Ketika Facebook Jadi Membosankan, What Is Next?
Facebook dan Twitter tak akan jadi tren abadi. Mau tak mau, mereka pasti akan menemui nasib seperti Friendster saat muncul produk baru yang lebih seksi dan menarik.
Facebook dan Twitter tak akan jadi tren abadi. Mau tak mau, mereka pasti akan menemui nasib seperti Friendster saat muncul produk baru yang lebih seksi dan menarik.
Kesuksesan Twitter tidak bisa lepas dari peranan aplikasi pendukung. Bahkan Twitter bisa diibaratkan sebagai layanan infrastruktur yang tidak bisa memasang tarif. Apakah Twitter bisa lepas dari permasalahan ini?
Kolaborasi adalah hal yang sudah terbukti bisa memberikan hasil lebih dari kerja sendiri. Wikipedia jadi bukti tak terpungkiri dari kolaborasi tingkat global. Twitter juga merupakan fenomena kolaborasi online, walau tidak punya arahan khusus seperti Wikipedia. Twitter membuat semua orang bisa berkomunikasi tanpa batas pada tempat yang sama yang pada akhirnya bisa digerakkan untuk membentuk output tertentu.
Facebook telah mengadakan banyak perubahan dengan fitur publishernya, sehingga semakin mirip seperti Twitter. Apa dampak dari twitterfikasi tersebut?
Pernyataan “keblinger” sepertinya agak berlebihan. Harus diingat juga bahwa blogger adalah early adopters. Mereka pasti akan mencoba semua hal baru, termasuk di dalamnya adalah microblogging dan social media. Jika memang media baru ini bermanfaat tentu saja mereka akan memakainya, dan bahkan merekomendasikan pada pembacanya.
I’m a Scoble believer, I’ll stick with web 2010. jadi apa kira-kira bentuk web 2010? Dugaan saya sih web semantik. Demand ke arah ini sudah ada sejak lama. Dan kini teknologi pendukungnya mulai bermunculan. Wanna know?
Berita tentang Yahoo! Meme, sebuah microblogging service yang diklaim mirip Twitter, membuat saya bertanya-tanya? Kenapa meniru? Kenapa harus diluncurkan di Portugis? Mari kita coba cari tahu jawabannya.
Produk atau layanan yang memenuhi kebutuhan mendasar cenderung mempunyai tingkat kesuksesan yang tinggi. Dari beberapa contoh yang diberikan bisa kita liat beberapa produk/layanan yang selamat dari DotCom Bubble. Nah, Facebook & Twitter itu apakah juga kebutuhan?
Layanan jejaring sosial berbasis lokasi ini mengharapkan iklan lokal sebagai model bisnisnya. Bisakah diadopsi secara umum?
Twitter sebagai layanan web2.0 yang sedang diatas awan, masih belum menemukan model bisnis yang menghasilkan. Tentu saja ini jadi sasaran empuk perusahaan raksasa lainnya, seperti Google. Pantaskah?