroo/Calais bisa mengenhance editor WordPress supaya kita bisa menyisipkan atribut RDFa.
He2 cuma penasaran doank ttg opini mengenai desktop sbg area yg private. Padahal menurut saya ke depannya orang2 akan lebih banyak berkolaborasi, termasuk dengan ‘desktop’ mereka.
Tentang Google microformats itu, untuk sekarang mungkin masi terbatas ke beberapa tipe2 entity yang common digunakan, tapi ke depannya mungkin akan dapat lebih memberi *makna* pada keseluruhan Internet lebih dari sekedar lautan raw data.
Gimana kalo dibuat custom editor WordPress untuk support RDF ini? =p
Microformats sepertinya bukan milik Google saja, jadi ada baiknya cukup disebut microformats. Microformats mmg terbatas karena dia berusaha menjembatani antara HTML dan RDF tanpa memperkenalkan atribut baru. Jadi nantinya pasti mentok karean keterbatasan HTML sebagai layout-oriented language
http://microformats.org/wiki/get-started
RDFa (RDF in attribute) lebih advanced, karena membawa attribute baru walau pun ditulis dalam XHTML.
Dua plugin yang saya sebut di atas sudah terintegrasi dengan editor wordpress loh. Salahs atu di antaranya bisa suggest teks mana saja yang bisa di-link ke URL tertentu (wikipedia, crunchbase, dll). Hanya saja fitur untuk memberikan informasi semantic masih belum ada. eg: membungkus nama orang dalam RDFa.
Tagaroo source codenya GPL, jadi kalau sudah gatal bisa langsung di-fork 😉
bingung ngak ngerti juga.. tapi seengaknya , privatisasi ada perlunya
Web sebagai infrastruktur pendukung, saya rasa lebih cocok.
Comments are closed.