When The Giants Arrive
Salah satu hal yang ditakuti oleh banyak orang adalah ditirunya ide. Oleh karena itu banyak sekali calon-calon startup yang relatif tidak mau buka mulut tentang apa yang sedang dikerjakannya. Pengerjaan ide dilakukan secara stealth (diam-diam) lalu diluncurkan secara tiba-tiba sebagai kejutan. Harapannya supaya tidak ada yang sempat menyaingi dalam waktu yang relatif singkat. Pun saat yang lain bisa mengejar, kemungkinan di startup sudah jauh di depan.
Well, sebenarnya tidak akan ada yang bisa dirahasiakan dalam komunitas startup. Informasi kecil pasti bertebaran di sana sini sebab startup tak bisa berdiri sendiri. Bisa saja jika semuanya dilakukan in-house namun harus ber-tradeoff dengan resource atau output. Untuk output besar, butuh resource besar, dan sebaliknya. Pasti akan ada pihak ketiga yang menjalin kerjasama dengan startup supaya ada penghematan dan pengefektifan sumber daya. This is where your secret will be not so mysterious anymore.
Itu baru kekhawatiran tingkat pertama. Hal lain yang berusaha dihindari oleh startup adalah head-to-head dengan pemain besar (giant). Oleh karena itu startup biasanya tumbuh di pasar niche. Pasar yang cukup menjanjikan bagi startup namun tidak efektif bagi pemain besar.
Masalahnya adalah yang sekarang tidak efektif untuk digarap oleh pemain besar, bisa jadi lahan basah di tahun berikutnya. Jadi, tinggal menghitung hari saja kapan pemain besar akan mendatangi pasar niche Anda.
Ambil saja contoh pasar e-commerce. Beberapa tahun yang lalu sempat jadi bubble. Tahun ini e-commerce kembali populer. Pemain lokal bermunculan kembali dengan tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi. Kejayaan Facebook dan Twitter seolah jadi pertanda kematangan pasar. Tidak hanya pemain individu yang berjualan di blog atau facebook, tapi juga yang menarget pasar yang lebih luas dengan menyediakan marketplace. Pemain besar pun tak ketinggalan, Plasa.com juga akan turut bermain.
The good news is that you can now be rest assured that e-commerce is a valid market. Jika pemain besar sudah turun gunung, yakinlah ada a lump sum of gold there. The bad news is, sekarang Anda punya kompetitor yang jauh lebih powerful dari yang lain.
So, what can we do as smaller startup?
Nothing
Iya, kenapa harus khawatir. Pemain besar tak mungkin bisa se-niche dan se-agile pemain yang lebih kecil. Smaller startup has its own benefit. Sometime, you just need not to worry at all. Bahkan malah harus gembira karena akan mendapat pelanggan-pelanggan baru hasil imbas promo pemain besar.
Realign, refocus
Pastikan kembali kita tidak head-to-head. Jika kemarin startup kita tergoda untuk memperluas niche maka mungkin ini saatnya meninjau ulang langkah tersebut. Move the sweetspot. Jika kita sudah pernah menangani pasar niche sebelumnya, menemukan long tail yang lain tidak akan terlalu susah.
Sleep with ’em
Jika pemain besar punya banyak advantage yang bisa kita pakai, kenapa tidak berkolaborasi saja. Siapa tahu pemain besar mempunyai opsi payment system yang lebih bagus dari apa yang Anda punyai saat ini? Sistemlogistik yang tidak Anda punya? Tentunya hal ini bisa menjadi alat bantu meningkatkan revenue.
Dengan strategi yang rapi, pemain besar justru bisa partner simbiosis mutualisme. Pemain besar tidak rugi, startup Anda bisa dapat berbagai fasilitas gratis.
So, are you ready for the giants?
Disclosure: I work for Plasa.com (Mojopia)
19 thoughts on “When The Giants Arrive”
Jika kekuatan personal kita siap. maka tak ada salahnya kolaborasi dengan si giant. mau gmn lg. si giant di negri ini biasanya justru scr impresif dan natural untuk selalu menekan dan terkadang menggiring cara pandang. maka pemilik niche wajibmenguatkan personal brand demi membumi hanggusnya pasar jika kita harus didepak dari kancah long tail yg sudah dibangun
terus terang, aku sekarang harus membaca berkali-kali tulisan di navinot karena toni ada “di situ”. aku susah membedakan ini suara orang dalam dengan hidden agenda atau … ah sudahlah.
@ndoro kakung
Masa sih ndor. Walaupun saya “di situ”, saya yakin pembaca-pembaca navinot yang cerdas ini pasti tak akan susah mengambil poin secara objektif. Kalau saya bilang 1+1=3, tak susah untuk menengarai kalau saya salah kan? 🙂
Membaca dengan hati-hati kan memang harus dilakukan setiap saat ndor. Ya sejalan dengan pesan-pesan yang sering sampeyan sampaikan lewat twitter.
Iya idem sama ndoro. jangan jangan sengaja ngebuat takut dengan si ‘giant’ padahal belum menjadi giant atau bahkan memang enggak 😀
dlm bhasa jawa: “iso ugo”.
tp yg pnting adlh ilmunya.
doh, harus pinter-pinter berkelit cari ide starups lain yang unik dan fresh, menimbang tidak kuat kalo harus adu jotos di dana.
dijamin 700 % itu ecommerce ga akan jalan
tapi goodluck
Seperti terlihat pada polling di sidebar blog ini, yg menarik dari sebuah startup adalah fungsi. Owner di nomor ke sekian. Mulai dari Google, facebook, hingga alibaba sekalipun, tumbuh besar krn fungsinya. Jarang sebutan giant itu dihibahkan pada subyek startup, tapi lebih pada hasil suatu proses dari sebuah perusahaan yang tadinya mungkin bukan apa – apa. Pertamina sekalipun jika masuk ranah online rasanya belum bisa dibilang giant selama belum menghasilkan apapun yang punya efek masive scr online.
Awalnya saya sangat antusias ingin tahu gimana Plasa yang baru, tapi setelah membaca blog di situs Mojopia yg menyebutkan bahwa Mojopia memfokuskan pada 3 layanan ( e-Commerce, Content dan Communication), saya malah jadi khawatir kalau Plasa versi baru sepertinya akan menjadi bloatware, crowded, dan malah banyak nyampahnya. sorry.. 🙁
semoga aja kekhawatiran saya ini tidak terbukti.. 😀
Saat interview Tokopedia dengan NavinoT dimuat 3 bulan yang lalu, ada pembaca NavinoT yang bertanya apa yang akan Tokopedia lakukan ketika raksasa itu datang? Pas banget dengan topik NavinoT kali ini 😀
Toni: “So, what can we (you) do as smaller startup?”
I’ll said: Let’s take it to the next level!
Tetap percaya diri, tetap jalankan apa yang sudah direncanakan dengan sebaik mungkin, fokus untuk bawa ke jenjang yang lebih tinggi!
Ebay masuk pasar Cina di tahun 2002 dengan membeli Eachnet (penguasa pasar C2C Cina saat itu) seharga 180 juta USD, dengan tambahan dana 100 juta USD untuk budget promosi dan peningkatan teknologi. Dana hampir 300 juta USD tersebut, membuat orang bertanya ke Alibaba (B2B), apakah ada kekhawatiran dirinya juga dibeli oleh eBay? Saat itu salah seorang petinggi Alibaba menjawab, “No, we will buy eBay!”
Jack Ma di tahun 2003 baru membangun TaoBao untuk head to head di pasar C2C, memulai sebuah misi David vs Goliath.
Hasilnya? Tahun 2002, eBay punya 85% market share, Taobao 0%. Tahun 2008, Taobao 86%, eBay sisa 7% market share. Perkataan “No, we will buy eBay!” mungkin terdengar arogan pada awalnya ketika muncul dari mulut seorang David, tapi setelah kompetisi berjalan beberapa tahun, terlihat David sekali lagi mengalahkan Goliath.
Success story seperti ini memang sangat susah untuk diulang kembali, tapi pastinya bisa menginspirasi ke semua startups, giants, ataupun pelaku pasar yang bahkan belum tampil; bahwa semua sebenarnya tetap punya peluang untuk menjadi pemenang, selama kompetisi tetap berjalan.
maju terus tokopedia!
huhu. makin penasaran sama mojopia ini.
The best thing i can come up with, is get big before the giants arrived. Coz when the giant arrives, the dwarfs are gonna get their asses kicked.
@ndoro : hi..hii.. 😀
buat pemain kecil, tenang aja. ga semua orang mau belanja di toko besar kok xixi
Yang GIANT adalah orang yang pegang pistol, bukan pistolnya. Jadi bisa dibilang saat ini pistolnya sama ukurannya. Tergantung gimana teknik nembaknya.
Ini seperti yang saya alami dengan warungmobil.com. Beberapa bulan lalu muncul pemain baru dengan dukungan seorang konglomerat muda Indonesia. Sempat gentar, tapi ya tetep optimis aja…
Dapet banyak insight dari artikel ini. Thanks temen2.
Aku malah menciptakan mindset aku berani bersaing, “Aku kecil Kamu Besar, aku yang kecil akan terus mengganggu kamu, jadi akuisilah aku dengan harga mahal” ha3 … Liat akuisi portal-portal besar (Yahoo, Google) kepada web-web kecil
Menarik ! pertanyaannya adalah sudah siapkah raksasa satu ini mengelolanya, sejauh pandangan saya semua bisnisnya yang bergerak di web gak berjalan mulus (koreksi saya apabila salah) jadi blom ada sejarahnya raksasa ini sukses di ranah online selain memonopoli jaringan telp dan internet (ini juga karena monopoli), jadi menurut saya nama besar + modal besar bukan jaminan bakal jadi raksasa tapi reputasi, otoriti dan case study persentasenya lebih besar dari sekedar modal besar,
BTW welcome to jungle Giant, untuk yang kesekian kali :p
Comments are closed.