Ketergantungan Twitter akan Apps

Ketergantungan Twitter akan Apps

tweetdeck

http://www.docstrangelove.com/2023/10/19/g1pqbw1uf6

http://www.docstrangelove.com/2023/10/19/u6sz5m169 Twitter lagi, Twitter lagi. Sudah tiap hari dipakai, jadi semakin populer, tapi masih saja dibahas. Dari segala kesuksesan Twitter yang pernah kita bahas, jumlah pengguna dan banyaknya ragam aplikasi pendukung sangat memegang peranan penting.

https://totlb.com/uncategorized/b5h1ofe74

Web Interface Twitter

http://diversity411.com/uncategorized/skulm8ege Dari awal munculnya Twitter, satu yang paling tidak saya sukai adalah tatanan dan cara penggunaan lewat web. Meskipun mempunyai banyak fungsi yang bermanfaat, alur penggunaannya kurang mendukung. Untuk layanan microblogging dengan kemampuan real-time news, Twitter tidak punya mekanisme auto-refresh, apalagi fungsi push. Begitu juga untuk brand monitoring, tidak ada fitur khusus selain kotak pencari.

https://www.tuscaroracountryclub.net/vf12mk90h2

https://lavoixplus.com/index.php/2023/10/19/6rhuuwvz Bahkan Plurk sempat (dan masih) mengambil hati pengguna Indonesia dengan tatanannya yang lebih segar, dan kaya akan fitur pendukung.

https://filmsofnepal.com/3mylpiuxay

Terbentuk Suatu Ketergantungan

Buy Ambien Online Prescription Dari begitu banyak aplikasi pendukung, Twitter tidak juga mengambil langkah untuk mengakomodasi fitur-fitur tersebut. Mungkin sudah terlanjur basah, maju susah, mundurpun juga susah. Dengan kata lain, bila Twitter merubah tatanannya menjadi ala Tweetdeck, apa kiranya reaksi dari Tweetdeck dan pengembang aplikasi lainnya?

https://fladefenders.org/fns6zs7qh4j

Tanpa aplikasi pendukung, Twitter tidak enak untuk dipakai. Dari sini Twitter membentuk suatu ketergantungan pada pihak ketiga. Tidak sesederhana hubungan penjual dan pembeli, atau penyedia layanan dan pelanggan. Melainkan pihak ketiga yang membuat Twitter menjadi layanan sejenis infrastruktur yang tidak bisa memasang tarif.

https://www.estaciondelcoleccionista.com/qttseo4kb

https://fcstruga.com/uncategorized/lgtsegb Berapa banyak aplikasi pendukung Twitter? Cukup untuk satu marketplace.

Online Doctor Prescription Ambien

Sensitif Akan Tarif

https://larrylivermore.com/?p=zqwazan Untuk menghasilkan pemasukan, Twitter jadi serba susah. Karena pengguna sudah terbiasa dengan aplikasi pendukung, pengujung ke Twitter jadi lebih jarang. (Catatan: Twitter masih menduduki ranking 13 di Alexa, meskipun dengan asumsi pengguna berat Twitter sudah memakai aplikasi dari pihak ketiga.) Dengan situasi seperti ini, menjual banner iklan-pun juga susah.

Buy Cheap Zolpidem Uk Mematok harga untuk akses API secara umum juga bukan hal yang bijaksana untuk dilaksanakan. Mengingat adanya ketergantungan berat akan aplikasi pendukung. Mungkin secara Freemium?

Sedikit Spekulasi

https://haveaircustoms.com/h3t20q6gtqs Rumor sempat menyebutkan bahwa Twitter paling pantas untuk Google. Namun sampai detik ini, masih belum ada berita gembira dari kedua belah pihak. Masalah pantas atau tidaknya, Google sebagai mesin pencari dan sumber dari semua info di ranah daring, masih belum mampu menyajikan berita secara real-time. Tapi Twitter bisa!

https://larrylivermore.com/?p=8m60co97

Dengan sedikit akal-akalan para engineer Google, bisa saja Twitter digunakan sebagai alat pemantau berita terkini yang bisa disajikan di halaman pencarian Google. Gabungan dari keduanya akan semakin mengukuhkan posisi Google sebagai sumber informasi.

https://dna-awakening.org/hhtdw8dso Dengan begitu beratnya ketergantungan akan aplikasi pendukung, Twitter susah untuk berjalan sendiri. Bisnis macam apa yang sangat tergantung akan pihak ketiga, dan dalam jumlah banyak.

https://www.tuscaroracountryclub.net/gdtito2aat S udah pasti IPO bukan tujuan Twitter, kecuali ada perubahan drastis. Lantas apa masa depan Twitter? Ada ide?

12 thoughts on “Ketergantungan Twitter akan Apps

  1. https://lewishamcyclists.org.uk/f0nm50z Salah satu sumber revenue Twitter yg saat ini sudah berjalan adalah berpartner dengan Federated Media, menyediakan layanan/servis pembangunan microsite yang mengandalkan Twitter API, seperti harmonytweets.com atau bingtweets.com dan masih ada beberapa microsite lainnya. Sesuatu yg sebenarnya (kalau cuma seperti harmonytweets.com) bisa dikerjakan oleh developer manapun di dunia ini (hihi, saya aja bisa).

    Saya nggak tahu seberapa besar revenue yang didapat dari kerja sama ini. Namun rasanya untuk pengerjaan web service seperti ini bila dikomparasi dengan beban Twitter bulanannya, masih besar pasak daripada tiang (alias belum untung).

  2. https://totlb.com/uncategorized/pr37sj9 Awalny dulu jg sempat heran, kok banyak bgt aplikasi2 lain untuk menggunakan twitter. Dan kesan bahwa twiiter cenderunf tertinggal dari penggembang aplikasi2 itu pernah menempel pada benak saya.
    Namun, dalam bisnis jelas uang yg akan berbicara.
    So, mungkin ini juga salah satu strategi twitter untuk mendapatkan pemasukan.
    Mantab bgt artikelnya.

  3. http://www.docstrangelove.com/2023/10/19/b9xr5ejyulm Twitter tdk tergantung pihak ketiga, kan dia yg pegang kartunya. Sementara ini memang nampaknya dibiarkan semua berkembang. Itu bisa jadi riset gratisan buat twitter, apa aja yg kira2 oke utk perkembangan twitter ke depan. Klo twitter bikin sendiri macam tweetdeck dlsb, research gratisan itu bisa terganggu. 3rd Party bisa berhenti berkreasi.

    https://www.fesn.org/?gyt=2v6n96wh Btw,klo mo monetisasi serius mungkin masih perlu nunggu 2-3 tahun lagi sampai jml penggunanya lebih besar lagi. Klo sekarang sih kayaknya terlalu dini. Indo aja kabarnya baru 1% pengguna twitternya. Klo maksain diri malah bisa bikin penggunanya pindah ke lain hati.

  4. https://lewishamcyclists.org.uk/jdp704w Kalau NavinoT bilang ketergantungan, Jack Dorsey bilang justru di situlah kekuatan Twitter, pada open API-nya yang memungkinkan muncul aplikasi macam-macam. Twitter sendiri tampaknya didesain dengan sesedikit mungkin fitur untuk mendorong pengembangan 3rd party tools ini.

    http://diversity411.com/uncategorized/02dlb42g Soal bagaimana Twitter akan menghasilkan duit, saya sendiri tidak mau ambil pusing karena asumsi saya mereka juga pasti saban hari sudah memikirkan tentang ini. They’ll find a way, somehow.

    https://larrylivermore.com/?p=dfq3fhpjd0 Menurut kalian, jika diklasifikasikan menurut artikel ini (http://blog.asmartbear.com/rich-vs-king-sold-company.html), Twitter termasuk yang “Rich” atau “King”?

  5. https://haveaircustoms.com/r97hqzt jujur, aku mulai “paham” alur kerja Twitter setelah pake TweetDeck. sebelumnya aku bingung banget dengan sistem alur percakapannya. kesannya campur-aduk. dan melihat dari “sent-from-nya” tweets yang aku follow, sangat jarang yang pake “via web”. kebanyakan sih dari Aplikasi pihak ketiga.. 😀

  6. > Dari sini Twitter membentuk suatu ketergantungan pada pihak ketiga.

    sistem bisnis model ekosistem cukup berhasil untuk windows yang memutuskan untuk tidak membuat custom solution langsung ke bisnis. mereka bergantung kepada para ‘partners’ dan vendor lain.

    infrastruktur tidak kalah penting dengan produk di atasnya.

  7. https://www.estaciondelcoleccionista.com/pdwnvat Twitter dengan konsep follower sukarela, akan mewujudkan mimpi indah setiap divisi marketing perusahaan2x yg hobi nge blast marketing campaign nya, dan bukankah Twitter melihat celah itu dengan berencana membuka premium plan nya, begitu juga dengan rencana meberikan fitur light weight analytic yg sedang mulai jadi trend yg bisa dijual juga, gw juga pernah baca somewhere Biz Stone said after 2 years Twitter is still on early stage, and they are plannig to build a sustainable company so they don’t want to rush things.

    Soal ketergantungan dengan third party gw rasa mereka memang sengaja karena kata Biz Stone, Open exchange of information will do good impact globally its part of making Twitter an indispensable tools.

  8. hmmm….bagi new comer kayak ak di twitter, emang bikin bingung, mgk krn penggunaannya tidak sesimple facebook.
    tp itu yg bikin penasaran 😀

Comments are closed.

Comments are closed.