Monetize Now or Monetize Later?
Saya rasa saya telah pernah menulis sebelumnya, Flickr tidaklah dimulai dengan Flickr sebagai tempat menunggah dan berbagai foto yang murah hati dan enak dipakai. Kenapa Flickr menjadi Flickr yang sekarang ini? Memang dulunya Flickr itu situs apa?
Flickr dimulai dengan FlickrLive, sebuah sarana pertukaran foto secara realtime dalam aplikasi chatroom di game MMOG milik Ludicorp (2002). FlickrLive baru menjadi Flickr tahun 2004 dan kemudian tahun 2006 menjadi milik Yahoo lewat akuisisi Ludicorp.
Jika dibandingkan, Flickr punya core service yang sangat mirip dengan FlickrLive. Namun dengan reposisi menjadi layanan umum (tidak terbatas dalam game) penyimpan foto. Tidak lagi berfokus pada pertukaran dan penemuan gambar di web, Flickr menjadi gudang tempat mengunggah foto dari pengguna sendiri. Seperti album foto yang online.
So, what’s the point?
Kaskus. Ada apa dengan Kaskus? Kaskus punya banyak hal terkenal. Dulu punya bagian khusus dewasa, sekarang punya bagian jual beli yang tak ramai. Dengan jumlah pengguna yang sudah lewat satu juta, tentunya Kaskus banyak menyimpan potensi unik yang bisa dikembangkan.
Bandingkan dengan cerita Flickr di atas. Ada bagian kecil dari sistem yang bekerja dengan sangat baik dan akhirnya malah menjadi salah satu hal utama yang dikenal dalam layanan besarnya. Dalam Kaskus ada (Forum Jual Beli) FJB yang punya nilai khas dan punya manfaat besar pada penggunanya. Ini bisa jadi strategi Monetize Later-nya Kaskus, selain bergantung pada Monetize Now iklan. Sayang mereka sudah meniadakan forum dewasa, padahal bisa jadi strategi Monetize Later yang bisa cepat mencapai ROI. Hahaha.
Monetize Later seringkali tak direncanakan dari titik nol. Monetize Later biasanya jadi strategi yang muncul akibat perubahan tak terprediksi akibat respon konsumen. FlickrLive tidak pernah direncanakan sebagai FLickr, dan BBS Alibaba tidak mungkin pula dirancang sebagai Asian’s eBay.
Jadi jangan sampai kita menganut strategi Monetize Later, sambil mengawang-awang akan jadi apa layanan kita nanti. Mungkin hal ini jadi tampak bertentangan dengan apa yang sering saya katakan sebelumnya bahwa yang penting adalah membangun layanan yang ramai dan dimonetisasi kemudian. Tapi sebenarnya tidak. Monetisasi tetap harus dipikir sejak awal namun tidak perlu tergesa atau memaksa dieksekusi secara penuh sejak titik nol. Biarkan layanan Anda berkembang dan punya user base yang cukup. Toh monetisasi Anda pasti ada hitungan yang melibatkan jumlah pengguna.
Kalau Kaskus akhirnya akan membangun FJB menjadi layanan tersendiri yang terpisah, berarti ceritanya akan mirip dengan Alibaba. Alibaba, eBay-nya Asia, dimulai dari bulletin board yang mengakomodasi jual beli. Dan kemudian bertransformasi menjadi pasar jual beli internasional.
Kira-kira apakah Kaskus bakal mengambil langkah serupa tahun-tahun ke depan? Bagaimana kalau kita tanyakan langsung ke Chief Marketing Officer-nya, Danny Oei? Mau? Datang saja ke acara SSL3 (Sarasehan Startup Lokal) jumat ini (2009-08-14) di Wetiga. Saya akan datang, dan Ivan sepertinya juga akan datang. Rama dari DailySocial juga pasti di sana. Jadi tunggu apa lagi? Saatnya menimba ilmu komunitas dari Kaskus!
5 thoughts on “Monetize Now or Monetize Later?”
wah wah .. acara apa nih? kayaknya seru. Dateng ah.. *cegat bajay*
Ram gw terima undangan lho… pasti gw dateng tuh… mau nanya mungkin forum dewasanya masih bisa akses tapi tersembunyi 😀 haha
ditunggu aja deh ceritanya
hmm.. hari jum’at ini ya?
seems interesting sih.. we’ll see
kadang rejeki emang muncul tiba2, yang penting tidak ada salahnya untuk full serius dalam berusaha
salam 🙂
Comments are closed.