Lebih Baik Berkelompok

Lebih Baik Berkelompok

Fish Swarm

If you cannot beat them, join them. Kalau memang bersaing itu susah, kenapa tidak bergabung saja. Dengan bergabung, pasar yang sebelumnya diperebutkan bisa tinggal dibagi, dan dipanen bersama. Apa lagi manfaat berkolaborasi bagi startup lokal?

Partner in crime

Salah satu keuntungan berkelompok tentu saja penggabungan dan pelengkapan sumber daya. Dalam konteks startup, pelengkapan yang terjadi adalah soal informasi dan pematangan pasar. Dalam hal informasi startup bisa bertukar pengalaman(walau mungkin tak semua dibagi) dan bekerja sama menyikapi suatu perkembangan situasi. Dalam hal pematangan pasar, kelompok startup berperan dalam usaha bersama mengedukasi konsumen dan calon konsumen sebagai target pemasaran.

Pertukaran informasi dan pematangan pasar adalah subjek crime yang jadi gol dari kelompok startup.

Appeal

Jualan satu makan dan gang makanan tentu lebih menarik gang makanan. Value yang ditawarkan pun menjadi lebih besar dalam pandangan kosumen. Konsumen saat ini lebih suka jika ada banyak pilihan. Apalagi untuk suatu barang yang tergolong baru dan belum punya pemimpin pasar. Adanya alternatif, apalagi dalam satu tempat, membuat konsumen semakin yakin untuk membeli. Komparasi adalah tahap terakhir berupa validasi dalam membenarkan pembelian.

Dalam konteks startup, app market dan startup directory bisa jadi salah satu fasilitas dalam membentuk appeal.

Set the pace

Kalau kita berada di luar gerombolan biasanya kita cenderung santai. Kita tak pernah punya urusan apa yang dilakukan tetangga. Tak peduli mereka sudah mulai tren memakai topi fedora, kita masih berkutat dengan tren lama.

Beda saat kita berada dalam suatu grup, apapun yang terjadi di dalam grup kita mau tak mau akan berpengaruh terhadap langkah-langkah yang akan kita ambil. Dalam suatu kelompok pasti akan ada kompetisi yang selalu akan memberikan standar pencapaian baru bagi setiap anggotanya.

Mungkin saat ini masih banyak startup yang mengandalkan membeli server sendiri dan mengesampingkan alternatif virtualisasi baik lewat AWS atau layanan lain. Namun jika ada salah satu anggota kelompok yang berani memulai tren virtualisasi maka kemungkinan besar yang lain tak akan segan mencoba. Apalagi jika informarsi mengenai penghematan dan strategi lain dibagi di antara sesama anggota kelompok. Singkat kata, apabila salah satu telah maju maka yang lain juga mau tak mau akan ikut maju. Yang dibutuhkan hanya seorang pemberani.

Rasanya akan sangat keren jika startup yang ada ini saling berkolaborasi dalam suatu rencana besar. Setidaknya ceritanya bsia dipakai untuk membuka mata pengguna internet di Indonesia dan mungkin (jika kita beruntung) lirikan para investor dan pemegang kebijakan.

Tentu saja, tidak semua rencana bisa diakomodasi. Prosesnya mirip mencari partner of crime. Mungkin langsung ditemukan pada usaha pertama, namun bisa juga harus melewati sejumlah kegagalan sebelum bertemu jodohnya. But hey, kita semua sudah tahu tidak ada yang tak berguna dari sebuah kegagalan.

Okay boys and gals, what’s your plan?

6 thoughts on “Lebih Baik Berkelompok

  1. wow, i know lagi ada beberapa local web companies yang lagi collaborate to make something big for indonesian web users. Sepertinya prinsip seperti ini ada benernya, it’s time to collaborate, not compete.

    Bersama kita bisa! hahaha..

    1. @Billy
      Yang jelas, pertama kita harus punya value. Misalnya, sebagai penyedia layanan pemendek URL kita punya 30% market share lokal.

      Sisanya jangan menunggu dipinang, tapi mulainya meminang 😉

  2. artikelnya bagus nih buat para starter yang sedang disibukan dengan ide ide menambah fitur fitur fiturnya saja, padahal cara saling meminang ini sudah pasti lebih efektif dan menguntungkan dibanding mulai gerilya sendirian sedot traffic 😀

    hari ini disana citysearch announce kolaborasinya dengan twiter http://bit.ly/5KZF3u, harusnya dalam waktu dekat ini di jakarta urbanesia.com juga sudah mulai jabat tangan dengan koprol.com 🙂

  3. cari partner sejati susah banget……. tapi bukan tidak mungkin, tapi yang perlu banget digaris bawahi adalah harus jelasnya aturan maennya yang mengikat kedua belak pihak… 😀

  4. Karena variasi startup dan services di Indonesia blom begitu banyak mungkin.

    Ato malah sudah buanyak tapi nggak kedeteksi (under the radar)?

    Anyway, ini menjadi langkah natural kok. Saat startup mulai ‘dewasa’ (dalam arti soul entrepreneurshipnya) mereka akan dengan sendirinya berusaha mencari strategic partner.

    Paling gampang lihat tuh virtual… partnernya bejibun di kanan kiri :p karena memang bisa saling give and take.

Comments are closed.

Comments are closed.