Semuanya dengan Web

Semuanya dengan Web

Web, Pintu ke Mana Saja

Munculnya Chrome OS menvalidasi bahwa komputer umumnya hanya akan jadi thin client. Banyak hal akan dipindahkan ke cloud, baik data maupun aplikasi.

Sementara itu melakukan pekerjaan atau aktivitas dengan terhubung internet relatif bisa membuat pekerjaan tersebut lebih ringan akibat mashup dan informasi lain yang siap dikoneksikan ke pekerjaan terkait. Foto, peta, informasi profil dan lain-lain bisa ditarik langsung dari sumber datanya.

Seberapa besar sih kemungkinan jika semua hal dibangun berbasiskan web? Ada dua enabler sederhana yang bisa kita lihat.

Creating web UI is easy peasy

Desktop UI toolkit tak pernah sefleksibel web. Dalam hal layout, web wins hands down. Dalam dekstop UI programming kita selalu bekerja berdasar koordinat. Dalam web, kita bekerja berdasarkan relative positioning. Hanya beberapa dekstop programming programming saja yang memiliki keunggulan dukungan layout dimana semua elemen dalam kontainer akan tertata otomatis seperti halnya fluid layout dalam web design.

Develop everything in web

Entah karena saya tak pernah lagi menengok desktop development stack, sepertinya yang paling dinamis kini adalah web development tool. Sifat alami HTML yang scripted membuat development cycle menjaid lebih rapid. Oleh karena itu banyak pula tools development yang didesain supaya mudah digunakan seperti halnya membuat website. Wilayah designer dalam hal UI design menjadi makin nyata. Contoh dalam konteks ini adalah:Development tools, Titanium Appcelerator. Ditambah dengan abstraksi semacam YQL, pengembangan aplikasi pun menjadi semakin bernuansa web. You can even use it in your desktop app (hint: Python YQL).

Lalu apa tandanya bahwa kita memang akan mengarah ke jaman yang everything is web?

Your Desktop will be a web

Perpektif umum bahwa desktop adalah tempat arsip tak lagi berlaku. Desktop kita saat ini lebih mirip seperti aggregator. Berbagai macam konten baik dari lokal maupun antar jaringan bisa diakses dari desktop. Bukan suatu opsi, namun integrasi dengan web adalah kebutuhan. Dengan storage dan aplikasi yang mulai di-offload ke cloud, desktop kita tak lama lagi pasti juga akan mengalami hal sama. Seperti Web OS namun lebih baik karena nantinya hanya akan jadi shell. Mungkin berbasis widget seperti iGoogle namun dengan UI yang gridless.

Browser manages your ID

Beberapa waktu lalu Aza Raskin mempublikasi sebuah draft UI tentang pengintegrasian identitas kita ke browser. And I think it would be amazing. Browser akan lebih terasa personal dan lebih secure. I personally thought it’s like implanting the browser onto our body. Dalam konsep ini, ID ada diatur oleh browser.

But this won’t stay too long. Konsep identitas mungkin akan segera mengalami perubahan. Bisa jadi identitas juga akan di-offload ke cloud semua. Sudah terlihat dengan adanya proyek semacam OpenID, FacebookConnect dan Google Friend Connect. Saya membayangkan login hanya sekali saat kita masuk desktop, setelah itu semua akan loginless. Browser akan jadi shell bagi semua aplikasi. Ya, mirip networked login but so much better.

Menurut Anda, berapa lama lagi hal ini akan terjadi? In the next Windows release?

7 thoughts on “Semuanya dengan Web

  1. Browser manage ur ID hummm, saya aja masih sering clear cookies.. kalo beralama semua akan terjadi.. mungkin ketiga social media sudah menjadi kebutuhan seluruh masyarakat dengan kata lain, ketika semua sudah menjadi lebih savvy

  2. Bahkan Palm udah bikin komitmen buat bikin handheld os-nya berbasis web.

    Tapi lucu yah, dulu orang kompleyn karena html itu susah. Lalu semua berlomba bikin wysiwyg editor. Sekarang malah dianggap the easier way of doing things. Bukti bahwa industri kita makin mature, atau lebih sado masochist?

    1. @Ronald
      Bukti bahwa ada yang lebih sadis daripada koding HTML. Aku tak tahu apa pastinya, but I’m sure about its existence 😀

Comments are closed.

Comments are closed.