How Narrow is Narrow?
Berangkat dari fakta bahwa dalam persaingan kita tidak akan pernah menguasai pasar sepenuhnya (kecuali monopoli, yang sudah tidak ada lagi persaingan.), kita berusaha bergeliatan mengatasi keadaan. Dalam dunia internet, kita juga tidak bisa membuat suatu layanan yang memuaskan semua orang, dari berbagai kalangan dengan berbagai macam minat.
Oleh karena itu, salah satu cara adalah dengan mempersempit topik atau pasar, dengan kata lain melakukan segmentasi. Dari begitu banyak topik yang bisa dibahas dalam suatu surat kabar, kita mempersempit pilihan kita pada suatu topik, atau industri.
Dengan topik yang lebih sempit, kita mempunyai beberapa keuntungan. Satu di antaranya adalah kita bisa menarget komunitas niche. Dengan cara ini kita bisa menyesuaikan bahasa (marketing) kita dan menitik-beratkan pengeluaran biaya iklan.
Memilah Topik / Industri
Misalkan saja kita memilih topik / industri otomotif. Dalam industri ini, masih banyak pasar-pasar yang lebih kecil, yang masih bisa disegmentasi. Misalnya kendaraan roda empat, dan kendaraan roda dua.
Kendaraan roda empat masih bisa dibagi lagi menjadi beberapa segmen, seperti luxury cars, compact cars, family cars, SUV, Trucks, Pick-Ups, atau Classic cars.
Begitu juga dengan kendaraan roda dua, juga mempunyai beberapa kelompok tersendiri. Misalnya, scooter, motor bebek, roadster, motocross, Harley-Davidson, moto gede, dan juga motor klasik.
Segmentasi Berdasarkan Pemirsa
Segmentasi di atas masih sebatas produk saja. Bagaimana dengan tipe pemilik kendaraan tersebut? Beberapa orang mungkin membaca majalah untuk melakukan riset pasar, sebelum memutuskan untuk membeli mobil yang mana.
Kelompok kedua adalah golongan montir akhir pekan, alias gemar utak-atik mesin.
Kelompok terkahir adalah kelompok maniak, alias tidak pernah kelewatan berita mobil terbaru, meskipun tidak selalu turun di bawah kap mesin. Berita apapun, mulai dari kendaraan terbaru sampai mobil-mobil yang masih dalam tahap konsep, diketahuinya dengan cermat.
Sudut Pandang Pemasang Iklan
Kita mulai memasuki sudut pandang pemasang iklan. Sebagai penyalur kendaraan mewah, mereka lebih memilih untuk tidak memasang iklan ke pembaca dengan kelas mobil ekonomi. Mereka merasa eksklusif dan berusaha membedakan diri dan menjauhi saturasi yang sifatnya membuat barang mereka menjadi kelas yang lebih umum.
Penjual aksesoris mobil yang import langsung dari Jepang, juga merasa bahwa majalah umum bukanlah target market mereka. Mereka lebih memilih ke kelompok yang lebih kecil, namun sudah pasti tahu modifikasi luar dalam.
—-
Saya yakin, dari produk atau layanan yang sedang Anda geluti, tentunya mempunyai masalah segmentasi yang serupa. Yang jadi pertanyaan adalah apakah kita cukup sempit? Atau bahkan terlalu sempit?
Hal kedua adalah bagaimana kita seharusnya melakukan pendekatan akan masalah segmentasi ini? Mulai dari produk yang kita buat? Dari sudut pandang pemasang iklan, atau prospek bisnis? Atau dari sisi jumlah permirsa yang ada?
—-
Satu hal yang saya catat, angka penetrasi pengguna internet di Indonesia hanya 13%. Dilihat dari jumlahnya, termasuk besar, namun tidak begitu rapat. Nah, bila kita mempersempit diri kita, bukankah malah lebih susah dengan pasar yang kecil/jarang ini?
4 thoughts on “How Narrow is Narrow?”
Menarik topikya. Buku The Long Tail dari Chris Anderson bagus sekali membahas topik ini. Meminjam pengetahuan dari buku ini, ada tambahan dari saya untuk artikel di atas. Strategi bisnis “narrow” tidak mutlak untuk sukses. Kalau model bisnis kita tidak “narrow”, yang harus ada untuk customer kita adalah mekanisme filter untuk menemukan topik/barang yang narrow tersebut. Contohnya search box di Amazon.com bisa menemukan barang yang kita cari. ATau tagging di engadget.com bisa membawa kita ke gadget yang dicari.
Pnates kok perasaan masih ada hawa hawa the long tail. 😀 . Ketika sudah terlanjur memulai dan melupakan satu atau dua point, kiranya apa yang akan terjadi?
menjawab pertanyaan yang kedua,
bagaimana kita seharusnya melakukan pendekatan akan masalah segmentasi ini?
Pribadi, dimulai dengan kebutuhan org banyak, kedua dengan pendekatan komunitas
Mulai dari produk yang kita buat?
Awalnya bisnis internet dimulai dar konten, selanjutnya bisa mengarah ke produk tapi biarkan saja. jangan terlalu by design.
Atau dimuali dari produk yg mengarah ke b2b seperti pelatihan migas misalnya
[bagaimana kita seharusnya melakukan pendekatan akan masalah segmentasi ini?]
Pribadi, dimulai dengan kebutuhan org banyak, kedua dengan pendekatan komunitas
[Mulai dari produk yang kita buat? ]
Awalnya bisnis internet dimulai dar konten, selanjutnya bisa mengarah ke produk tapi biarkan saja. jangan terlalu by design.
[bukankah malah lebih susah dengan pasar yang kecil/jarang ini?] kalau begitu pilih yang lebih besar ajah, walaupun tetap sulit karna kompetitornya terlalu luas
13% sbenarnya lumayan. Klo dikerucutkan lagi, diusahakan ke segmen kecil dgn pertumbuhan tinggi. Klo kecil n selamanya tetap kecil ya pedih, pa lagi segmen kecil yg lantas punah.
Comments are closed.