Google Buzz: Apa Maknanya Bagi Google?
Ah, sebenarnya saya sedang tidak ada topik menarik untuk diobrolin. Satu-satunya yang sedang hype adalah Google Buzz, mengalahkan dukungan XMPP di Facebook Chat. Saya yakin beberapa dari kita masih banyak yang garuk-garuk kepala mencoba mencari tahu apa sih sebenanrya Google Buzz itu. Apakah ada hubungannya dengan Google Wave yang telah kita lupakan? Mari berspekulasi liar di sini
Redefining Inbox
Inbox menjadi salah satu tempat yang pasti kita kunjungi minimal sekali sehari. Setelah itu kita akan berpindah ke feed reader, dan situs-situs social network. Bagaimna kalau kita tak perlu melangkah keluar dari inbox? Semua updates bisa kita lihat dari inbox, sejauh satu klik saja. GMail kini menjadi one-stop shopping untuk mengupdate informasi dari berbagai sumber. Sebenarnya belum sepenuhnya menjadi one-stop shopping, namun arahan ini sepertinya tak jauh lagi di masa depan.
Google Buzz juga membungkus semuanya dalam e-mail. Mirip dengan kondisi di Unix yang menganggap semua hal adalah berkas. Bagaimana bekerja dengan e-mail? Sederhana saja: baca, jawab, forward atau abaikan. Tak perlu menarik, semuanya akan didorong ke inbox. Sit down and relax.
Remember Wave?
A product without users is a product without future. Wave bisa jadi salah satu produk terkeren dari Google (dengan perspektif di balik layar). Namun produk ini tidak akan bisa berevolusi menjadi produk yang benar-benar bermanfaat jika tidak bsia memahami pola pemanfaatan dari berbagai macam jenis pengguna. Wave terlalu kompleks bagi sebagian besar non-geek. Padahal salah satu konsep utilisasinya tak jauh berbeda dari update status di Facebook atau Twitter.
Google Buzz bisa jadi adalah teaser untuk menarik kembali para pengguna internet supaya mengetahui manfaat Wave. Dengan konsep yang disimplifikasi, Google Buzz menjadi tangga pertama menuju Google Wave. Atau, Google Buzz mungkin dibuat dengan protokol Google Wave tanpa mengimplementasikan beberapa fitur khas Google Wave seperti realtime editing.
Social Failure
Saya masih tak paham dengan algoritma Google dalam menentukan individu yang harus di-follow. Sejauh ini, auto-follow yang sudah diset Google beberapa waktu lalu di Google Reader sama sekali tidak relevan. Dan sayangnya, social graph ini dibawa juga ke Google Buzz. Alih-alih menambah value, Google Buzz justru memberikan pekerjaan baru untuk menyaring noise. Sepertinya bukan saya saja yang memiliki keluhan sama.
Karena Google adalah sebuah gudang resource yang technical dan academically savvy, Google kembali berkeinginan memecahkan masalah ‘social’. Google Buzz adalah iterasi ke sekian dari usaha Google untuk memahami misteri social graph dan social network. Namun sepertinya rumus Google masih bermasalah. Mungkin masih belum bisa menerjemahkan pola kelakuan dan berpikir manusia dalam model matematika yang representatif.
What else?
Bagaimana dengan user acquisition? Apakah Google Buzz sekedar taktik untuk menggaet pengguna masuk Google? Siapa yang belum memakai Google?
Atau Google Buzz ini soal data mining? Konten yang sebelumnya diciptakan di luar Google kini bisa masuk ke dalam gudang data Google dan bisa diasosiasikan dengan akun Google.
Apa teori Anda?
18 thoughts on “Google Buzz: Apa Maknanya Bagi Google?”
Mungkin utk membidik pasar masa depan. Drpd nyediain layanan email cm buat syarat ikutan fb ato twitter, napa ga sediain aja semuanya di email skalian. Klo utk saya yg tlanjur punya akun dimana2, saat ditawarin buzz, ya jawabannya no thanks, tp klo newcomer di net atau geek, mungkin beda jawabannya. Lagian tiap tahun ada jutaan pengguna net baru dan itu adalah peluang.
Yang jelas, google save money, time & resources, gak perlu mulai dari nol seperti Wave, cukup menyaring dari 150 juta pengguna gmail dan terbukti efektif, kalau suka berhepi2 rialah dengan buzz kalau tidak tinggalkan & lupakan, tetap ngetwit, semua yg di gBuzz saya suka kecuali :
1. Gak ada efektifnya connect ke twitter karena sinkronisasinya lelet
2. Mailbox saya jadi penuh baik di PC dan BB jadi gak tau mana email yg asli (google harus bertanggung jawab nih)
3. Lagi nyari yang gak suka lagi nih, rada sulit
Bagaimana dengan teori “serangan balik” terhadap Facebook Webmail yang mengancam Gmail? http://bit.ly/ks-buzz
Rasanya blm sejauh itu… soalnya wave yang ada blm optimal makanya alasan kedua pada artikel diatas rasanya lebih tepat.. tapi namanya juga prediksi .. bisa jadi FB mail
saya belum mencobanya dan rasa-rasanya nilai lebihnya tidak terbaca jelas
Teori saya sederhana aja, mereka mau menyaingi Facebook, atau bahkan mau menciptakan sesuatu yang revolusioner seperti Facebook.
Saya juga heran kemarin saya lihat di email, kalau mau mengalahkan facebook, kayaknya tanggung dech.
Yang terasa oleh saya, Google Buzz membuat pengecekan email menjadi lebih menguras waktu dari yang sebelumnya 🙁
anyway, UInya juga sangat tidak asik sekali.
Setidaknya buzz jadi lebih mudah dimengerti.. sebelum lebih jauh dengan wave tentunya
Business model Google dari dulu nggak pernah berubah: how to increase time spent online. Google nggak perduli apakah kita ngeblog di Blogspot atau WordPress, pakai Chrome atau Firefox, nonton di YouTube atau Vimeo. Yang penting kita berlama-lama di internet.
Setiap market yang Google masuki, ada dua kemungkinan: produk Google jadi market leader (YouTube, search) atau tidak (Chrome, Gmail). Tapi yang pasti, kompetisi akan meningkat dan pada akhirnya konsumer yang diuntungkan dan pengalaman berinternet jadi semakin nyaman.
Faktanya pengguna internet spend a lot of time in social networks. Facebook dan Twitter pegang peranan penting sekali di hidup banyak orang. Masuk akal sekali untuk Google masuk di area ini.
Enaknya cuma karena ga usah keluar gmail. Dah itu aja.
1. dengan g buzz saya sendiri masih bingung…tapi bisa jadi mau ngikutin mas twitter atau malah mau coba nggusur?
Mungkin ini hanya sekedar mainnanya google di dunia social untuk yang kesekian kalinya.
Google adalah company yang sangat “fail fast” minded. Mereka release produk cepat, kalau ada problem, patches are coming quicker than you can say “quick”. Dan filosofi tersebutlah yang membuat mereka merajai dunia online untuk sekarang ini.
Tapi for some reason, google kurang adaptif di dunia social. Seperti yang Toni bilang, pengguna Wave tidak banyak. Social media Orkut pun hanya terkenal di Brazil dan India (kalau tidak salah ingat). This might very well be just another stab.
Kalau motivasinya sendiri, mungkin artikel ini bisa sedikit menjelaskan: http://mashable.com/2009/07/11/google-equation/
Singkatnya, Google equation => users spend more time on the web = more money
Dan kalau equation tersebut diintegrasikan dengan http://dailysocial.net/2010/02/09/kemanakah-facebook-akan-melangkah/artikel dari dailysocial dan artikel di blog ini yang sebelumnya (mengenai apakah Google seharusnya takut akan Facebook), maka Google sepertinya ingin mengambil time share dari social media yang ada (terutama facebook).
Buzz mungkin adalah the simplest step yang mereka ambil untuk ke depannya (seperti yang Toni bilang, mungkin pancingannya ke arah wave?). Tapi yang jelas mereka ingin membuat sejarah yang berarti di tanah social media (since the predecessors weren’t so successful) dan mengambil timeshare.
dengan adanya google buzz ini, maka semakin banyak orang menjadi stalker 😛
*berlalu*
kayaknya sih gatel juga sama keberhasilan twitter dan facebook..jadi pengen ngerasain kuenya social media juga…
Buzz, gak bisa dibuka di BB yah?
sepertinya teknologi/protokol wave yang digunakan. Karena resistensi masyarakat online terlalu besar dan interoperabilitynya dengan aplikasi lain juga akan benar benar bermasalah.
Dan selain itu, google juga sudah merekrut mereka yang expert di dunia social internet.
Anyway, Ada orang sok tahu yang posting tentang google buzz di http://b2l.me/gj5qq Sok-sok ngerti gimana ke depannya.
buzzz…. belom ngerti nich..
mencoba memahami dari sini akh
Comments are closed.