Google: The King of Cloud

Google: The King of Cloud

traffic

Google semakin menggila dengan segala layanannya yang serba integral.

Dominasi mesin pencari telah sukses membangun kepercayaan kita kepada Google untuk mengolah informasi. Kepercayaan tersebut melangkah semakin jauh dengan produk dan layanan baru.

Dengan misi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, apa yang dilakukan Google telah sukses dan valid. Kita dengan mudahnya mencari informasi, ataupun berkolaborasi secara online. Begitu juga layanan simpan foto yang telah ‘menyelamatkan’ kenangan indah kita dari ancaman hard disk failure. It’s a beautiful thing, isn’t it?

Tapi tiap cerita selalu mempunyai dua sisi. Artikel berikut telah menunjukan dengan jelas sisi positif, sekaligus negatif, akan praktek Google.

Dengan segala sesuatu tersusun rapi di sentral (cloud), Google bisa dengan mudah mempelajari perlilaku kita, bahkan lokasi kita di dunia nyata. Awesome, but creepy at the same time.

Android dibuat open source agar bisa diadopsi secara luas oleh para pembuat ponsel. Langkah yang efisien bagi pembuat ponsel, tetapi juga membantu Google untuk eksis di tiap smartphone. Ponsel sudah menjadi suatu yang integral di hidup kita, dan smartphone dengan koneksi internet akan menjadi kelanjutan tren mobile communication. Entah apa kelanjutannya, yang pasti Google akan berjalan berdampingan selagi kita mobile.

Netbook sebagai perangkat kedua untuk menemani mobilitas pengguna, kini mempunyai pilihan operating system baru, yaitu ChromeOS. Selain ringan dan murah, Google telah membuka kemungkinan baru untuk mengusai pasar mobile.

Dibalik langkah Google dengan membebaskan Android dan ChromeOS, semakin nyata akan ambisi mereka untuk memperluas dominasi di dunia maya. Masuk akal, karena secara offline Google tidak banyak berarti.

Dengan semakin banyak orang akses internet, maka semakin banyak yang memakai produk dan layanan Google yang serba integral. Secara tidak langsung akan menjaga eksistensi Google dalam persaingan.

Untuk alasan creepy? Terserah bagaimana anda memandangnya. Tampaknya tidak lama lagi pasti ada semacam regulasi yang menyangkut akan hal ini.

Tidak heran bila semua informasi mau diusung ke internet. Google, The King of Cloud.

8 thoughts on “Google: The King of Cloud

  1. Indonesia perlu membuat regulasi utk memproteksi developer lokal dari invansi google. lihat china, google tunduk dengan china, mereka mau melakukan apa saja yg diminta china krn mereka tak mau kehilangan pasar dichina.

  2. hebatnya google ini, sampai beberapa gadget dan browser membuat default search enginenya mengara ke google.
    Yang saya tunggu adalah Goole menjual Google Wave sebagai pengganti e-mail dan chatting di kantor-kantor. Apakah hal itu bisa terjadi?

  3. oiya ya,, baru kepikiran kalo misal semuanya integrated pake layanan google, bisa2 semua hal yang dimiliki jadi google tau..

    mending kalo cuman buat data doang, lah kalo sampe dijebol sama orang yang lihai ambil data, gimana ya?

  4. Jadi beralasan jika corporate tetap mesra dgn microsoft. Klo dokumen diketik pake google doc, kolaborasi pake wave, save di brankas google, sama kayak naruh dokumen rahasia perusahaan di mading kantor google…

  5. Sebaiknya kita menggunakan produk sendiri. Para aparat yang mengirim dokumen lewat ymail atau gmail seharusnya mulai berpindah ke email internal.

    pernah bercanda sama temen2: bisa jadi skynet yg merusak dunia (terminator) itu berawal dari google 😀

Comments are closed.

Comments are closed.