Belajar dari E-mail

Belajar dari E-mail

post_te

E-mail is the first and largest social network, kata Jeremiah Owyang. Siapa yang belum sadar jika imel memang penuh potensi? Saat GMail datang, kita sadar bahwa imel bisa dikonsumsi dengan lebih menyenangkan. Tidak perlu memikirkan ruang simpan, berbentuk percakapan yang jelas lebih intuituf, dan tambahan-tambahan lain. Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan, GMail bisa jadi startup page bagi beberapa orang.

Tidak hanya GMail dengan berbagai fitur dasar dan experimentalnya yang membuat imel jadi first class citizen. Ada banyak startup yang mengekplorasi bagaimana imel bisa merealisasikan potensinya.

Xobni

Xobni adalah startup yang menambahkan value pada Outlook. Cukup cerdas membidik market Outlook yang pasti besar, dan menghindari head-to-head dengan GMail. Xobni memberikan enhancement social yang tidak tersedia di Outlook. Pengirim imel bisa dilihat profil LinkedIn-nya, koneksinya juga sejarah percakapannya dengan kita, file apa saja yang dipertukarkan dan lain-lain.

Xoopit

Xoopit membuat attachment kembali hidup. Semua mail client berfokus pada konten imel dan memperlakukan attachment sebagai konten tambahan saja. Xoopit mengangkat attachment setara dengan imel, menawarkan cara melihat attachment dengan cara baru yang lebih bermanfaat. Gambar bisa dilihat dalam bentuk slideshow atau timeline. Xoopit sekarang sudah dibeli Yahoo. Berarti konsep ini memang berharga.

Gist

Gist menawarkan cara menemukan hal-hal baru lewat daftar kontak kita. Kita bisa memonitor hal-hal apa saja yang terjadi yang terkait dengan kontak kita, misal: berita terkait perusahaannya atau produknya. Lewat UInya, kita bsia memberikan weighting kepada siapa saja kita ingin memberikan fokus lebih. Gist menyebutnya when your inbox meets the web.

So, poinnya apa nih? Karena kita sudah terbiasa dengan sesuatu, kadang kala kita pasrah dan lengah bahwa masih ada ruang untuk improvement. Imel bukan sekedar alat bertukar informasi dan penggunaan imel tidak harus menyebalkan.

Setelah imel, masih ada IMs, dan microblog. Powertwitter sudah melihat kesempatan ini. Dan Google Wave juga akan turut bermain dengan solusi yang lebih breaktrough (lintas horison). Apa yang tersisa buat kita?

5 thoughts on “Belajar dari E-mail

  1. great post, very inspiring!!
    malem2 baca navinot guna,he3x
    ko gue jg ga kpkiran yah peluang dr email,
    heemm, have aplan 🙂
    great post!!!

  2. bener juga, hmm.. jadi penasaran banget ama google wave. ga sabar!

    Btw, saya masih asing sama ke-3 aplikasi email diatas. hihi..

Comments are closed.

Comments are closed.