Blogging Bukan Marketing Plan?

Blogging Bukan Marketing Plan?

marketingplan

Bila kita berbicara online strategy dan social media, maka kita tidak bisa terlepas jauh dari blogging. Beberapa orang berpendapat blogging itu menyenangkan dan bermanfaat, terutama untuk saling berbagi dan membangun jaringan sosial baru.

Hal ini juga menarik banyak pemegang merk (brand) untuk berpartisipasi dalam aktifitas blogging. Namun apakah blogging itu bisa dijadikan satu dari rencana pemasaran (markteting plan) dari bisnis kita?

Dari realita yang ada, blogging dalam pelaksanaannya membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga, sedangkan hasilnya masih penuh tanda tanya. Berikut beberapa pertimbangan mengapa blogging itu tidak pantas masuk dalam marketing plan.

It is all about influence

Tidak jarang bila seorang blogger kondang, terutama yang tinggal di ibu kota, untuk diundang dalam acara peluncuran suatu produk atau layanan. Pemegang merk mengharapkan blogger tersebut untuk mengulas produk mereka dan mempengaruhi pembaca setianya.

It takes time to build influence

Pertanyaan selanjutnya adalah, butuh berapa lama bagi sebuah blog untuk mempunyai pengaruh yang cukup besar?

Untuk kasus NavinoT, butuh satu tahun untuk mengumpulkan 700 pelanggan RSS. Dijalankan oleh dua orang, secara bergantian, satu artikel per hari, tanpa gaji. Intinya, butuh waktu yang lama untuk menjalin relasi. Kadang terlalu lama hingga tidak efektif lagi.

Communication, not selling

Beberapa berpendapat Facebook Fans Page mungkin lebih efektif untuk mengumpulkan pengikut setia atau fans. Dengan sedikit anggaran untuk iklan dan kontes, Facebook Fans Page bisa berjubel dalam waktu singkat.

Lalu mau apa? Dalam teorinya, social media itu untuk berkomunikasi, bukan berjualan. Pembaca tidak akan betah bila tiap artikel yang terbit selalu melakukan penawaran. Tapi konten menarik yang menyangkut brand tersebut malah lebih gampang tersebar luas.

Marketing Something to Market Something

Untuk memasarkan suatu produk atau layanan lewat blog, perlu memasarkan blog tersebut terlebih dahulu agar lebih ramai pengunjung. Ini ibarat mau jual barang dengan membangun koran atau stasiun televisi dulu (Kalau terlalu mahal, bisa coba majalah lokal).

Bukankah ini sepintas terlihat bodoh sekali bila dipikirkan seperti itu? Mau cepat ramai? Tentunya perlu diiklankan juga, atau setidaknya secerdik mungkin menjalankan viral marketing.

Intinya, blogging itu adalah sebuah media yang mungkin lebih fleksibel dari pada media publikasi pada umumnya. Bisa dimulai secara relatif mudah oleh siapa saja dan praktis tidak membutuhkan biaya.

Namun dalam prakteknya, dengan adanya anggaran dan tenaga tambahan, sungguh mempercepat proses yang ditargetkan. Selain itu blogging seharusnya digunakan untuk berkomunikasi, bukan untuk berjualan (kecuali spot iklan). Sehingga menyimpang dari tujuan utamanya.

Sudah persiapannya susah, butuh waktu, pembaca yang diperoleh masih tidak bisa disodori iklan secara langsung. Bukankah lebih baik bila waktu dan biaya yang terbuang percuma untuk blogging, dialokasikan saja ke banner iklan atau PPC?

Apakah masih mengganggap blogging sebagai salah satu marketing plan?

7 thoughts on “Blogging Bukan Marketing Plan?

  1. kenapa yah orang pada mau hasil instan? blog memang salah satu marketing plan, tapi bukan hard plan, hasilnya lebih lama tapi lebih dalem juga jadi nya (kalau di pake dengan benar hehehe)

  2. kalo saya sih berpendapat blog merupakan new media yang ga jauh beda sama media2 konvensional yang udah ada..

    meski begitu, satu unsur pembeda dari blog adalah penulis blognya (blogger) punya kebebasan tersendiri dan tidak terikat

    blog pun memiliki brand yang cukup kuat jika dimaintain dengan baik, meski memang it takes time..

    still anyway, di jaman serba cepat dan canggih ini, variabel setaun untuk menjadi terkenal sepertinya cukup cepat.. kan biar ga easy come easy go.. ~ jadi keingetan apdetan postingan terbaru.. xixixixi

  3. Menurut saya memang sifat blogging yang asli adalah sebagai sarana komunikasi, berinteraksi antar individu lewat dunia maya. Tapi dalam perkembangannya blog sebagai media ternyata bisa juga dimonetize (diduitin :)) . jadi memang jika diarahkan sebagai marketing plan , blogging sepertinya metode yang nggak pas. tapi jika ditempatkan sebagai penunjang atau feeder mungkin bisa lebih tepat 🙂

  4. Yang pertama bener tuh, saya diundang ke JFW. tapi saya sndiri malah lagi demam 2012 😛 tentu nulis press rel. nya jga males2an

    soal “banner iklan atau PPC?” Ivan dah baca report trust media keluaran nielsen bln april thn 09 kmrin?

  5. Tergantung bisnisnya jg sbenarnya. Klo berbasis net, resourcenya berlebih, blogging alternatif menarik. Mungkin kayak bikin stasiun tv kesannya, tp biayanya mendekati gratis. Ada yg tertarik punya sta tv gratis? 😀

  6. 1. influence.
    Wong blogger diundang, tapi sekarang gak ada yg nulis hasilnya kok. Ingat launch Win 7 yang mengundang blogger waktu itu? Bisa dikatakan ROI-nya Nol besar, karena dari semua yang diundang, nggak ada yang nulis satupun.

    2. time.
    Membuat blog sekarang utk populer itu jauh lebih susah drpd waktu saya mulai dulu, krn persaingannya makin banyak. Jadi bersyukurlah yang memulai blog 3-4 tahun lalu dan masih konsisten hingga sekarang.

    3. communication.
    Ini setuju. Dulu blog saya jadi bagian dari membahas behind the scene portfolio kantor yang terakhir, meski sekarang sudah nggak lagi. FB Page masih bisa dipakai kok, tapi utk share link n tanya jawab, bukan utk hard sel..

    4. marketing.
    saya masih berpendapat dan berdasarkan pengalaman juga: benefit nggak datang dari blog langsung, tapi justru dari akibat kita ngeblog, misal: penghargaan/award, jalan-jalan, prospek proyek, dll. Saya rasa semua media online yg mengaku sbg social media mendapatkan benefitnya justru dari sana.

Comments are closed.

Comments are closed.