Memperkecil Pasar Untuk Sukses

Memperkecil Pasar Untuk Sukses

dandellion

Wawancara terakhir Michael Arrington (Techcrunch) dengan Eric Schmidt (CEO Google) sedikitnya telah mengungkap bagaimana cara Google memandang pasar, dan berikut ini adalah sebuah kutipan dari pernyataan Eric Schmidt.

… We’ve always taken the position of we want to do things that matter to a large number of people at scale. …

Pada dasarnya Google adalah sebuah perusahaan raksasa dengan revenue tahunan yang, ehm… sangat besar. Sebagai sebuah perusahaan terbuka, Google harus terus membuktikan kinerja perusahaannya, baik dalam segi profit atau revenue, demi kepuasan para penanam saham. Oleh karena itu, tidak heran bila produk Google selalu mengarah ke mass market, atau pasar yang luas.

Mulai dari Android yang menarget pengguna ponsel, Chrome OS yang menarget pengguna mobile internet, sampai Google Voice yang berusaha merubah penggunaan telpon yang sudah konvensional.

Layaknya perusahaan raksasa, Google kini dibilang juga mengalami sindrom yang sama. Produk dan inovasi yang dihasilkan harus bisa dijual dalam volume yang cukup besar, untuk mengejar angka revenue tersebut. Konsekuensinya, Google jadi lebih cenderung mengabaikan peluang dengan pasar yang jauh lebih kecil. Asumsinya, meskipun profit margin diperlebar, revenue masih tidak memuaskan.

Dari sini kita bisa melihat suatu peluang bagi para pemain kecil di ranah daring. Yaitu untuk fokus di layanan dengan pasar yang lebih sempit, setidaknya tidak gampang terlindas oleh dominasi perusahaan raksasa.

Strategi ini sebenarnya sudah banyak terbukti, salah satu contohnya adalah 37Signals yang fokus ke produk kolaborasi dan produktifitas. Ditunjang dengan tampilan yang berkualitas, 37Signals selalu favorit dikalangan freelancer, designer, atau perusahaan kecil.

Milih pasar yang sempit juga mempunyai konsekuensi, yaitu persaingan menjadi semakin ketat bila beberapa pemain baru memasuki pasar. Selain berebut pelanggan, persaingan yang tidak sehat justru sangat merugikan dalam waktu yang singkat.

Strategi pemasaran juga perlu lebih jeli dilaksanakan dan kadang anggaran jadi lebih mahal, karena pasar yang semakin kecil jadi diperebutkan oleh banyak pemain.

Strategi ini bukan semata untuk menghindari Google atau Microsoft, tapi lebih penting adalah untuk mengerti kemampuan kita dan menyalurkannya secara terarah ke pasar tertentu. Anggapannya, lebih gampang untuk memuaskan kebutuhan segerombol orang dibanding sejuta umat.

Bagaimana? Ada produk atau ide menarik?

PS: My sister needs an iPhone unit converter for engineer. Anyone? 🙂

6 thoughts on “Memperkecil Pasar Untuk Sukses

  1. Kadang BERFIKIR beda tapi TAK SEKEDAR ASAL BEDA juga diperlukan… konsep jualan musik milik Apple dengan iTunes+iPod misalnya… di Amerika gadget besutan apple ini sudah merubah cara orang menikmati musik…

    Siapa sangka MP3 Player bisa mempunyai BRAND yang lumayan di segani.. bahkan Microsoft mencoba ambil kue ini dengan ZUNEnya yang sepertinya akan TENGGELAM seperti Keluarga Jendela (Windows) yang SELALU terseok seok mengikuti teknologi Mac OS X *ups*

  2. Melihat begitu banyak orang berdarah2 masuk bisnis IT, saya jadi tumbuh semangat ternak bebek dan nanam singkong di belakang rumah… 😀

    Bukan lagi pemain IT,.. sekedar penikmat. Kayaknya user akan makin untung dan dimanjakan, hehe…

    *irony mode:on*

  3. Apple termasuk pelaku strategi penyempitan pasar sepertinya. Ekosistemnya yang selalu menutup diri dari tren luar dan device non apple memberikan keuntungan tersendiri. Langkahnya yang selalu bold juga turut jadi faktor penyempit pasar. Cuman kenapa snow leopard seperti agak terseok? What’s missing?

Comments are closed.

Comments are closed.