Komik vs Manga

Komik vs Manga

manga

Baik komik (barat) atau manga, dua-duanya membuat saya terkagum. Saya dulunya lebih cenderung dengan manga, tapi belakangan ini mulai membuka mata tentang daya tarik komik. Berikut ini apa yang bisa saya daftar tentang perbedaan keduanya.

Branding

Komik pada umumnya bertema manusia super. Kisah-kisah normal keseharian kalah dengan dominasi superhero. Kalau boleh dibilang, gaya gambar komik cenderung kaku. Tapi tren ini sepertinya sudah lewat. Gambar komik saat ini saya rasa lebih fluid dari pada tempo dulu.Komik digambar sebagai snapshot dari sebuah cerita. Ibarat mengambil satu frame dari sebuah film kemudian ditambahkan balon-balon dialog.

Manga tidak didominasi oleh superhero. Ceritanya bisa mengambil dari folklore atau gambaran hidup sehari-hari (gambaran ideal mangaka). Gambarnya lebih fluid daripada komik dan dituangkan dalam lebih banyak frame daripada komik. Membaca manga hampir serasa menikmati animasi, sedang membaca komik seperti mengagumi posterbook. Dua-duanya punya unsur excitement tersendiri.

Gambar komik dan manga pun kini seperti saling mempengaruhi, manga kelihatan seperti komik dan komik terlihat seperti manga. Agaknya sudah ada pergeseran generasi mangaka dan komikus yang terinfluensi dua budaya.

Variasi Produk

Yang cukup menarik untuk diamati adalah bagaimana komik dan manga dimanufaktur. Jika Anda dengan seksama, manga cenderung dibuat satu plot cerita. Kadang pendek kadang tak pernah habis (Doraemon, Naruto, One Piece). Tidak ada cerita alternatif dari suatu tokoh. Lain dengan komik yang plot ceritanya bisa bermacam-macam sampai twisted. Superman bisa bertemu dengan Batman, atau jagoan-jagoan tersebut malah jadi tokoh antagonis (zombie).

Untuk memenuhi keinginan konsumen yang tak terbatas, komik membuat banyak variasi produk. Ada banyak versi Hulk untuk semua orang. Manga tidak punya konsep seperti itu. Namun manga punya user generated content berupa doujinshi. Doujin adalah alternatif cerita resmi. Isinya terserah mangaka dan bisa saja bertolak belakang dengan cerita aslinya. Doujin punya nilai tersendiri di mata konsumen dan bukan sekedar produk sampingan yang tak bisa dijual.

Monetisasi

Baik manga atau komik punya produk sampingan berupa action figure selain penerbitan buku dan poster sebagai sumber revenue. Yang membedakan di antara keduanya adalah soal adaptaso karya ke media lain. Komik belakangan ini menjadi sumber populer bagi film-film baru di Hollywood. Budgetnya pun cukup serius sehingga hasil adaptasinya tidak terlalu mengecewakan. Lain dengan manga (lebih tepatnya anime) yang baru bisa sampai kelas Live Action (lebih tinggi sedikit dari serial).

Bagaimana menurut Anda? Dimana sih posisi unggul komik dan manga? Manga sekarang sudah bergerak ke ranah mobile lho? Apakah komik juga punya channel tambahan? Ada hal-hal menarik yang Anda temukan dari manga dan komik?

12 thoughts on “Komik vs Manga

  1. Aku mungkin ga bisa dibilang sebagai otaku yak (otaku = fans anime/manga maniak) tapi bisa diitung sebagai penikmat anime manga juga lah 🙂 Semi-otaku amatiran. Kasta rendah, bwahahaha.

    Ngomongin manga, komik dan komik Indonesia itu menarik soalnya ada ‘persaingan’ di antara tiga 😀 Entah itu fans anime manga versus fans komik US/Eropa atau never ending debate “KOMIK JEPANG LEBIH KEREN DARI KOMIK LOKAL OMGWTFBBQ.”

    Aku ikutan forum online di mana kebetulan ada satu thread yang ngebahas ini (komik US v. manga) dan ada satu statement dari temenku yang buat aku pribadi bagus banget:

    “US comics: cuisine, prepared specially by chef. Manga: Hoka Hoka Bento.”

    Ga bermaksud bilang kalo Hokben itu ga enak (egg chicken rollsnya enak BTW *lospokus*) aku pribadi setuju sama ucapan itu. Komik US mahal gila bok. Udah gitu tipis. Tapi itu juga ada alasannya. Full color dan/atau kualitas kertasnya bagus. Kalo manga ya… Tau sendiri lah 😀

    Kalo manga Jepang v. ‘manga’ Indonesia, itu di masalah teknik aku rasa. Jepang tau sendiri resources buat industri anime manganya udah ga ada seri lagi itu duitnya. Indonesia? Para komikus masih berjuang dengan modal terbatas dan sebenernya sih masih banyak soal lain kaya gaya gambar, style cerita dan lainnya tapi ntar jadi panjang cerita 😀 *uhuk*

    Posisi unggul komik dan manga… Hm. Anggaplah gini, aku belajar banyak hal lewat komik dan manga dan ga perlu pake teks melulu kaya di diktat. Pertama kali tau tentang Tata Surya, keadaan geografis bawah laut dan Nessie dari Loch Ness dari komik Doraemon 😀 *bangga* Sebenernya banyak komik dan manga yang bagus *garuk-garuk kepala* Contohnya kaya karya-karya Urasawa Naoki (yang ending ‘Monster’ bikin pengen banting-banting meja,) Asteric, Obelix, Tintin, komik-komik DC Comics dan Marvel… Komik ilmu pengetahuan karya Larry Gonick. Dan pas Google ngenalin Google Chrome juga pake gaya komik 🙂 Sisi plus manga aku rasa dari kemampuannya ngejelasin sesuatu secara visual jadi otak juga ga cape mikir. Manusia toh makhluk visual, soale banyak gambar manusia gua dari jaman dulu kala 😀

    Hal-hal menarik dari komik dan manga… Magneto ituh keren dan pengen belajar jutsu dari Naruto *mulai aneh*

    Heuhe, secara serius, aku pribadi berharap manga dan komik ga melulu dianggap “buat anak kecil” karena banyak juga manga dan komik yang memiliki konten dewasa 😉 Balik ke pengarang dan pembacanya 😀

    … Kok jadi panjang 😀 Suwun… Saya melipir dulu sambil ngopi-ngopi.

  2. Ini lebih tepatnya komik Jepang “Manga” vs. komik Amerika “Comic”.

    Stereotip komik (untuk anak-anak dan remaja) Jepang adalah bermula dari jagoan yang cupu lalu berkembang seiring komik berjalan, sedangkan komik (untuk anak-anak dan remaja) Amerika cenderung individu kuat yang datang untuk menyelesaikan masalah. Itu sebabnya, imho, komik Jepang karakternya lebih membumi dan lebih bisa masuk. Imho, komik Jepang lebih menginspirasi dari pada komik Amerika dalam hal mengatasi kelemahan.

    Tapi, saya lihat komik Amerika sekarang juga sudah mulai terpengaruh dengan gaya Jepang yang memasukkan unsur kelemahan super hero (super hero yang benar2 tak berdaya) ke dalam unsur komiknya. Civil War itu contohnya yang membunuh Captain America.

    Saya kurang setuju kalau komik Jepang dinilai seperti hokben. Komik Jepang itu, afaik, selalu melalui proses riset dan hasil konsultasi dengan editor. Dimuat terlebih dahulu di dalam majalah sebelum dibuat seri cukup membuktikan bahwa komik tersebut sudah lulus uji materi.

    Tentu saja, kalau mau baca komik Amerika yang bagus (atau graphics novel kalau kata orang luar), silahkan baca terbitan Dark Horse seperti Sin City. Imho, novel grafis untuk dewasa baik Jepang mau pun Amerika cukup kaya dan ceritanya rumit dan mengasyikkan.

    Kalau secara subyektif, saya lebih suka komik Jepang karena ceritanya mengajarkan kelemahan dan cara mengatasi kelemahan. Wah, takut kepanjangan…

  3. 2 segment serupa tapi berbeda hasil. Jika kelebihan manga ada pada fan dan mobile , maka komik seperti sebuah brand. Ideanya kental dan penuh unsur politik beda dengan manga yang biasanya mengungkapkan hal hal umum atau bahkan undercover.

    tentu ini tergantung bacaan kita, mangga yg seperti apa atau bahkan komik yg seperti apa. namun pergerakan brandingnya ibarat portal dan blog. Dimana portal hanya sekedar ajang berita tapi blog, beritanya bisa dipercaya bisa pula tidak. Tapi pasti dipercaya bagi blogger yg sudah mempunyai basis Umat / massa

  4. Klo saya pribadi, lebih suka baca manga, kalaupun komik itu seperti smurf, asterix, lucky luke, atau komik lawas lainnya

    Manga, ceritanya lebih menarik, banyak misteri, dan ntah kenapa saya lebih suka manga karena gak serius, selalu ada unsur bercanda.

    Ceritanya pun selalu penuh dengan perjuangan, klo manga yang tentang olahraga, sebagian jagoannya itu adalah seorang idiot, yang gak bisa apa – apa, tapi pada akhirnya bisa jadi salah satu yang patut diperhitungkan berkat kerja keras ( mis: Slamdunk, Kenichi ).

    Sedangkan kalau yang superhero seperti Naruto atau One Piece, lebih digambarkan sebagai sebuah tim, dan persahabatan, mereke dengan komik mampu menggambarkan bahwa sekuat apapun seseorang, kerja tim tetep dibutuhkan.

    Naruto walaupun merupakan host dari Rubah Ekor Sembilan, tetap membutuhkan timnya dia, tetep bisa kalah, dan tetep bersahabat.

    One Piece, walaupun Luffy adalah orang yang kuat, tapi masih banyak yang lebih kuat, perjalanan dia masih panjang jika ingin menjadi pirate king, dan membutuhkan kerja keras.

    Kalau sekarang disuruh baca komik mungkin akan sedikit kagok, karena terlalu sering baca dari kanan ke kiri daripada baca kiri ke kanan hahahaha.

  5. Saya kurang setuju kalau komik Jepang dinilai seperti hokben

    Maksudnya dari segi fisiknya 😀 *waks, huhu, lupa nulis maksude statementnya itu apa*

    Kalo komik USA kan ciamik blas. Kertasnya bagus, full color, sampulnya keren… Tipis dan mahal XD

    Kalo komik Jepang dari segi kertas (yang diterbitin di Indonesia sini) jauh lebih murah dan kesannya lebih, hmm, mass-product (?) Bukan berarti komik USA ga mass-product, tapi kemarin saya liat komik USA di TGA Senayan City sumpah kaget, wahahah. Bandingin aja manga Jepang yang satu buku (walopun buat saya udah muahaaaalll) 15 rebu dengan komik USA yang (CMIWW) minimal 50 rebu (kecuali kalo pas lagi diskon yang merupakan event yang amat, sangat, benar-benar langka.) Liat graphics novel ‘V for Vendetta’ di TGA dengan harga ratusan ribu aja cukup bikin saya garuk-garuk aspal di pojokan. Hiks.

    Kalo dari segi cerita ya dua-duanya mantaps lah 😀 Kalo ga ya gimana bisa ada fandom Evangelion, Gundam atau fans maniak Urasawa Naoki (gara-gara mangaka sompret satu ini, abis baca ’20th Century Boys’ saya jadi ketakutan liat mukanya Ninja Hattori.)

    1. Ah iya tuh… aneh ^^

      Mungkin mereka pikir bakal lebih menjual XD
      Di Jepang setiap musim ada acara ComiKet (semacam ajang pameran) yang berlokasi di gedung “Tokyo Big Sight,” di sana para pembuat doujinshi menjual hasil karyanya.

  6. saya ga bs bilang diri saya otaku sih.. tapi emang seru baca komik-komik jepun itu. tapi ya ud lama skalski si saya ini ga mbaca komik jepun..
    konten dewasa dalam komik? hentai atuh.. hahaha.. 😀
    (hentai kata teman saya sih artinya bercinta yah, semi bokep lah alias porno.. hehek)
    kembali ke topik semula. yang saya kesian sih, komik indonesia yang niruuu abiiis gaya komik jepun. tau sendiri laah, beda budaya gitu indonesia dan jepun..
    plus, selang tahun 2007-2008 saya kenyang dg komik jepun yang isinya cecintaan. maboook… 😛 meski ada satu dua yang menarik dan beresensi serta mengandung moral cerita.. 😀
    tapi ada juga komik-komik menarik, horor plus komik eksyen action
    eh, nyambung pan komentar saya ini? 😀

  7. Wah top infonya, thanks ya..aku kira komik sama kaya manga ternyata beda..tapi kira2 lebih menarik mana ya cz kbanyakan orang mikir 2 hal itu sama.. Salam kenal ya.. Thx

  8. Konten dewasa dalam manga itu disebut ecchi dan itu biasanya cuman buat menarik pembaca doang, klo hentai itu biasanya gambar atau doujin yg diperuntukan buat umur 21 tahun ke atas (klo di Jepang)

  9. hai.. saya mau nanya tentang manga jadul donk.. saya lupa judulnya apa(justru cari tau judulnya tujuan saya ;p)..

    tapi ceritanya diawali dengan cerita pertandingan game robot antara si tokoh utama ma cewenya(nantinya), nama robot cewenya adalah benkei..

    dan permainannya disebut VS apa VT,, lupa… >.<

    dulu saya sempet baca 1 ato 2 colume, tp lupa judulnya apa,, ada yang inget ga judulnya apa??penngen baca kelanjutannya lagi nh,,hehe.. tq2

Comments are closed.

Comments are closed.