Social Media for Non-Corporate

Social Media for Non-Corporate

Kita berangkat dari suatu teori, sebagai berikut:

Bahwa social media adalah sebuah percakapan, entah siapapun pelakunya. Bisa seorang teman, atau bahkan seorang pelanggan.

Diskusi yang dilakukan cenderung personal, sehingga terbentuk suatu ikatan dari komunikasi dua arah yang terjadi. Beberapa bertindak ala bot, namun masih bisa diterima dan sukses.

Karena alasan personal, maka percakapan lebih cocok dilakukan sendiri. Oleh karena itu butuh waktu, untuk benar-benar terlibat secara mendalam.

Sementara itu, hasil yang berusaha diukur (ROI), masih saja dipertanyakan. Apakah kampanye social media tersebut efektif? Sebagai sebuah korporat, kita harus mengukur berapa banyak investasi yang kita sumbangkan, dalam bentuk waktu dan uang, juga berapa banyak hasil atau kemajuan yang kita peroleh, dalam bentuk prospek, pengikut, pembaca, pembeli, atau interaksi.

Untuk sebuah korporat, mungkin hal macam ini tidak masalah. Bila ada anggaran, maka bisa menugaskan satu orang khusus, atau menyewa agency, untuk melakukan hal-hal tersebut. Dengan demikian, kita balik lagi ke pertanyaan, apakah kampanye social media tersebut lebih efektif dengan kampanye marketing umumnya, seperti iklan di koran.

Waktu sendiri adalah sesuatu yang berharga. Cukup dengan pepatah atau peribahasa, intinya Anda tidak bisa balik melawan waktu. Mungkin Anda bisa mengejar ketinggalan dengan menambah sumber daya, atau bekerja lebih giat. Yang berarti butuh dana, lagi.

Karena Anda bukanlah sebuah perusahaan, misalnya seorang freelancer. Asumsinya, Anda bekerja sendiri. Mungkin Anda punya sebuah tim dengan beberapa orang anggota, namun waktu sangatlah berharga untuk menyelesaikan tugas masing-masing.

Tiap projek diukur menurut berapa jam kerja yang dibutuhkan. Sedangkan Anda sendiri masih harus melakukan kampanye marketing sendiri. Entah untuk mendapatkan klien baru, menyapa klien lama, atau menjadi freelancer paling keren lewat artikel blog.

Intinya, kita punya masalah. Tidak punya waktu, tapi harus tetap proaktif dalam hal marketing. Berikut beberapa solusi:

Friends & Families

Salah satu alasan saya pribadi untuk kembali ke Indonesia, adalah karena saya tidak punya cukup teman atau keluarga di negara Paman Sam. Mungkin tidak masalah untuk para profesional yang bekerja jam 9 samapi 5. Tapi bagi seorang entrepreneur, hal ini sangatlah tidak dianjurkan. Tentu hal tersebut bisa diatasi, dengan melakukan aktifitas sosial, atau menghadiri even khsus, dsb.

Mengapa teman atau saudara? Peduli apapun bisnis yang kita jalankan, Anda harus melakukan pengumuman ke sanak saudara. Karena mereka adalah jaringan terdekat di kehidupan sosial kita. Pastikan mereka mngerti apa yang Anda kerjakan, dan apa kemampuan spesial Anda. Referensi proyek baru selalu bisa datang dari berbagai arah.

Mingle with The Same & Alike

Pastikan Anda tahu teman, kompetitor, atau rekan kerja, untuk bersosialisasi. Satu hal positif tentang social media, semua bisa menjadi kawan. Yang diperlukan hanya tampil menarik, dengan menyajikan sesuatu yang bermanfaat bagi komunitas.

Schedule or Time Allocation

Karena perhitungan waktu sangatlah penting, pengaturan jadwal dan alokasi waktu sangat penting. Anda harus disiplin untuk meluangkan jatah waktu tertentu demi kepentingan ini.

Targetting

Bagaikan rencana menguasai dunia (halah!), Anda harus menentukan siapa kiranya yang patut diikuti, siapa yang harus dijadikan pengikut, atau siapa yang layak kita layani dalam percakapan. Mengapa? Karena mereka jauh lebih mempunyai pengaruh. Tapi jangan lupa untuk membantu yang membutuhkan. Karma masih berlaku. πŸ™‚

Frequency vs. Quality

Anda mempunyai pilihan, untuk tampil lebih sering, atau menampilkan sesuatu yang god damn-awesome-useful-interesting-retweet magnet. Hal ini juga merupakan bagi kita, NavinoT, untuk menyajikan artikel yang berkualitas, dean berusaha meningkatkan frekuensi penerbitan.

Grow into a Company

Dapatkan proyek baru, lebih banyak. Pekerjakan beberapa orang baru, tapi bukan partner. Alokasi waktu tambah untuk keperluan marketing, termasuk social media, atau bahkan bisa menyewa seseorang atau agency untuk melakukannya secara profesional.

Karena waktu adalah pokok permasalahannya, maka pengaturan waktu adalah kuncinya.

Kalau Anda seorang freelancer, atau pelaku bisnis online, apa strategi Anda dalam memanfaatkan social media?

7 thoughts on “Social Media for Non-Corporate

  1. melebarkan sayap, add sana add sini, gabung sana sini, sok akrab sana sini, cari teman yg interestnya pas dan pada waktunya boom… Kenalin niy startup baru gw… N ribuan yg liat…

  2. Pengaturan waktu salah satunya adalah pandai menempatkan prioritas pekerjaan dari waktu kita yang terbatas.

    Bagi teman-teman Freelancer yang fokus untuk meluncurkan StartUp, menempatkan prioritas pekerjaan tidak hanya untuk mempercepat pencapaian target, melainkan juga menjadi pemicu semangat.

    Social media hendaknya kita fokuskan untuk beberapa keperluan yang kita anggap penting saja, selebihnya biarkan saja; contohnya hanya eksis di satu atau beberapa social media. Sehingga waktu yang lainnya bisa kita gunakan entah itu untuk melakukan kegagalan demi kegagalan yang begitu berharga dan hal lainnya sesuai prioritas pekerjaan kita tadi.

    Tapi pengaturan waktu juga merupakan seni. Terserah kita mewarnainya.

  3. Pingback: Link Minggu Ini #2
  4. Fokus dan memilih media sosial yang paing tepat sesuai dengan kebutuhan. Mengenai waktu, dalam benak saya, itulah satu-satunya mata uang yang berlaku di dunia media sosial. Dan menurut saya, waktu yang diperlukan mungkin pararel dengan sejauh apa kita ingin eksis atau seperti apa service yang bisa diberikan kepada friend, follower, peminat brand, customer, calon customer atu publik pada umumnya. The secret of social media is; that it is not about you, your product or your story. It’s about creating value for the communities.

Comments are closed.

Comments are closed.