What Is Your Business Again?
Adalah mudah untuk kehilangan fokus. Saya bahkan agak lupa dengan apa yang hendak saya tulis sekarang dan justru berpikir keras kapan saya akan memuter Patience dan apakah saya harus memakai earphone atau tidak. Tadinya saya cuma berniat untuk nge-blog.
Yang ingin saya bicarakan tentang fokus terkait dengan satu pertanyaan penting yang ditekankan dalam, err, entah oleh Clay Shirky (Cognitive Surplus) atau Jeff Anderson (What Would Google Do). Dalam setiap saat di perjalanan produk Anda, harus selalu ditanyakan pada diri sendiri: what is your business? Dang, I left my WWGD in the office.
Begini deh contohnya, mudah-mudahan tidak meleset jauh. Coba ingat kembali pada produk yang sudah atau sedang Anda kembangkan. Berapa kali Anda merasa mendapatkan ide cemerlang tentang bagaimana produk tersebut akan jadi pada akhirnya atau kemana produk tersebut akan dikembangkan. Oh, berjuta ide! Kanan, kiri, atas dan bawah. Terkadang kita jadi lupa pada ide orisinalnya. Lupa pada inti masalah yang akan diselesaikan oleh produk tersebut. Is it a camera or is it a phone? Dan ketika kita turuti ide tersebut, kita berujung pada bloatware yang tak bisa menyelesaikan masalah apapun dengan benar. Jika beruntung, mungkin masih bisa disebut half-assed.
Kita selalu menyukai mencoba hal-hal baru. Menjawab teka-teki adalah hasrat terpendam kita. Oleh karena itu tidak heran saat pengunjung situs kita sudah menjadi angka tertentu, kita ingin memasang iklan. Sejatinya, kita sedang ingin menjawab teka-teki tentang monetisasi. Sementara saat sepi, kadang kita tak segan membeli iklan di Facebook atau bertukar sederet banner untuk mendapatkan pengunjung. Oh, ada yang ingat trafficswarm? traffic365? dammit, rasanya mereka itu satu perusahaan deh. Yet, we, err I, applied to everyone of them.
What was your business again? Apa yang hendak kamu selesaikan. Facebook, dalam The Social Network, menjawab teka-teki tentang apakah seseorang sudah punya pacar? Film apa yang disukainya? Ikut partai mana? Hal apa yang bisa diobrolkan saat pedekate? Apa yang tabu saat pedekate. Dan Facebook tidak bergeser jauh dari teka-teki ini. Tidak dalam tahun-tahun awalnya.
What was your business again? Facebook bilang: cool business. Facebook tidak memasang iklan karena popup dan jenis-jenis iklan saat itu sifatnya terlalu mengganggu. Facebook menemukan konsep iklannya sendiri. A cool ad platform. Kecil, di tempat yang tak menghalangi konten utama dan bisa kita vote down jika tak cocok dengan kita. Facebook mengubah iklan menjadi informasi, dengan memakai berbagai kriteria segmentasi. Cool for facebook users and very effective for advertisers.
Hei, hei! Sedang apa kamu? What was your business again?
PS:
Happy Monday peeps!
8 thoughts on “What Is Your Business Again?”
kalau di start-up ide2 itu mungkin bisa disamakan dengan fitur2
dari pengalaman gue pribadi, kebanyakan start-up masih blom berani menentukan fitur jagoannya, masih berpikir, “jangan cuma satu, nanti user pasti butuh ini, butuh itu, eh ini lagi tren loh dll” akhirnya malah jadi fitur fetish π
perlu keberanian memang untuk fokus dan mengingat kembali, kita ini sebenernya mau ‘nusuk’ area yg mana sih?
just stick to the original plan and don’t mess it up! grow boleh tapi make sure core fitur yg kita jagoin itu harus bagus dulu, not all at once! latah!
good article Ton! π
Simple bicara soal traffic saya juga memanfatkan pengelola driving traffic semacam itu umumnya semua client senang toh mereka mengimginkan traffic sampai akhirnya mereka sadar the value of targetted traffic.
Facebook, facebook…social nrtwork. Hmm saya sepakat dengan cool bisnisnya. Banner / ad haruslah yang mampu berinteraksi meskipun dengan sajian heatmap yang tidak sebesar komposisi aktivitas facebooker.
Jadi berpikir apa mas toni juga sempat terpikir untuk memonetasi dengan cara yang lebih elegan. Lebih dari sekadar pop up menggangu tentu bukan dlm bntuk flash juga..
Great article Ton! I have to admit that sometimes it’s very easy to stray away from our products original purpose, especially if it’s made by a bunch of kids (well 20 year olds) without supervision. But sometimes it’s the stray away features that became the superstars (i like flickr’s example).
Sometimes people focus too much on the product, for me what important is the purpose behind the product. One of my fetish is reading company’s mission statement, that one-liner that describes what is your company trying to deliver.
Google: to organize the worldβs information and make it universally accessible and useful
Wikipedia: to empower and engage people around the world to collect and develop educational content under a free license or in the public domain, and to disseminate it effectively and globally
Netflix: delivering entertainment (don’t remember exactly)
Note that none of them state anything about product. At Urbanesia’s office I put our purpose on top of our Aqua dispenser, so that we always remember why we, these bunch of 20 year olds (well plus some 30 year olds but with young spirit :p) wake up and work for π
ngngngngn..saya maunya punay blog pribadi yang punya pengunjung 1000orang perhari π
Pantesan FB laris manis tanjung kimpul Mark bikin sirik ajah deh –> “Facebook bilang: cool business. Facebook tidak memasang iklan karena popup dan jenis-jenis iklan saat itu sifatnya terlalu mengganggu. Facebook menemukan konsep iklannya sendiri. A cool ad platform. Kecil, di tempat yang tak menghalangi konten utama dan bisa kita vote down jika tak cocok dengan kita. Facebook mengubah iklan menjadi informasi, dengan memakai berbagai kriteria segmentasi. Cool for facebook users and very effective for advertisers.”
mine will be delivering business opportunity i guess π
coba terus fokus, tapi juga terus belajar unuk layanan plus π
Comments are closed.