Why Mobile App Matters?

Why Mobile App Matters?

Saya bertanya-tanya apa saja faktor yang membuat mobile app bisa booming dan seksi. Apakah layarnya yang lebih lebar daru generasi terdahulu? Resolusi yang lebih manusiawi dan kekuatan komputasi yang sekelas PC 2-4 tahun lalu?

Terlepas dari faktor perkembangan perangkat keras yang menyusun sebuah smartphone atau perangkat bergerak lain, tampaknya ada beberapa hal lain yang turut punya andil.

What you type is what you search.

Salah satu faktor besar yang membuat aplikasi bergerak menjadi populer adalah efektifitas alur kerjanya. Dimulai dari sebuah launcher yang mengeliminasi proses pengetikan URL, pengguna biasanya langsung disambut dengan daftar aksi yang straight-forward. Bisa berupa sebuah kotak teks untuk mencari atau menambahkan data. Atau daftar data dalam jumlah yang tidak banyak per-halaman. Proses input menjadi output dibatasi dalam 2-3 langkah saja.

Empty space problem.

Alur kerja yang efektif dari aplikasi bergerak terbentuk karena screen estate yang terbatas. Luas layar 3″ dengan resolusi tinggi tampaknya jadi pilihan yang pas bagi perangkat bergerak. Pengembang aplikasi jadi punya kanvas yang tidak terlalu kecil (ingat luas layar dan resolusi perangkat bergerak tahun lalu) untuk menempatkan antarmuka yang ramah terhadap pengguna. Semua aksi tidak dibungkus ke dalam menu namun diletakkan untuk memberikan pengalaman yang intuitif.

Lalu kenapa aplikasi web (desktop) tidak sepopuler dan seksi aplikasi di perangkat bergerak? Web punya dimensi kanvas yang luas. Seringkali kita terjerumus untuk berusaha memenuhi area kanvas yang kosong. Hal ini berujung pada banyak elemen antarmuka aplikasi yang ditempatkan tidak semestinya dan tidak berfungsi dengan benar.

Getting Things Done.

Dimensi layar yang tak terlalu kecil namun tak terlalu luas membuat pengembangan antarmuka didefinisikan ulang. Proses definisi yang sukses menuntun kita pada alur kerja yang efisien. Fokus dibatasi hanya pada satu kegiatan saja untuk setiap cabang alur kerja. Akibatnya produktifitas kita secara rata-rata bisa meningkat karena semakin banyak output yang bisa dihasilkan dalam waktu tertentu dibandingkan dengan proses kerja di perangkat lain.

Seperti yang bisa kita lihat, paradigma pengembangan dan kareakteristik aplikasi perangkat bergerak ini turut dibawa ke perangkat dan platform baru yang sedang berkembang. Connected TV (dalama artian terhubung ke internet) akan banyak merasakan manfaat dari pelajaran yang kita dapatkan dari perkembangan aplikasi perangkat bergerak. Tentu saja tidak semua hal dari aplikasi perangkat bergerak bisa diterapkan pada aplikasi connected TV. Ada faktor besar yang menjadi pembeda yakni: dual view. Dalam kosep connected TV, pengguna ada punya dua view yang tersedia bersama-sama. Satu untuk melihat konten utama (eg: film, program TV) dan satu lagi view untuk menyuguhkan nilai tambah berupa aplikasi. Pastinya: Fun time ahead.

Menurutmu apa yang membuat aplikasi perangkat bergerak menjadi penting dan turut menentukan perkembangan platform lain di masa depan?

Foto Copyright All rights reserved by pinkjay

9 thoughts on “Why Mobile App Matters?

  1. Urung beli Android, malah beli Wii.

    PS: komentar pertama ini meniru model di ChickenStrip supaya tidak ada yang pertamax. Sekaligus memberikan bumbu tambahan supaya jadi gurih dan tidak menakutkan.

  2. ngomongin di indonesia, mestinya harga ikut bicara.
    Mobile internet baru bener2 booming bukan gara2 blackberry atau android, tapi Nexian dan hp2 murah lainnya yg ada embel2 bisa facebook.
    Kecuali set top box (atau divais lain) bisa murah mungkin penetrasinya bisa kayak henpon.
    Pasti asik juga punya kulkas yang melek jejaring sosial, ngerti makanan apa yang lagi in di gourme.com, terus kita bisa search resepnya.
    Dari sisi vendor, mungkin bisa dibuat mesin cuci yg always connected (lewat icon+ atau gprs) dan bisa ngirim data2 pemakaian mesin cuci oleh pelanggan buat R&D.

  3. saya stuju tulisan diatas, pertanyaannya adalah apa semua point tersebut berlaku untuk hp sekelas nexian, huawei dan sekelasnya? *sorry soalnya mereka merajai pasar lokal dengan target market menengah kebawah mereka*.

    Kalo tulisan diatas ditujukan untuk pangsa global mungkin lain urusannya hehehe..

    1. @mustafa kemal
      Hape kelas bawah akan segera obsolete. Komponen-komponen lama akan segera punah dan komponenen-komponen baru akan hadir dengan harga lebih murah daripada spek lama. Bikin hape dengan spek cupu bakal jadi lebih mahal daripada bikin smartphone.

      Everybody will have touch phone 🙂

  4. sekarang kok updatenya lama banget ya….
    apakah karena sungai idenya agak kecil alirannya atau apakah karena kesibukan abang abang nih…
    nunggu post update dot com

    1. @Sriyono Suke
      Ibarat startup, ide itu selalu ada tapi takes effort untuk mengimplementasikannya. Hihihih *ngeles*

      Terimakasih untuk reminder-nya. Mudah-mudahan jadi artikel bisa sesering dulu. Sehari sekali.

  5. Klo melihat perkembangan pc ke model tablet, kayaknya aplikasi yg bakal berkembang di situ lebih cocok dari jalur smartphone drpd dari
    pc berkeyboard meski layarnya sama leganya.

  6. Dari sisi network, akan berkembang ke 4G Long Term Evolution (LTE) beberapa operator di Indonesia sudah trial. Tentunya dengan kecepatan upload dan download yang super cepat tersebut, perlu ada mobile content yang bagus dan berkualitas.

    Saya yakin, developer Indonesia tidak kalah dengan luar.

Comments are closed.

Comments are closed.